Tesla sengaja berjalan agak jauhan dengan Kelvin. Iya. Saat ini ia pergi ke kantin, menerima ajakan lelaki itu.
Tesla mengamati punggung Kelvin dengan cermat. Ia berpikir, kenapa ia bisa suka dengan lelaki yang sering berdebat dengannya. Dengan lelaki yang tidak sepaham dengannya. Dengan lelaki yang selalu saja membuat dirinya kesal.
Tesla sungguh tak tau apa penyebab tumbuhnya rasa ingin memiliki pada Kelvin. Bukannya kege-eran. Tapi pemicu semakin timbulnya rasa itu kepada Kelvin karena Tesla sering kedapatan lelaki itu sedang menatapnya. Disengaja atau memang tak sengaja, Tesla tidak pernah tau. Yang ia tau, Kelvin menatapnya dalam diam.
Sebagai perempuan yang sudah lama menyandang status Jomblo, tentu saja Tesla merasa ada tatapan berbeda dari Kelvin.
Tesla itu perempuan yang tidak bisa terlalu dekat dengan lelaki. Dekat dalam artian berdiri ataupun duduk. Dia akan Baper walaupun lelaki yang duduk atau berdiri di sampingnya tidak melalukan apapun. Apalagi ada lelaki asing yang melirik ke arahnya. Ia akan percaya diri bahwa lelaki itu menyukainya.
Tesla payah soal lelaki dan Cinta.
Yang ia tau. Lelaki yang menatapnya lebih dari tiga detik itu berarti menyukainya. Kecuali saat presentasi di depan kelas. Ia tidak tau mendapat pronsip itu dari mana. Dan prinsip itu telah lama ia terapkan. Dan ia yakin Kelvin juga menyukainya. Sangat yakin.
Entah kenapa.
Mungkin karena Kelvin sering kedapatan menatapnya dengan tatapan berbeda.
Ada sedikit harapan saat Kelvin kedapatan menatapnya. Ada rasa bahagia membuncah dalam dirinya.
Lalu siapa yang disalahkan disini ketika rasa itu tumbuh di hati Tesla?
Tesla yang terlalu percaya diri atau Kelvin yang seolah memberi harapan.
"Cepet. Lama amat sih lo," Kelvin membalikkan badannya dan berseru pada Tesla yang berada jauh di belakangnya. Tesla hanya mendengus dan berlari kecil untuk mendekat pada Kelvin.
Sesampainya di kantin, Tesla hanya menatap tanpa minat jajan-jajan yang terpajang di sana. Tidak ada makanan yang di inginkannya di sini.
"Ambil aja sesuka lo. Gue bayarin." Tesla menatap Kelvin yang mengambil minuman dalam kulkas setelah mengatakan lelaki itu akan mentraktir dirinya.
"Katanya laper. Kok buka kulkas?" sindir Tesla dan mengambil asal jajan.
Kelvin nyengir. "Gue baru ingat," Tesla hanya menaikkan alis tak mengerti ucapan Kelvin. "Gue bawa bekal." lanjutnya yang membuat Tesla ingin menjitak kepala itu. Tapi dia sayang.
"Sini jajanan lo, biar dihitung. Gue mau ke kelas. Laper."
Tesla hanya merengut ketika Kelvin memasang wajah tanpa dosa.
"Yuk," Kelvin melangkahkan kakinya untuk kembali ke kelas namun terhalang oleh Tesla. Gadis pendek itu segera memberikan jajannya ke tangan Kelvin.
"Apa?"
"Bawain sekalian ke ke--"
"Ogah!"
"Gue mau ke---"
"Bawa aja sendiri,"
"Kelvin!"
"Iya-iya. Emangnya lo mau ke mana, sih?"
"Gue mau ke kantin lain. Mau beli coklat."
"Ya udah sana!" kata Kelvin dan segera mengambil kantong plastik yang berisi jajan milik Tesla dan berlalu meninggalkan gadis itu sendiri membuat Tesla memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TESLA [On Going]
Teen FictionKata orang sih gue cantik, sampai-sampai gue bosen ngedengernya. Sebagian orang gue juga dikatai cuek. Bagi sebagian cowok-cowok yang gak gue respon. Tapi bagi gue sendiri gue itu gak cantik! Buktinya aja gue masih ngejomblo semenjak gue putus sama...