Chapter 10

659 58 6
                                    

Part ini aku pake 'aku-kamu'


Siapapun, tolong beritahu aku, apa aku pantas menyukai Jimin? Aku bingung harus bagaimana. Aku takut itu terulang lagi saat aku kembali padanya.

Lihatlah aku, wanita seperti ini tak bisa bersanding dengan Park Jimin! Orang yang sangat populer dan tidak ada yang bisa menakhlukan hati itu. Aku tidak yakin bahwa Jimin mencintaiku. Karena bagiku itu tidak mungkin. Astaga.

"Jennie!" Kudengar teriakan Jimin menggelegar dilorong kampus. Tentu saja aku malu dilihat banyak orang. Sudah tahu Jimin itu terkenal dikampus, nanti aku bisa dibunuh oleh fansnya jika tau aku dekat dengannya.

"Bisa kecilin ga sih? Ini tempat umum Jim, klo ada yang tau kita pernah pacaran gimana? Nanti aku dimakan fansmu" bisikku sambil mencubitnya.

"Iya iya maaf deh, yuk pergi" dia menarik tanganku dengan banyaknya orang yang lewat sambil membicarakanku,

"Itu siapanya Jimin sih?"

"Sok cantik banget!"

"Kudengar dia teman dekatnya Jimin"

"Beruntung ya itu si cewe"

"Aku pengen jadi dia dong!"

"Dasar cewe sok cantik! Padahal muka kanyak aspal!"

Ya begitulah celotehan mereka semua. "Jangan didengerin, kamu lebih cantik daripada mereka semua" aku tersenyum. Sepertinya benar, aku mempunyai malaikat pelindung yang sangat aku cintai.

Setelah sampai diparkiran, aku diajaknya menaiki mobilnya. "Kau punya mobil sekarang?" Tanyaku sambil masuk kemobil sportnya.

"Iya, aku membelinya khusus untuk kita" aku hanya tertawa kecil lalu membiarkan aku menikmati udara luar melewati jendela mobil.

"Kamu cantik kalau rambutmu tersapu angin" aku melirik kearahnya, dia juga melihatku lalu kembali melihat kejalan raya.

Aku bahagia bersamanya walau statusku dengannya adalah mantan, yaitu mantan terindah menurutku. Bagaimana dengan menurutnya?

Aku tidak berani— maksudku tidak siap menjadi pacarnya, lagi. Lebih baik aku menjadi sahabatnya saja. Sahabat yang saling suka—ups— kenapa aku percaya diri bahwa ia juga mencintaiku?

"Aku ingin bertemu dengan Min Yoongi, jadi kau harus ikut ya" aku menoleh padanya. Min Yoongi, dia teman dekat Jimin dan yang lain. Ah! Aku tahu dia siapa. Lelaki yang tampan namun sifat dinginnya ingin kulempar bola voli.

"Hm" aku tetap diam ditempat dan masih melihat kejalanan. "Sudah sampai" aku segera turun dan masuk kesana meninggalkan Jimin yang berkutik dengan mobilnya.

"Hai.. Jennie" senyumnya? Aneh.. terakhir kali bertemu dia sangat cuek. Namun senyumnya kali ini berbeda. Bisa dibilang sangat berbeda, sekarang lebih cerah.

"H-hai to Yoongi" aku membalas senyum gulanya yang langka itu. Aku dan Yoongi segera masuk dan meninggalkan Jimin sendirian diluar.

"Kau masak?" Aku duduk sambil mengamati masakan didepanku. Baunya enak sekali, aku sangat ingin mencicipinya. Sesekali aku melihat kearah Yoongi yang memberikan sebuah botol minuman kaleng.

"Iya aku yang masak, jadi kau harus terima susu kaleng ini" aku terkekeh lalu menerima susu tersebut. "Rumahmu sangat bagus, aku menyukainya, terlebih juga menyukai gaya style-mu saat ini" sekarang ia yang terkekeh akibat kata kataku. Style-nya saat ini memang bagus, memakai kaos putih, celana panjang jeans, dan sabuk hitamnya.

"Terimakasih, dan aku ingin jujur padamu, kau sangat cantik dengan rambutmu yang digerai itu"

Kau tahu apa yang kulakukan? TERSIPU MALU, SIALAN. Dasar Min Yoongi! Apa dia tertular playboy seperti Jimin?

"T-terimakasih" aku mengambil sendok lalu mencoba masakan Yoongi. "Enak sekali!!" Teriakku sambil terus memakannya.

"Dasar bodoh, wanita aneh, makan saja belepotan!" Dia mengambil tisu lalu mengelap bibirku. Sialan, aku harus bagaimana?

Aku tetap pada posisiku yang melihat kearahnya, dia malah tersenyum. "Sepertinya aku mengganggu kalian" Jimin tiba tiba datang sambil membawa camilan camilan.

Yoongi dan aku seketika menjauh melihat keberadaan Jimin dirumah ini. "A-aku akan lanjut makan dulu" aku langsung mengambil sendokku lagi dan melakukan.

Jimin langsung duduk disampingku lalu mengambil sendokku dan memakan makananku. "Yak! Apa yang kau lakukan bodoh!" Aku mengambilnya lagi dan mencubit pinggangnya.

"Kau yang bodoh! Mengapa kau malah mendekati Yoongi Hyung!" Aku langsung tertawa terbahak bahak bersama dengan Yoongi yang sedang mencuci piring disana.

"Hey! Aku hanya mengelap mulutnya, apa salahku?" Teriak Yoongi dari sana. "Ya! Ya! Ya! Terserah kalian" Jimin memukul meja, beranjak dan pergi kesuatu kamar.

"Enak sekali kau tiba tiba masuk kamarku! Hey! Dasar bocah!" Teriak Yoongi. Okey aku tahu, itu kamar Yoongi.

Kenapa sifat Jimin tiba tiba seperti itu? Apa salah jika Yoongi mengelap mulutku kalau itu memang kotor? Yoongi juga bengong melihat lelaki— itu bisa dibilang bocah.

Apa Yoongi salah? Apa aku yang salah? Aku juga tidak mungkin langsung jatuh cinta pada Yoongi.

-bersambung

Kapan kapan pengen buat sampe '2000+ kata' hehe :)

Forever ; pjm x kjnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang