~
Cowok juga sama kayak cewek.
Sama-sama gak suka di kasarin.
~Alva berjalan sumringah menuju mejanya dengan Tesla. Ia akan menggoda Tesla pagi ini. Pasalnya, Akhyar menyatakan perasaannya pada Tesla malam tadi. Bukan Akhyar yang melapor, melainkan Tesla yang menelponnya dan mengatakan Akhyar menembaknya. Namun bukannya menjawab, Tesla malah meminta waktu pada Akhyar karena mereka baru dekat selama dua minggu. Bukan alasan itu sih Alva berniat menggoda Tesla, melainkan Tesla yang menangis setelah Akhyar menyatakan perasaannya. Kata Alva ; "gue maklum aja, sih. Efek kelamaan jomblo mah, gini."
Neta yang melihat Alva senyum-senyuk ketika menatap Tesla menatap curiga pada dua orang itu.
"Gue kira, lgbt di Indonesia itu cuma hoax. Ternyata di depan mata gue sendiri memang benar adanya,"
Tesla dan Alva kompak mengangkat kepala mereka dan menatap Neta dengan pandangan bertanya.
Merasa dia dan Tesla yang dikatakan oleh Neta membuat Alva segera mengoreksinya, "gue normal,ya."
"Terus ngapain lo liat Tesla sambil senyum-senyum gitu?" Tanya Neta dengan tatapan selidik.
Tesla bergerak cepat dan melempar bukunya tepat mengenai kepala Neta. "Lo mikir yang bener aja! Gue masih takut masuk neraka, dasar geblek," gerutu Tesla kesal dan menghindar ketika Neta juga balas melempar.
"Cieee Tesla cieeeee," Alva memulai aksinya dengan mencolek lengan Tesla berulang-ulang.
"Apasih?" Tesla memandang kesal Alva namun pipinya bersemu merah dan bibirnya tersenyum. Dia tau apa yang akan dibicarakan oleh Alva.
"Apaan, Va? Tesla udah jadian sama si Akhyar?" Neta bertanya dengan kepo dan mendekatkan kursinya dengan meja Tesla.
Bel memang telah berbunyi dan guru yang mengajar di kelas mereka tidak masuk karena sakit. Dan juga guru tersebut tidak meninggalkan tugas. Oleh karena itu, kelas XII-MIPA-1 itu memiliki jam bebas namun tetap tak boleh keluar kelas dan tidak berisik.
"Gak, si Akhyar ngasih kado sama Tesla, yang isinya boneka," jawab Alva namun tak memberi tahu bahwa Tesla di tembak oleh Akhyar. Alva memberi kesempatan biar Tesla saja yang memberi tahu.
"Wah, boneka apa?" Neta menatap Tesla dengan minat.
"Doraemon," ucap Tesla sok cuek. Padahal dalam hatinya ia sudah berbunga-bunga mengingat perlakuan Akhyar padanya.
"Sebesar apa?" Neta masih dalam mode kepo.
"Lebih besar dari gue," boneka iu memang besar, bahkan Tesla kewalahan membawanya ketika memasuki rumah. Mamanya sampai heboh dan apesnya, sepupunya juga ada di sana. Mama dan kakak sepupunya itu bertanya-tanya siapa yang kasih kado. Mama bahkan bersyukur anaknya sudah punya pacar, Tesla membantah dan mengatakan itu dari temannya. Dan yang pertama kali yang membuka kado itu, adalah sepupunya dan membuat Tesla kesal.
"Aaa, gue juga pengen," kata Neta dan memeluk bukunya dengan gemas.
"Minta aja sama pacar lo," Neta memang sudah punya pacar. Satu sekolah dengan mereka.
"Dia pelit!" Sungut Neta. Alva dan Tesla tertawa dan mengejek Neta.
Tesla tak sengaja melihat Kelvin yang memasuki kelas. Entah darimana. Sebenarnya alasan Tesla belum menjawab perasaan Akhyar adalah Kelvin. Perasaannya pada Kelvin masih sama namun tak sebesar dulu. Oleh karena itu, ia belum menerima Akhyar. Ia takut hanya menjadikan Akhyar sebagai pelampiasan. Dan dirinya tak sejahat itu.
"Besok gue pergi jalan sama Akhyar. Lo ikut?" Tesla bertanya pada Alva. Kemarin Alva ingin double date. Oleh karena itu, ia mengatakannya pada Akhyar dan lelaki itu setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
TESLA [On Going]
Teen FictionKata orang sih gue cantik, sampai-sampai gue bosen ngedengernya. Sebagian orang gue juga dikatai cuek. Bagi sebagian cowok-cowok yang gak gue respon. Tapi bagi gue sendiri gue itu gak cantik! Buktinya aja gue masih ngejomblo semenjak gue putus sama...