Chapter 05

721 64 6
                                    

Vomment diperlukan :(


"Jimin!" Aku mendengar ada yang memanggil namaku. Aku mencari sumber suara yang memanggilku.

Itu suara siapa? Jennie?

"Woi!" Tiba tiba perempuan datang mengagetiku. "Eh Kak Seulgi" dia datang lagi. Perempuan yang -dulu- kutunggu tunggu.

"Sendirian aja nih Jim, ga ada cewek nyantol?" Dia tertawa. "Haha ada apa nih?" Tanyaku. "Lo pasangannya sama siapa? Sama gue aja ya" sahut Seulgi.

Trus Jennie gimana??

"Yuk, udah mau mulai" Seulgi menarikku menuju panggung. Aku mencari wajah Jennie, aku tak mau dia bersama Daniel. Namun saat aku mencari wajah Jennie, Seulgi menarik pelan wajahku untuk melihatnya, aku hanya tersenyum lalu perlahan melihat wajah Jennie yang diajak Daniel untuk dansa bersama.

Jenniepun mengangguk lalu ikut masuk kedalam panggung, tadinya ia tersenyum namun setelah melihatku, senyum itu pudar. Aku khawatir padanya jika ia akan menjauhiku.

Tak lama lagu mulai meredup, lampu juga makin meredup, tak sengaja aku melihat Daniel memeluk Jennie dalam kegelapan.

Brengsek!

***

"Lo pulang sama siapa Jen?" Tanya Daniel. "A-aku pulang sama temen kok" bohongku. Padahal aku berangkat dengan Jimin dan seharusnya pulang dengan Jimin.

"Oh ya udah gue pulang duluan ya Jen" dia melambaikan tangan kanannya. "Bye" aku membalasnya. Aku akhirnya bingung harus pulang dengan siapa. Aku melihat sekeliling.

"Sayang~" tiba tiba Jimin datang. Aku memutar kedua bola mataku. "Apa?" Jawabku dingin. "Yuk pulang" dia menarik tanganku namun aku segera melepasnya. "Gue udah pesen taksi" aku langsung berjalan meninggalkan Jimin.

"Lo kenapa Jen?" Dia menarik tanganku. "Kenapa sih? Udah deh gue mau pulang!" Aku menghempas tangannya. "Sorry gue ga bisa dansa sama lo tadi"

"Ga peduli" akupun berlari karena aku melihat taksi. "Sorry Jen" dia memelukku dari belakang. "Sana loh! Nanti kak Seulgi nunggu!" Aku melepas tangannya yang melingkar dibadanku. Dia terlihat khwatir melihatku.

"Jangan cari gue lagi"

***

"Eh Jimin ada apa?" Sahut Jisoo saat aku datang kerumah mereka. "Ada Jennie? Gue mau ngomong" Jisoo terlihat ragu. "Dia tidur" balas Jisoo.

"Gue tau lo bohong"

"Jangan ganggu dia lagi Jim, dia udah sakit untuk kedua kalinya setelah mantannya nyakitin dia" balas Jisoo agak keras. "Gue. Mau. Ketemu. Dia" jawabku tegas.

"Dia dikamar" Jisoo terlihat tak rela Jimin masuk kekamar Jennie karena Jennie tak pernah keluar dari kamarnya sejak kejadian itu.

Tok tok

Aku membuka pelan pintu dan terlihat Jennie memeluk sebuah buku diary sambil tertidur ditempat tidurnya. Aku tersenyum lalu mendekat padanya, bawah matanya bengkak. Aku mengelus pelan pipinya.

Namun buku diary itu membuatku ingin membukanya. Aku mengambil pelan buku itu dari lilitan tangannya. Aku langsung membuka bagian terakhir.

Kim Mingyu.
Park Jimin.

Mereka berdua sama saja,
Apa gue ga bakal pernah dapat cowo yang pantas?
Gue baru aja bisa buka hati untuk Jimin,
Tapi malah kanyak gini..
Padahal gue udah bisa move on dari Mingyu

Sabtu.

Aku mengelus wajah Jennie. Tak lama ia mengulet lalu kaget melihatku disini "L-lo ngapain megang diary gue!! Pergi!" Teriaknya langsung duduk. "Jennie, gue bisa jelasin"

"Gue udah tau dan ga peduli, lebih baik lo pergi sebelum gue ngusir lo" aku langsung memeluknya.

"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue akan berusaha ngelupain Kak Seulgi"

"Gue ga peduli Jim" Jennie memalingkan wajah. "Lo cinta sama gue?" Tanyaku padanya. "Pikir sendiri" Jennie melepas pelukan tersebut.

"Jennie, gue nanya" aku tersenyum padanya sambil memegang kedua tangannya. "Lo bisa mikir kan apa yang udah gue lakuin sekarang?" Jennie melihatku lekat.

"Akhirnya sama sama suka" aku tersenyum lalu mencium dahinya. Dia menunduk lalu tetesan air matanya jatuh di telapak tanganku. "Jennie ga boleh nangis, nanti cantiknya ilang loh" aku mengelus pelan wajahnya.

"Jangan pegang pegang, byuntae!" Dia menggeser badannya mundur. "Gue ga byuntae, lo tau taehyung kan? Dia itu byuntae bukan gue" jelasku sambil mengeluarkan smirk andalanku.

"Ciuman pertama gue aja lo yang ngambil!" Teriak Jennie, aku langsung tertawa dan memeluknya. "Kamu tambah gendut, tapi aku suka"

"Jijiq aku-kamu-_"

"Nanti juga suka, kan lo udah cinta sama gue" aku tertawa, dia malah memalingkan wajahnya. "Bodo amat" dia mengambil bantalnya lalu melempar kearahku.

"Sakit tau ga! Mukul lagi sekali, gue serang lo" aku langsung menggelitikinya, dia sudah tertawa lepas. "Gini kek ketawa gitu, kan cantik" dia langsung menutup wajahnya.

"Jennie.." aku mencoba mendekati wajahnya. Tiba tiba ia kaget ketika wajahku semakin dekat. "Gue mau lo jadi pacar gue dan lo juga ga boleh deket lagi sama Daniel, gue cemburu"

"Seharusnya lo nanya dulu kali Jim"

"Ya gpp biar greget"

-bersambung

Forever ; pjm x kjnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang