bab 6

26 13 0
                                    

  Instanbul, Turki 2011

Semester kali ini puasa dilakukan pada musim panas., tidak ada yang istimewa dalam menyambut puasa ramadhan di Turki. Meski penduduk negara bekas kesultanan Ustmani mayoritas muslim, suasana Ramadhan dan bulan lainnya sama saja. Bahkan, restoran dan kafe-kafe masih buka pada bulan puasa ini. tidak ada peraturan yang mewajibkan restoran tutup pada bulan puasa. Dari anak muda sampai dengan orang tua tanpa rasa malu minum ataupu makan di kafe pinggir jalan. Di pagi hari, mereka tetap menikmati sarapan dan segelas teh hangat.

Walaupun demikian, peerintah kota Ankara menyediakan buka puasa gratis di sembilan titik utama di ibu kota Turki.kesembilan titik itu adalah masjid Haji Byram, Genclik Park alias taman pemuda, Guven Park, Kecioren, pasar Sincan, stasiun Metro OSTIM, Abidin Pasa Makro Market, Siteler Girisi Ust Gecit Ayagi, dan Terminal Bus ASTI. Puasa musim panas di Turki ii lebih dari 17 jam. Waktu imsak di Ankara pukul 03.26 dan buka puasa pukul 20.30, cuaca terik merupakan ujian lainnya selain durasi yang panjang.

Di hari ketiga puasa, semarak suasana berbuka ampak di mesjid haji. Buka puasa disediakan langsung oleh wali kota Ankara Melih Gokcek. Setibanya di pelantaran salah satu masjid tertu di Ankara itu, para pengunjung sudah memenuhi masjid. Ada beberapa pengunjung yang terletak di Ulus ini sudah disediakan tenda besar untuk buka puasa bersama. Satu jam setengah sebelum berbuka antrean sudah mengular sepanjang belasan meter. Sementara makanan dibagikan setengah jam sebelum berbuka. Menu buka puasa di tempat ini ada empat macam, nasi, sup lauk pauk, dan salad, ditambah dua buah kurma dan sebotol air mineral. Sebenarnya tidak ada makanan khusus Ramadhan. Menu buka puasa di pusat Ramadhan pun sama saja dengan menu makan di kantin kampuas atau kantin asrama.

Godaan terbesar dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan di Turki adalah masih banyakwarg asetempat yang tidak puasa. Restoran yang menjajakan makanan masih dikunjungi oleh para konsumen. Ini disebabkan sistem negara Republik Turki yang sekuler. Artinya, aturan negara/pemerintah harus dipisah dengan aturan agama. Bahwa, soal ibadah adalah masalah pribadi dan negara tidak berhak mencampurinya. Puasa kali ini sebelumnya memang sempat dibayang-bayang oleh aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok tertentu terhadap pemerintah. Mereka menetang renovasi Taman Gezi. Tapi, keriuhan itu tidak terlihat di Ankara meski aksi ini sepertinya masih terus berlanjut di Istanbul.

Meskipun begitu, pada malam hari masjid-masjid penuh oleh jamaah sholat Tarawih. Puncaknya terjadi pada malam 27 Ramadhan. Masjid membeludak hingga pelantaran, bahkan jika letak masjid di samping jalan, juga akan penuh oleh jamaah Shalat Tarawih. Ssebagian besar warga setempat percaya bahwa malam 27 Ramadhan adalah malam lailatul Qadar, malam lebih baik dari seribu bulan.

Dengan keadaan badan yang sudah lunglai. Seabreg kegiatan perkuliahan berakhir di jam 6 sore. Arif, Mirna, Linda merifreskan badan dan pikiran mereka dengan menidurkan badan mereka yanng sudah lemas di hamparan taman belakang kampus yang menjadi tempat favorid untuk sejenak berlari dari kejenuhan seabrek tugas yang dosen berikan. Matan mereka sama-sama melihat ke atas langit yang senja dengan segala harapan yang ada di hati mereka.

"aku kangen puasa di Indonesia." ujar Mirna.

"kangen makanan buka puasa, kaya kolek, es buah, gorengan." Imbuh Linda

"semoga, puasa kita lancar selama sebulan, dan selalu diberi kekuatan apapun itu godaanya." Harapan Arif.

Diakhiri dengan saling mengeratkan gemgaman tangan, mengandahkan keatas. Di bawah langit senja di Turki, di bawah pohon ceri. Sebagai saksi bahwa persahabatan mereka sehangat, dan seerat saling rajut merajut kisah penuh kehangat yang berselimutkan rahasia di hati mereka sebuah rasa cinta.

«««

Hal bertele-tele ini sudah membuat badan juga otakku lelah. Akan semua hal keputusan yang nanti pada akhirnya hakim akan menjatuhkan hukuman apa yang pantas untuk kesalahan yang telah aku perbuat. Bukan saja kehilangan seorang sahabat karena gejolak amarah beralaskan cinta. Aku telah menghancurkan semua kehidupan yang dulu terasa begitu mulus dan terasa indah. Bodohnya aku kini penyesalan itu tidak akan merubah keadaan yang sekarang.

Dengan rasa was-was Linda memakai pakain setelan hitam-putih mengetuk-ngetuk sepatunya duduk dikursi tunggu menunggu gilirann kasusnya disindang, ditemani oleh pengecaranya.

"om, disindang kali ini apalagi yang akan dibahas?." Tanya Linda gelisah, mundar-mandir didepan rung sidang.

Haris berdiri dari posisi duduknya, memegang kedua bahu Linda, menatap lurus-lurus ke dalam kedua bola mata milik Linda dengan tatapan teduh. "kamu yang tenang Lin. Om selalu berupaya berikan bukti yang akurat disetiap sidang."

"jika aku kalah. Hukuman apa yang bakal aku terima?." Tanya Linda dengan mata berpijar.

"hukuman terberat, kamu dipenjara selama 20 tahun."

Linda meremas kedua tangan yang ada di tanganya. "menghabiskan waktu mudaku dipenjara. Menua tekurung dalam penjara, ini bukan hal yang aku impikan. Andai saat itu akal sehatku berjalan tidak dikalahkan oleh rasa dendam juga merasa dikalahkan. Pasti masa mudaku selama 20 tahun itu, pasti bisa aku gunakan untuk mengbahagian orang terdekatku bukan malah membuat mereka malu dan kecewa dengan semua yang telah terjadi."

"apa yang sudah terjadi, telah kamu sesali. Gantilah penyesalan itu dengan kamu bangkit dan tunjukin ke orang kalau kamu mampu menghapus kesalahan dengan kamu mau menuntaskan semua hukuman atas kesalahan yang telah kamu perbuat."

«««

Instanbul, Turki

Mirna, Arif, Linda.berjalan-jalan ditaman tulip. Taman ini dipenuhi dengan berbagai wacam warna bunga tulip. Mereka bertiga meniduri hamparan rumput, sementara mata mereka terpejam, aroma khas dari wangi bunga tulip di senja hari merupakan suatu metode mereka dalam mereleksasikan sejenak badan dan pikiran mereka. Setelah menghadapi setumpuk aktifitas di kampus.

"kamu tau, hal yang selalu buat aku betah dan tetap bertahan. Walaupun hati kadang berkata ingin pulang, disaat hari-hari melelahkan, juga setumpuk tugas telah memeras energi di tubuh ini. karena kuliah di luar negeri banyak hal yang nggak akan aku temui kalau aku kuliah di indonesia, salah satunya banyak taman, juga 4 musim yang pergantianya selalu aku nanti." Ucap Linda, dengan mata memandang ke atas langit yang mulai kemerahan menunjukan matahari sudah begerak ke barat.

"beda dengan aku, alasan aku supaya bisa kuliah di luar negeri adalah untuk lari dari kesepian. di dalam rumah aku nggak pernah dapat sebuah kehangat perhatian dari orang tua aku. Aku mencoba untuk memenuhi segala kesepian itu, dengan berpindah. Disini aku mendapatkan kenyamanan."

"kenyamana?." Tanya Linda.

Arif yang semula memadang langit senja, pandangan matanya beralih pada kedua mata milik Mirna. "kenyamanan itu, ada di antara kalian." mata Arif berselingan memadangi mata Linda dan Mirna. Namun mata Arif memadang lebih lama ke bola mata hitam milik Mirna. "kalian telah melepas rasa kesepian itu dengan rasa hangat yang berbeda. Linda kamu membawa rasa hangatmu sebagai seorang wanita yang selalu ada disaat aku butuh. Kamu memenuhi kesepianku dengan mau mengrti setiap rasa luka yang aku bawa." Kemudian Arif menggemgam tangan Mirna, memasukan jemarinya disela jemari Mirna. "Mirna, kamu membawa hangatan, membawa aku untuk selalu ingin ada disamping kamu untuk saling berbagi. Bahkan tak ada satupun bagianpun tanpa ada kamu, karena jika bagian itu tidak ada namamu. Bagian itu kosong, kamu yang telah mengisi bagian kosong yang selama ini aku rindu."

Jika Kamu TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang