LFB-28

3.2K 298 17
                                    

Let your tears change all his time

Seminggu setelah Jungkook keluar dari rumah sakit. Banyak sekali hal yang berubah. Sikap kedua orang tuanya yang terlewat manis. Menganggap jika Jungkook 'ada', menganggap jika Jungkook adalah anaknya, menganggap jika Jungkook termasuk bagian dari keluarganya. Taehyung pun seperti itu, ia lebih sering menghabiskan waktu bersama Jungkook, menertawakan hal-hal yang tidak masuk akal juga memainkan piano. Taehyung berusaha menjadi kakak yang baik. Mewujudkan impian kecil Jungkook dengan cara— memainkan tuts piano bersama dirinya. Yoongi masih tetap sama, rasa sayangnya kepada Jungkook tidak pernah berkurang sekalipun, ia masih memperhatikan Jungkook. Namun, posisinya sedikit ia berikan kepada Taehyung membiarkan kedua adiknya menghabiskan waktu bersama. Setidaknya untuk menebus waktu yang tidak pernah diberikan oleh Taehyung.

"Hyung?" Jungkook dengan cengiran bodohnya berjalan kearah Taehyung Taehyung yang sedang melukis sesuatu di bawah pohon ek milik gubuk Jungkook. Taehyung Sedikit mendongak menanggapi panggilan dari Jungkook. Kedua tangannya membawa sesuatu untuk ditunjukkan kepada Taehyung. "Aku membuat pancake untukmu, hyung." Jungkook menyodorkan pancake tersebut kepada Taehyung.

Awalnya Taehyung mengerutkan keningnya dengan heran. Lalu sedetik kemudian ia terkekeh. Menepuk-nepuk tempat kosong yang berada di sampingnya. Memberikan isyarat kepada Jungkook agar duduk disampingnya.

"Kau menyukainya hyung?" Taehyung memakan satu pancake buatan Jungkook. Ia menatap Taehyung dengan tatapan berbinar miliknya. Menunggu jawaban dari kakaknya mengenai pancake buatannya.

"Tentu saja, Kookie! Kau semakin pandai saja dalam memasak." komentar Taehyung yang tak henti-hentinya mengunyah pancake tersebut. Jungkook tersenyum malu mendengar penuturan Taehyung. Manik matanya melirik pekerjaan yang dilakukan oleh Taehyung.

"Hyung, jika boleh tahu. Apa yang sedang kau lakukan?" Jungkook sangat penasaran. Pasalnya sedari tadi Taehyung sibuk dengan buku yang sedang berada dalam genggamannya. Sembari menatap Jungkook dengan intens. Dan hal itu sukses membuat Jungkook malu.

"Oh, ini? Aku sedang melukis dirimu." Taehyung menunjukkan gambaran miliknya kepada Jungkook. Ia tersenyum hangat kearah adiknya, "bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Taehyung tiba-tiba. Tentu saja Jungkook mengangguk dengan antusias. Ia tidak pernah diperlakukan Taehyung dengan hangat seperti ini. Bahkan ketika Jungkook menyentuh Taehyung ia pasti akan menghempaskan tangan mungil Jungkook dengan kasar.

"Hyung, bolehkah aku memelukmu?" Jungkook bertanya ragu. Taehyung mengangguk, ia merentangkan kedua tangannya kepada Jungkook. Gesture ketika Taehyung ingin dipeluk oleh Jungkook.

Jungkook memeluk Taehyung dengan erat. Aroma Taehyung yang selalu menjadi candu bagi Jungkook ia hirup lebih dalam. Menenggelamkan wajahnya pada bahu tegap milik kakaknya. Merapalkan kata "terimakasih" berkali-kali. Meneteskan air mata haru yang sempat ia tahan. Tangan Taehyung menjulur, menepuk punggung sempit milik Jungkook. Memberikan sebuah kenyamanan satu sama lain.

"Jangan pernah tinggalkan aku, hyung." Jungkook bergumam. Ia menginginkan Taehyung seperti ini. Menyayanginya dengan penuh kasih sayang.

"Tidak akan, Kookie. Kau malaikat kecilku. Maafkan aku jika selama ini aku bersikap kasar kepadamu." Taehyung mengeratkan pelukannya kepada Jungkook. Seakan tidak membiarkan Jungkook pergi begitu saja. Ia menyesal, sangat. Jungkook malaikat kecilnya. Hanya karena ia tidak bisa membaca, Taehyung seharusnya tidak bersikap seperti itu. Ketulusan yang dimiliki oleh Jungkook selalu Taehyung rasakan. Namun, ia selalu menampik jika apa yang dilakukan Jungkook hanya ingin menarik perhatiannya.

Taehyung melepaskan pelukannya, menatap Jungkook dengan mata teduhnya. Kemudian terkekeh kecil. Jemari besarnya mengusap liquid bening yang menjalar dari pelupuk matanya. Menepuk pelan pipi Jungkook, kemudian mencubitnya kecil.

Learning From Butterflies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang