🍁15🍁

921 94 1
                                    





Krematorium.Tempat peristirahatan terakhir Park Youra.Semua orang sudah beranjak dari sana kecuali Huang Renjun.Ia menatap foto kekasihnya itu yang masih bisa dilihatnya satu hari yang lalu.

"Hey kau park youra."

"Kenapa kau pergi secepat ini eh?"

"Kau meninggalkan aku dan juga keluargamu tanpa pamit terlebih dahulu?"Air mata renjun tidak terbendung lagi.Isakan tangis mulai terdengar,tangis yang ditahannya beberapa jam yang lalu kini pecah seketika.

"Kakak menangis?"

Seorang gadis kecil yang duduk dikursi roda menatap renjun.Entah sejak kapan gadis kecil iti berada disampingnya.Spontan tangan renjun mengusap pipinya yang basah.

"Ini kedua kalinya aku melihat kakak menangis."lanjut gadis kecil itu.Renjun berlutut untuk menyeimbangkan tubuhnya dengan gadis itu.

"Aku menangis,karena seseorang yang aku cintai telah pergi untuk selama-lamanya."seru renjun.

"Dia perempan yang kakak cintai?"tanya gadis itu menunjuk kearah foto youra,renjun mengangguk.

"Saat kedua kakiku ini diambil oleh tuhan,aku juga menangis.Tapi setelah itu aku sadar bahwa tuhan tidak akan memberikan kesedihan pada hambanya jika tidak disertai dengan kebahagiaan."

"Saat masuk sekolah,teman-temanku malah mengejek aku karena tidak  memiliki kaki.Dalam hati ingin rasanya aku menangis saat itu juga,tapi apa boleh buat ini sudah menjadi takdir bagiku."

Renjun mendengarkan curahan hati dari gadis kecil itu.Ia bahkan tidak sadar bahwa ternyata masih banyak orang yang menderita dibanding dia.Bahkan jika dibandingkan,kesedihan yang dialami gadis kecil itu dengan kesedihan renjun saat ini sangat jauh.

Meskipun dalam jangka waktu yang lama,mungkin renjun masih bisa mendapatkan cintanya kembali,tapi gadis kecil itu,ia tidak dapat mendapatkan kedua kakinya lagi.

"Kenalin nama saya Renjun."renjun mengulurkan tangannya pada gadis itu.

"Moza."

Renjun kembali menatap foto youra yang terletak didepannya.Air mata,mungkin hanya itu cara renjun untuk mengeluarkan segala kesedihannya saat inu.Moza meminta pada suster yang membawanya agar segera meninggalkan renjun.Ia melihat renjun saar ini benar-benar tidak ingin diganggu.

Sebuah Amplop berwarna biru muda yang diberikan jisung pada renjun.Lelaki itu meraih amplop itu.

"Dari siapa?"

"Kak youra."





TBC

real_frh


INTROVERT;Huang Renjun [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang