~
Beruntungnya dirimu yang di cintai.
Kau tau kenapa?
Karena kau tak tau lelahnya mencintai tanpa di cintai.
~Alva menatap Tesla dengan jengah. Seharian ini Tesla kelihatan galau bahkan sampai tidak fokus ketika guru menerangkan pelajaran dan Alva tidak tau penyebabnya.
Padahal Tesla sempat bersemangat ketika Alva menceritakan bahwa salah satu teman pacarnya tertarik dengan Tesla, bahkan Tesla sempat ngakak ketika Alva memperlihatkan bagaimana foto cowok itu.
Kata Tesla, cowok itu terlalu jelek. Ditambah matanya sipit. Membuat Tesla ngakak gak ketulungan.
"Temen lo kenapa?" tanya Neta. Cewek yang duduk tepat didepan Tesla. Alva dan Tesla mulai dekat dengannya semenjak kelas tiga, ketika cewek itu duduk di depan mereka.
"Gak tau." Alva mengangkat bahunya dan menatap Tesla dengan tatapan penasaran. "Lo kenapa, sih?" Alva menoel lengan Tesla. Membuat Tesla menatapnya tidak suka. "Serem amat, Buk Boss," Alva menggerutu.
"Ish, sialan!" Tesla berdiri dan menendang kaki meja dengan kesal. Meninggalkan Alva dan Neta yang melihatnya dengan bingung.
"Lo kenapa sih?!" Neta mulai sewot melihat kelakuan Tesla yang tidak jelas. Setelah menendang kaki meja, Tesla melangkahkan kakinya menuju cermin dan merapikan rambut sepunggung nya lalu kembali duduk di kursinya.
"Si 'Doi' gueee." adunya dan memasang tampang ingin menangis.
"Ada apa dengan 'Doi' lo?" Neta menaikkan sebelah alisnya dan melirik Alva yang mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Gue tau," ujar Alva membuat Neta menatapnya penasaran. "Palingan si doi dia udah punya pacar." lanjutnya santai dan membuka bungkus permen lalu memasukkan permen dalam mulutnya.
"Huwaaaaaa, gue galau." Tesla rasanya ingi mengumpat dengan keras pada Kelvin yang saat ini tertawa bersama teman sekelas mereka. "Kampret banget tuh orang. Suka banget PHP-in anak orang!" Tesla menggerutu dan memukul-mukul meja dengan buku karena gemas.
"Cantik-cantik bego." Neta berguman dan mendapatkan anggukan setuju dari Alva.
"Udahlah, move aja. Mending sama siapa tuh, siapa sih Va?" Neta memperbaiki posisi duduknya dengan membalikkan arah kursinya sehingga menghadap Tesla.
"Akhyar Ramadhan." Alva menjawab sambil memainkan ponselnya. "Nih," Alva menyodorkan foto seorang Akhyar Saputra.
"Lha, dia masih bocah?" Neta ketawa dengan keras sambil memegang perutnya. "Lo nawarin bocah ABG ke Tesla?" Neta menunjuk Tesla yang masih memasang tampang galau.
"Gak lah, bege. Dia itu seumuran sama kita." Alva menoyor kepala Neta yang masih tertawa keras.
"Iya sih, mending sama dia aja lah, La." ujar Alva dan melihat Tesla dari samping kirinya.
"Lagipula dia kan tertarik sama lo. Daripada nunggu yang gak pasti, ye kan? Cuma bikin nyesek!" timpal Neta dengan nada sarkasnya.
Neta memang selalu mengeluarkan sarkasnya ketika sedang kesal atau tidak menyukai seseorang.
"Si Akhyar gak ada nge-chat lo?" Alva melihat Tesla menggeleng lemah. Masih galau. "Padahal udah gue kasih WA lo sama dia," lanjutnya.
"Gimana mau nge-chat, gue aja gak ada paket." mendengar jawaban Tesla, Neta dan Alva langsung memukul kepala Tesla menggunakan buku dengan serempak. Membuat Tesla mengaduh dan menatap mereka tajam.
Neta dan Alva kompak cengengesan dan bergegas keluar kelas karena bel sudah berbunyi dari tadi. Membuat Tesla ingin mengamuk ketika di tinggalkan sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
TESLA [On Going]
Ficção AdolescenteKata orang sih gue cantik, sampai-sampai gue bosen ngedengernya. Sebagian orang gue juga dikatai cuek. Bagi sebagian cowok-cowok yang gak gue respon. Tapi bagi gue sendiri gue itu gak cantik! Buktinya aja gue masih ngejomblo semenjak gue putus sama...