EPILOGUE

4.9K 332 35
                                    


'Hyung, ayo keluar! Diluar sedang musim dingin. Apakah kau tidak ingin bermain denganku?'

Taehyung membaca dengan seksama sebuah memo yang menempel apik di depan pintu kamarnya. Tulisan khas anak kecil itu menari-nari indah di mata Taehyung, ia ingin menertawai Jungkook. Mentang-mentang anak itu sudah bisa membaca dan menulis, ia dengan sombongnya selalu meninggalkan catatan-catatan kecil seperti itu di kamar Taehyung dan Yoongi. Bukannya marah, mereka justru tertawa saat melihat tulisan Jungkook.

Taehyung masih saja enggan beranjak dari tempat tidurnya. Gaya gravitasi yang berada diatas kasur terus saja menariknya untuk tidur lagi. Walaupun ia hanya berguling tidak jelas disana. Namun, cuaca dingin seperti ini benar-benar membuat Taehyung malas untuk keluar kamarnya.

Hampir saja Taehyung terpejam, namun bocah kecil yang membawa secangkir cokelat panas dan roti bakar mentega itu tersenyum cerah menatap Taehyung. Ia berjalan mendekati hyung-nya. Sembari membawa nampan yang ia letakkan diatas nakas.

Taehyung mengerjap pelan, ia bangkit dari tidurnya. Senyum kotaknya tak luput dari wajah tampannya.

"Kookie, kenapa kau membawakan itu untukku?"

"Aku menunggumu di bawah, hyung. Ibu, ayah dan Yoongi hyung juga. Tapi, kau tak kunjung datang. Aku— eum sedikit khawatir denganmu. Mungkin kau lapar, terlebih ini musim dingin. Jadi, aku membawakan cokelat panas dan roti bakar mentega untukmu." Jungkook mengulum senyumnya. Taehyung mengangguk, ia menarik Jungkook ke dalam pelukannya. Tangannya mencubit halus pipi Jungkook, lalu hidung bangirnya ia gesekan pada hidung Jungkook. Kemudian mereka tertawa bersama.

"Kau tahu?" Taehyung mengambil cangkir berisi cokelat panas, meneguknya sekali kemudian meletakkannya kembali. Ia menatap Jungkook dalam. "Aku selalu menyukai makanan yang kau sentuh, Kookie." Taehyung beralih mengambil roti bakar, menggigitnya kecil. Lalu terkekeh.

Jungkook tertawa, tangan mungilnya menyingkirkan helaian anak surai milik Taehyung. Iseng. Ia membuat wajah Taehyung dengan rambut yang tertata rapi. Membuat dirinya semakin culun. Tapi, hal itu justru membuat Jungkook tertawa, mengabaikan ucapan Taehyung yang membuat hatinya berbunga.

Karena sebelumnya Taehyung tidak sudi untuk menyentuh makanan buatan Jungkook.

"Kookie, apa kau mendengarku?" Taehyung merajuk. Jungkook mengangguk. Kemudian, bibir plumnya mengecup lama pipi Taehyung. Manik matanya bertumbukan dengan Taehyung. Lekat, sangat lekat. Hingga membuat Taehyung kembali mencubit gemas pangkal hidungnya.

"Terimakasih, hyung!" ia melingkarkan tangannya ke leher Taehyung. Bibirnya kembali berucap, "bisakah hyung bermain denganku? Anggap saja untuk membayar makanan yang aku buatkan untukmu. Hihihi." Jungkook terkekeh geli. Taehyung tertawa. Ia menggelitiki perut rata Jungkook. Membuat Jungkook berteriak minta ampun.

"Astaga! Siapa yang mengajarimu untuk menjadi penjahat kecil seperti ini, hum?" Taehyung masih enggan melepaskan jeratan dari gelitikan yang ia buat.

"Hahaha, Ah hyung! Maafkan aku! Taehyung hyung! Hahaha.. Astaga! Kau jahat sekali... Pffttt.." Jungkook meloloskan dirinya dari Taehyung. Ia menyerah juga untuk mengerjai adik kecilnya itu.

Taehyung berdiri dari sana, mengambil mantel bulu, syal dan topi hangat miliknya. Jungkook mengerjap. Mengamati tingkah Taehyung.

"H-hyung, kau mau kemana?" Jungkook menatap sendu. Taehyung tertawa, ia mendekati Jungkook.

"Kau bilang ingin bermain denganku dan Yoongi hyung? Bersiaplah dengan pakaian hangatmu, Kookie. Aku akan mengajak Yoongi hyung." mata Jungkook membulat. Ia berteriak senang, kemudian keluar dari kamar Taehyung. Menyiapkan diri dengan pakaian hangat yang ia punya.

Learning From Butterflies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang