Setelah kencan kemarin, Tesla selalu tersenyum sepanjang hari. Dia senang. Ternyata begitu rasanya di perlakukan oleh lelaki yang menyukai dirinya.
Dia dulu memang pernah dekat dengan banyak lelaki, namun tak pernah sampai jadian. Dan juga dia tak pernah pergi jalan dengan lelaki yang dekat dengannya. Yeah, bisa dibilang, ini pertama kalinya Tesla pergi jalan dengan lelaki.
Akhyar pada saat itu lumayan cukup asik untuk di ajak jalan. Akhyar juga tak melakukan hal di luar batas, hanya menggenggam tangannya saja. Lelaki itu tau bagaimana memperlakukan perempuan dengan baik. Akhyar selalu mendahulukan dirinya.
Tesla ingat saat itu, saat Akhyar merangkul bahunya, mencoba lebih mendekatkan dirinya dengan perempuan itu. Tesla yang tidak pernah sedekat itu dengan lelaki merasa risih dan menyingkirkan lengan Akhyar, membuat lelaki itu meminta maaf jika telah melakukan hal yang membuat Tesla tak nyaman. Bahkan saat ingin mengenggam tangan Tesla lagi, lelaki itu meminta izin.
Senyum Tesla terbit mengingat itu. Membuat dirinya gemas dan berteriak setelah menghadapkan wajahnya pada bantal.
Tesla kembali telentang saat mendengar dentingan keras ponselnya. Segera ia mengambil benda persegi itu dan mengerucutkan bibir ketika mengingat perkataan Alva. Saat ini dirinya sudah menjadi penikmat ponsel.
Tapi tidak apa-apa, ini demi masa depannya juga, kan?
Ternyata chat dari Akhyar. Mengingat Akhyar, lagi, Tesla ingat saat dirinya tak sengaja melihat Akhyar yang memainkan ponselnya saat mereka istirahat dari berjalan-jalan mengelilingi mall.
Saat lelaki itu menekan tombol home, Tesla tersedak minumannya sendiri saat melihat wallpaper Akhyar. Membuat Akhyar panik dan meletakkan ponselnya yang masih dalam keadaan menyala.
"Kok kamu ceroboh, sih?" Akhyar bertanya lembut dan membantu menepuk lembut punggung Tesla.
Akhyar yang hendak mengomel terpotong oleh suara Tesla yang masih menatap layar ponsel Akhyar yang terletak di antara mereka.
"Kamu jadiin foto aku wallpaper ponsel kamu?" Itu foto yang hanya berada di ponsel Alva. Saat itu ia hanya ingin mencoba kamera ponsel baru Alva itu. Dan sudah pasti, Alva yang mengirimnya pada Akhyar. Dirinya bahkan tak memiliki foto itu.
Mendengar pertanyaan Tesla, Akhyar segera mengambil ponselnya. "Gak boleh, ya?"
Tesla beralih pada wajah Akhyar yang menatapnya memelas.
Lucunya.
"Ya udah. Aku bakal ganti, kok." Tak mendengar jawaban Tesla. Akhyar menyimpulkan sendiri bahwa perempuan itu tidak suka saat fotonya dijadikan wallpaper ponselnya.
Mendengar nada bicara Akhyar yang merajuk, Tesla segera tersenyum. Menurutnya, ekspresi lelaki itu saat ini lucu sekali. Apa seperti ini sifat Akhyar yang sebenarnya?
Tapi saat dulu ia bertanya dengan Radit, sifat Akhyar tak seperti ini. Lelaki itu keras kepala dan tidak mempunyai sifat kekanakan begini. Apakah hanya di depan dirinya sifat Akhyar seperti ini?
Kalau iya, dirinya tersanjung.
"Boleh, kok." Ujar Tesla membuat kepala Akhyar menoleh cepat dengan mata berbinar.
"Kamu sifatnya emang begini, ya?" Tesla bertanya hanya untuk basa-basi karena ia sudah tahu sifat Akhyar dari Radit.
"Kalau sama orang lain, gak. Tapi karena kamu spesial, yeah, begini aku, apa adanya. Gak pa-pa kan kalau aku mengeluarkan sifatku yang gak di ketahui orang lain?" Akhyar tersenyum dan Tesla mengangguk membalas senyuman Akhyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TESLA [On Going]
JugendliteraturKata orang sih gue cantik, sampai-sampai gue bosen ngedengernya. Sebagian orang gue juga dikatai cuek. Bagi sebagian cowok-cowok yang gak gue respon. Tapi bagi gue sendiri gue itu gak cantik! Buktinya aja gue masih ngejomblo semenjak gue putus sama...