BAB 12

900 82 22
                                    

"Apa aku boleh mampir?" tanya Minho.

Lelaki itu mencoba untuk mencairkan suasana, pasalnya dari tadi keduanya sama sekali tidak saling bicara.
Lebih tepatnya, taeminlah yang mulai menghindari konversasi yang coba minho bangun.

"Lain kali saja" jawab taemin cuek.

Taemin baru akan membuka pintu mobil, namun minho buru-buru menahannya.

"Ayolah, sebentar saja oke?"

Minho nampak memohon, taemin yang sudah enggan untuk berlama-lama berada dalam satu mobil bersama minho, hanya mengangguk tanpa adanya niatan untuk menatap mata lelaki bermata elang itu.
Mendapat persetujuan dari taemin hati minho pun merasa amat senang hingga membuatnya tersenyum lebar.






.









Para maid menatap kagum pada sang majikan yang saat ini tengah berjalan berdampingan dengan seorang lelaki jangkung nan tampan, keduanya benar-benar terlihat serasi.

Sesampainya di ruang tengah taemin mempersilahkan minho duduk, taemin pun meminta seorang maid segera menyeduhkan secangkir kopi untuk minho. Namun minho menolak, dan meminta taemin yang melakukan hal tersebut.

Taemin mendengus kesal, dengan berat hati ia melangkah menuju dapur. Sekarang bagi taemin diam adalah emas, asalkan minho cepat lenyap dari hadapannya.
Ia sangat sangat dan sangat berharap minho lekas pulang.
Moodnya benar-benar buruk hanya dengan melihat wajah tampan minho.

Beberapa menit kemudian taemin kembali keruang tengah dengan sebuah nampan yang diatas nya terdapat secangkir kopi panas. Langkah taemin seketika terhenti saat melihat siapa yang sedang berbincang bersama minho saat ini.

Lelaki paruh baya itu adalah Lee Jongsuk, ayahnya.
kenapa mereka berdua terlihat sangat akrab? Pikir taemin.

Tidak ingin ambil pusing taemin kembali melangkahkan kaki jenjangnya ketempat dimana minho dan ayahnya berada.

"Cepatlah minum, lalu pulang" ketus taemin pada minho.

Lee Jongsuk mengamati sang buah hati dengan tatapan lembut,
Ia begitu bangga pada taemin saat mendengar cerita minho tentang anak sulungnya itu.
Dan mengetahui bahwa taemin tengah dekat dengan minho, jongsuk benar-benar merasa senang.
Ayolah, lelaki itu adalah Choi Minho. Sang billionaire muda yang tampan dan menjadi idaman para kaum hawa diluar sana.

"Jadi apakah ini semacam kunjungan atasan ke kediaman sekertarisnya?" goda jongsuk.

Minho hanya tersenyum kikuk sementara taemin, ia malah menatap ayahnya dengan tajam.

"Atau kunjungan seorang lelaki ke kediaman kekasihnya?"

Taemin menghiraukan ucapan ayahnya, kemudian ia berbalik dan kembali berjalan menuju dapur meninggalkan dua orang lelaki berbeda usia itu.

"Kau harus sabar untuk menghadapi sifatnya itu minho"

Minho mengangguk sopan, jujur saja saat ini ia merasa sedikit canggung berhadapan dengan ayah taemin.

"Kalau begitu aku tinggal dulu, masih banyak yang harus aku kerjakan"

"Ah, tentu saja Tuan Lee"

Jongsuk tertawa keras, membuat minho semakin gugup.

"Jangan terlalu formal, kau bisa memanggil ku paman"

Jongsuk bangkit dari duduknya dan menepuk bahu minho sekilas setelah itu ia berlalu begitu saja.











.













Taemin mendesah lega saat segelas air putih melewati kerongkongannya yang terasa begitu gatal dan kering.

(2MIN SG) I Need My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang