Chapter 14

531 49 0
                                    

aku berjanji akan selalu menjagamu dari jauh, Jennie-ah..

"Woi!" tangan nakal milik Jungkook menepuk luamayan keras kepundak Jimin. "Eh kenapa Kook?"

"Mikir apaan sedari tadi?" Tanya Jungkook sambil melanjutkan makan baksonya yang ia beli bersama Jimin. Sekarang ia berada dikamar Jimin. "Aku bingung, Jennie tak menjawab pesanku"

"Kau masih mengingatnya ternyata, kukira kau sudah punya gadis lain"

"Ya! Aku serius.. aku serius mencintainya, Jungkook-ah" suara lirih itu keluar kembali. Jungkook tiba tiba berhenti makan lalu melirik Jimin yang sedang melihat keluar jendela.

"Apakah dia baik baik saja disana? Aku tak yakin.. sungguh!"

"Dia pasti baik baik saja, hyung" jawab Jungkook pelan. Lalu tak lama Jungkook mendapat pesan dari Lisa bahwa Jennie menghilang.

Namun Lisa bilang, jangan memberitahu Jimin. Akhirnya Jungkook hanya diam sedari tadi.

"Kook-ah, kok diam saja, ada apa? Apa Lisa memberitahu sesuatu? Jennie masih marah denganku?" Pertanyaan bertubi tubi dari Jimin.

"Jimin-ah.. sebe-.. ah tidak! Jennie mungkin masih marah padamu, dan Lisa tak memberitahuku tentang apa yang dilakukan Jennie disana" bohong Jungkook. Namun masih ada kan kebenaran sedikit bahwa Jennie masih marah padanya. Bukan marah, namun enggan untuk bertemu.

"Jimin-ah.. kenapa kalian bisa bertengkar?" Pertanyaan yang bagus dari Jungkook.

"Ini semua berawal dari Seulgi yang memperingati Jennie untuk tidak mendekatiku, dan mempengaruhi Jennie karena ia tak pantas bersamaku, padahal Jennie seharusnya mengacuhkan gadis bodoh itu!"

"Awalnya kau bilang Seulgi sdalah cinta pertama dan terakhirmu.. hyung, coba pikir, kau sayang dengan Jennie atau Seulgi? Kenapa kau waktu itu mau berdansa dengan Seulgi sedangkan yang sudah buat janji awalnya adalah Jennie?"

Jimin terdiam sesaat sambil melihat bulan diatas sana. Lalu pikirannya langsung melesat, "ini semua pengaruh omongan Seulgi, aku terbuai dengannya, dan Jennie terlalu percaya pada Seulgi yang mempunyai mulut manis itu"

"Benarkah jika Seulgi mempengaruhimu, hyung? Sebenarnya aku tak yakin namun jika memang begitu, berusahalah menyingkirkan Seulgi agar kau bisa bersama Jennie"

***

"Ck.. kenapa sangat berat mengangkat gadis sok cantik ini sih" gadis itu melempar Jennie kesofa yang sudah remuk. Bentuknya tidak bisa dibilang bagus untuk diduduki lagi.

Jennie saat ini pingsan karena pengaruh obat milik gadis itu.

"Untung saja kau dekat dengan gedung lembab ini, jadi aku tak perlu repot repot menggendongmu susah payah" gadis itu mengeluarkan tissue yang digunakan untuk membekap Jennie tadi lalu membuangnya kesudut ruangan.

"Ya! Jennie-ah! Ireona! Aishh pabo!" Gadis itu menggoyang goyangkan tubuh Jennie yang belum sadarkan diri. Tangan kanan gadis itu langsung mencari ponsel milik Jennie.

Namun, hasilnya kosong.

Tidak ada ponsel.

"Aishh! Apa dia tak membawa ponsel saat pulang dari kampus? Malam malam pula.. wanita gila!" Gadis itu mendorong perut Jennie membuat ia terbangun sembari memegang perutnya.

"Akhirnya kau bangun juga.. hey! Lihat sekarang pukul berapa! Anak gila pulang malam malam tanpa bawa ponsel!" Gadis itu menjambak rambut Jennie lalu melihatnya lekat lekat.

"S-Seulgi.. a-apa yang.. k-kau lakukan.. p-padaku?"

"Sudah kubilang padamu bahwa jangan mendekati Jimin lagi.. oke akan kuperjelas..

JIMIN MASIH MENCINTAIKU!"

Tubuh Jennie goyah seketika. Matanya mulai redup, jantungnya sudah berdegup sangat kencang.

Lalu perlahan Jennie tersenyum, "telfon Jimin sekarang.." lirih Jennie. "U-untuk apa?" Jawab Seulgi.

"Aku.. ingin dengar.. dari mulutnya ia sendiri" nafas Jennie tak teratur. "Kenapa harus—.. okey baiklah.." dengan ragu Seulgi mengeluarkan ponselnya lalu mencari kontak bernama 'Bae'

Calling Bae

Tak lama, Jimin mengangkatnya tanpa mengatakan satu patah katapun. Seulgi langsung memencet tombol speaker, "Jimin-ah.."

"Hm?" Jawab Jimin darisana. "A-aku boleh bertanya kan?" Balas Seulgi. "Hm.."

"K-kamu.. Jimin-ah, k-kamu mencintaiku kan?"

1 - 2 detik, Jimin terdiam.

3 - 4 detik, Jimin mengeluarkan nafas panjangnya yang tedengar.

"Aku hanya mencintai Jennie.. bukan kamu, Gi-ya.. maaf" Jennie tersenyum lalu melihat kearah Seulgi. Wajahnya ragunya tadi berubah menjadi kekecewaan.

"Gamsahamnida.." jawab Jennie tanpa bersuara pada Jimin. "Seulgi-ah.. kenapa kamu sembunyikan Jennieku?"

Seulgi membulatkan matanya, sedangkan Jennie lega karena tangan Seulgi sudah lepas dari rambut panjangnya.

"A-aku tak menyembunyikannya, sungguh!" Seulgi menyuruh Jennie diam, dan Jennie mengangguk sambil tersenyum.

Jennie sudah tahu, bahwa Jimin sudah ada dibelakang pintu saat ini.

"Aku melihat semuanya, Gi-ya.. aku melihatmu menyiksanya.." Jimin keluar dari tempat persembunyiannya.

"Jimin-ah.." lirih Seulgi saat melihat Jimin sudah ada dibelakangnya. Jimin membiarkan Seulgi memohon padanya dan menghampiri Jennie yang terbaring lemas disofa itu.

"Jimin-ah.." lirih Jennie.

"Sudah kubilang aku mencintaimu, Jennie-ah.. dan jangan pergi lagi untuk kedua kalinya.."

-bersambung

Forever ; pjm x kjnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang