Tesla pov 🔰
Ini hari pertama gue masuk sebagai kelas dua belas di SMA Jaya.
Gue udah terima nasib masuk sebagai anak ipa. Walau masih tidak sedikit ikhlas. Namun tetap di jalanin. Dan ada buktinya kalau gue ngejalanin dengan tidak ikhlas.
Nilai gue nurun!
Gue ranking tiga puluh dari tiga puluh satu siswa.
Hahaha! Bodoh kan gue?!
Situ susah wooy!
Gue bandingin nilai gue dengan anak ipa lain, lebih tinggi nilai gue dari siswa yang dapat ranking empat!
Tapi gak apa-apa gue tetap sabar. Buktinya gue masih jomblo sampai sekarang.
"Kangeeenn,"
Tiba-tiba teman atau lebih tepatnya sahabat gue meluk gue gitu aja. Baru aja sampai main peluk-peluk aja nih orang.
"Jangan peluk-peluk ih! Gak muhrim." gue coba lepasin pelukan erat teman gue.
"Masih kangeeen. Udah lama gak ketemu sama lo."
"Gue tau! Tapi gak perlu dong main peluk-pelukan gini! Malu diliat orang ih!"
Setelah sekuat tenaga akhirnya teman gue itu lepasin pelukannya.
Gue ngehampirin teman sekelas gue yang lain. Mau nanya sesuatu.
"Alice! Kelas kita dimana?"
Pemberitahuan belum keluar kelas dimana tapi gue udah nanya. Gak papalah dia kan anak osis. Anak osis tau dimana letaknya.
Kami saat ini berada di mantan kelas kami. XI MIPA 1. Sebelum keluarnya pengumuman kelas baru, maka kelas ini masih milik kami.
"Noh di ujung. Paling belakang."
"Ha? Gak salah tuh?"
Wajar dong gue nanyain itu. Kelas gue kelas unggulan, biasanya diprioritaskan. Bukan pilih-pilih sih! Tapi itu kelas yang jauh di kantin dan bekas gudang. Ruangnya kosong! Gak ada apa-apa.
"Gue gak terima!" kata Alva. Orang yang nyelonong meluk gue tadi.
"Terima aja," ucap Tony. Yang kebetulan sekelas sama gue.
"Yaelah! Apaan sih ni kepsek. Masa kelasnya bekas gudang! Juga jauh dari kantin! Tambah kurus nih gue karna gak makan!" untuk pertama kalinya gue gak terima keputusan kepsek.
"Terima aja kali!"
Dia. Cowok yang gue suka dalam diam. Saat kelas sepuluh semester satu sih gue biasa-biasa aja sama dia. Tapi pas udah semester dua gue udah mulai punya rasa sama dia.
Dia itu pintar. Orangnya gak pelit. Kalau nanya soal pelajaran dia jawab sesuai kemampuannya. Dan gue suka itu. Namanya itu Kelvin Nikola.
Cuma satu yang gak gue suka dari dia. Dia itu PLAYBOY!
"Ngomong-ngomong aja. Gak usah pegang-pegang kali," dia gak megang gue. Cuma noyor kening gue aja. Gue nya aja yang sensitif hari ini.
"Bodo ah." lalu dia nyelonong aja pergi entah kemana.
Pernah dulu gue sempat patah hati ngedenger dia dekat sama cewek. Gue lupa namanya siapa. Saat itu dia bilang ke temen cewek gue "kirim salam sama 'dia' ya?" saat itu gue udah tau siapa yang dimaksud dengan 'dia'. Pacarnya. Tiba-tiba aja gue gak suka! Cemburu lebih tepatnya.
Dan juga gue ingat saat kelompok gue lakuin eksperimen biologi kerja kelompok gitu kerumah teman. Gue gak ingat eksperimen apa. Dan kebetulan gue sekelompok sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TESLA [On Going]
Teen FictionKata orang sih gue cantik, sampai-sampai gue bosen ngedengernya. Sebagian orang gue juga dikatai cuek. Bagi sebagian cowok-cowok yang gak gue respon. Tapi bagi gue sendiri gue itu gak cantik! Buktinya aja gue masih ngejomblo semenjak gue putus sama...