LFB-23

3.1K 366 7
                                    

-Kunci bagi orang tua; fokuslah pada kelebihannya, jangan mencari kekurangannya-


"Kau ingat rencananya bukan?" sejak pagi tadi Yoongi dan Taehyung sudah duduk di balkon kamar milik Yoongi, ditemani dengan secangkir teh chamomile yang Taehyung sediakan, juga roti yang dapat mengganjal perut Yoongi dan juga dirinya— Taehyung.

"Hyung, apakah tidak ada rencana lain selain ini?" Taehyung sedikit mendengus dengan ide konyol Yoongi.

Yang benar saja! Mana mungkin Taehyung mau menuruti Yoongi yang menyuruhnya untuk mendekati Jungkook?

Seingat Taehyung ia berbicara dengan Jungkook saat Jungkook masih berumur tiga tahun. Tapi sekarang? Rasanya canggung sekali walaupun hanya sekedar menyapa 'hai'

"Itu aturan mainnya, sayang. Iya atau tidak sama sekali?" Taehyung mendecih, ia menatap Yoongi dengan tatapan sayunya.

"Tak bisakah kita bertukar peran hyung? Aku yang akan meminjam mobil kepada ibu, dan kau yang akan mengajak Jungkook. Bukankah itu lebih menyenangkan? Dan tentu saja lebih mudah!" Yoongi terkekeh, kemudian ia meletakkan cangkir teh yang ia pegang.

"Kemarilah, sepertinya aku memang harus menjabarkan setiap kalimat yang terlontar dari mulutku." Taehyung mendekat, berjalan kearah Yoongi, "aku menyuruhmu mengajak Jungkook. Untuk memulai awal hubungan yang baik. Begitulah aku dengan ibu, hubunganku akan menjadi awal yang baik jika aku bisa berkomunikasi secara intens seperti itu, paham?" Taehyung mengangguk ragu.

Taehyung menatap sebuah kado yang tergelatak di atas kasur Yoongi. Sebuah buku yang Taehyung rencanakan untuk Jungkook. Taehyung dengar, Jungkook sudah bisa membaca, maka dari itu Taehyung membelikan buku untuk Jungkook.

"Jadi kapan aku bisa mengajak Jungkook, hyung?"

"Sekarang?" Taehyung mengangguk pasti. Ia berjalan menjauhi Yoongi yang sedang menatapnya dengan terpaku.

Berkali-kali Taehyung menarik napas, lalu menghembuskannya kembali. Berkali-kali juga tangan kanannya yang sudah mengepal, dan menyentuh pintu tanpa mengetuk terhenti. Taehyung sangat ragu. Ini pertama kalinya dia berkomunikasi dengan Jungkook setelah sekian tahun.

Ceklek

Itu bukan suara pintu terbuka yang Taehyung timbulkan, tetapi Jungkook yang membuat pintu itu terbuka. Matanya membulat, mulutnya menganga kemudian Jungkook mengeluarkan suara dengan terkikik.

"Apa yang Taehyung hyung lakukan di depan kamarku?" mendadak Taehyung jadi mati rasa. Ia tak tahu harus menjawab apa.

"Eum tidak ada!" bukan! Bukan itu jawaban yang Taehyung inginkan. Ia ingin mengajak Jungkook untuk pergi dengannya.

"Oh begitu." setelah itu Jungkook melewati Taehyung yang masih terpaku disana.

"Jungkook!" teriakan Taehyung menghentikan langkah Jungkook. Membuat bocah kecil itu diam ditempatnya dan tidak berani untuk melihat Taehyung. Jungkook mungkin sudah membuat kesalahan yang menyebabkan Taehyung marah kepadanya.

Taehyung menyentuh bahu Jungkook dari belakang. Mendekatkan bibirnya tepat di telinga Jungkook. Kemudian berbisik, "maukah hari ini pergi bersamaku?" seketika ekspresi Jungkook berubah. Senyum merekah tercetak jelas di wajahnya, Jungkook berbalik. Menatap Taehyung yang juga tersenyum kearahnya. Kepalanya mengangguk, pertanda jika Jungkook menyetujui ajakan Taehyung.

"Aku mau hyung!"

"Baiklah, mulai detik ini kau harus mempersiapkan dirimu," Jungkook mengangguk lagi, kemudian melesat pergi. Masuk ke dalam kamarnya untuk mempersiapkan diri.

Learning From Butterflies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang