~0.2~

20 3 0
                                    

Bel masuk sudah berbunyi. Membuat semua siswa maupun siswi memasuki kelasnya masing-masing dan memulai pelajaran dengan khidmat. Karena hari ini kegiatan belajar mengajar sudah berajalan selama satu minggu.

Namun kelas XII IPA1 belum memulai pelajarannya karena guru yang mereka tunggu-tunggu belum juga memasuki kelas.

"Ga, jenguk buk Afna yuk. Liat nih anak-anak pada ribut semua," kata Kelvin selaku wakil ketua kelas kepada Rangga selaku ketua kelas.

Dan tanpa bicara apa-apa Rangga langsung bangkit berdiri dan menuju pintu kelas untuk ke kantor menjenguk buk Afna, guru Kimia.

Tesla yang melihat itu langsung berteriak pada temannya.

"Woy! Rangga sama Kelvin mau jenguk buk Afna!" dan itu membuat seisi kelas langsung menolehkan kepalanya ke arah Jony dan Kelvin.

Dani, selaku tukang rusuh di kelas langsung berlari menuju pintu dan menutupnya lalu berdiri disana menghadang jalan Jony dan Kelvin menuju kantor guru.

"Aduh Ga, gak usah jenguk deh. Nikmati waktu kita di sekolah yang tinggal sedikit lagi." ujar Dani sontak membuat seisi kelas dipenuhi tawa.

"Menikmati pale lu!" balas Rangga dan membalikkan badannya menghadap ke arah para penghuni kelas.

"Kita ini udah kelas tiga! Bakalan menghadapi ujian nasional! Kalau guru gak masuk kita gak akan dapat ilmu," lanjutnya mengasih wejangan kepada aggota-anggotanya karena dia seorang ketua kelas.

"Kan kita bisa belajar sendiri!" teriak Tesla kencang.

"Jangan sok-sokkan belajar sendiri deh lo! Di ajarin guru aja lo gak nangkep, apalagi belajar sendiri," kata Kelvin dan membuat penghuni kelas itu tertawa terpingkal-pingkal.

Dan itu membuat Tesla kesal. Tesla sudah mengatakannya sebelumnyakan? Bahwa ia ranking dua terakhir.

"Terserah lo! Lo kan emang pintar. Gak usah ngejek gue yang ogeb!" dengusnya sontak membuat kelas langsung terdiam. Tesla memang sensitif apabila sedang membicarakan ranking-nya. Karna menurutnya ia itu pintar. Eh! masuk kelas unggulan ia jadi bodoh karna saingannya lebih pintar-pintar.

Tesla segera bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu dengan cepat dan ekspresi kesal.

"Minggir lo!" teriaknya pada Dani dan membuat Dani refleks menyingkirkan tubuhnya dari pintu.

"Gue yang jenguk buk Afna!" teriaknya lagi dan menutup pintu dengan bantingan kencang membuat penghuni kelas mengelus dada karena terkejut. Teman sekelasnya tau bagaimana sifat Tesla itu. Gadis itu memang tidak mudah marah dan tidak mudah tersinggung, ya kecuali tentang rankingnya. Oleh karena itu, sekali nya Tesla marah atau kesal maka teman sekelasnya itu akan terdiam tak berkutik.

Dan tak lama kemudian Tesla kembali ke kelas tanpa buk Afna. Membuat teman-temannya yang berada di kelas mengernyit bingung.

"Mana buk Afna? Gak lo jengukkan?" sinis Kelvin kepada Tesla.

"Bisa gak sih lo jangan nuduh gue yang enggak-enggak?" balas Tesla sewot.

Memang, semenjak kelas satu Tesla dan Kelvin tidak pernah akur. Selalu saja ada yang mereka permasalahkan. Dan itu juga yang membuat Tesla mulai menyukai Kelvin. Karna sikap menyebalkannya. Dan tidak ada satupun yang mengetahui bahwa Tesla mempunya rasa terhadap Kelvin. Termasuk sahabatnya sendiri, Alva. Dan juga Kelvin, tentunya.

TESLA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang