Chapter 02

1.1K 69 2
                                    

Jangan lupa vomment!
Sider bacok nih 😂



Hari ini aku menunggu Jennie keluar dari kelasnya. Walau ini sudah terlalu sore, aku ingin mengajaknya jalan. Aku juga tak tahu dia mau atau tidak. Aku menyuruh teman temannya pulang, sebenarnya Jungkook pulang denganku, namun ia malah pulang dengan Lisa.

Maka dari itu aku menunggu Jennie. Tak lama setelah aku bermain handphone dan mendengarkan musik, kelas Jennie sudah selesai. Kulihat ia masih didalam, ternyata ia ingin membuka sesuatu. Aku segera masuk.

"Jennie, itu apa?" Tanyaku yang membuatnya kaget. "Loh?! Ga pulang? Ini udah sore loh" sahutnya lalu kembali fokus membuka kotak yang ada dimejanya.

"Itu apa, Jen?" Tanyaku lagi membuat dia menoleh padaku. "Ini? Gatau juga, dikasih sama Kak Jun" aku mengerutkan kening. "Jun yang semester 3?" Tanyaku.

"Iya" aku melihatnya membuka kotak tersebut. Setelah ia buka, isinya adalah boneka teddy bear kecil, bunga mawar dan surat. Sekali lagi aku mengerutkan kening.

"Jimin, duduk aja, gue masih mau baca ini" aku pun menurut dan duduk disampingnya. Tak lama ia tersenyum membaca surat tersebut. "Kenapa lo senyum?" Tanyaku polos.

"Dia suka sama gue, tapi sayangnya gue ga bisa buka hati" kemudian ia memudarkan senyumannya. "Maksudnya? Lo ada kenangan dulu? Atau emang lo ga bisa buka hati?" Tanyaku sambil mengelus punggungnya. Dia tidsk menjawab, dan malah menundukkan kepala.

"Lo gpp Jen? Apa gue salah ngomong?" Aku mendekatkan wajahku kepadanya agar bisa melihat ekspresinya. Namun yang kulihat ia malah terpaku melihat wajahku.

"M-maksud gue.. g-gue ada salah ngomong?" Aku menjauhkan wajahku. Tak lama ia menaikkan wajahnya, dan menggeleng. "Lo ga salah ngomong, gue ada masa lalu" dia melihatku lekat. Apa ada yang salah?

Tangan kananku mendorong pelan bahunya agar kepalanya bersandar dibahuku. Kuelus pelan punggungnya. "Kapan aja lo mau curhat, gue siap kok, cerita aja" tangan kiriku membenarkan rambutnya yang menutupi wajah cantiknya. Tak lama ia memelukku, kanan kanannya memegang leherku, dan tangan kirinya meluncur kepinggangku.

"Terimakasih Jim"

***

Dia membawaku ketempat favoritku, Taman. Darimana dia tahu pun aku tak tahu. Dia seperti malaikat pelindungku. Dia selalu tersenyum. Aku memperhatikan wajahnya sambil tersenyum. Tak lama ia menoleh, lalu aku langsung melihat kedepan, aku melihat kearah anak anak bermain.

Kulihat sepintas ia tersenyum, lagi. Lalu ia mendekatkan badannya pada badanku. "Ada apa?" Tanyaku. "Ga kenapa, pengen deket deket aja" aku pun menutup mulutku untuk menutupi rasa bahagiaku bersamanya.

Kurasa tangan kanannya sudah berada dipinggulku. Aku hanya terdiam menatapnya, ia juga menatapku. "Kenapa sih lo? Aneh banget deh Jim" aku langsung memalingkan wajahku lagi.

Dia malah tertawa dan bergeser lagi mendekat padaku. "Jimin! Jauh jauh ah! Kenapa sih" aku mendorong badannya memakai tangan kiriku. Namun dengan sigap tangan kirinya memegang tanganku. "Jangan ah, gue pengen disamping lo aja, sapa tau nanti.." ia mengeluarkan smirknya membuat tangan kananku memukul perutnya.

"Bercanda ih" dia menggelitikiku, dengan sigap aku mendorongnya, namun tangan kanannya menarikku jatuh diatasnya. Aku kaget bukan main melihat wajahnya yang sangat dekat denganku. Hidungku dengannya bersentuhan. Tak lama ia tersenyum, aku langsung bangkit.

"G-gue kekamar mandi dulu ya jim" aku tadinya terpaku akan pesonanya namun aku malu karena mungkin ia tahu pikiranku sejak ia tersenyum tadi. "Lo ga kebelet, gue tahu" dia membenarkan posisinya sambil menarikku kebahunya.

"S-sok tahu lo jim, gue kebelet nih" bohongku sambil beranjak. "Bohong lagi, gue makan lo disini" aku terdiam melihat Jimin. "Sudah ah sini!" Dia menarikku lagi, namun sekarang kedekapannya.

Tenang jantung tenang

"Jim" aku memanggilnya sambil mendongakkan kepalaku untuk melihat wajahnya. "Hm?" Ia menatapku, astaga ini sangat dekat. Aku malah terdiam melihatnya. "Ada apa changi?" Panggilnya membuat aku tersadar dari lamunanku.

"A-ayo pulang, ini sudah malam" ajakku sambil menarik tangannya, namun yang terjadi ia malah menarik tanganku mendekatkan wajahnye dengan wajahku. "Cium dulu, baru kita pulang" jimin memasang wajah gemasnya.

"Lo jangan bercanda terus ih! Ayo pulang!" Aku menariknya kembali namun yang terjadi sama. "Cium dipipi deh" dia menunjukkan pipi kanannya. Aku memnutar kedua bola mataku. "Ayo! Jimin, gue udah bosen disini" ia malah menarikku dan yang terjadi adalah aku menciumnya.

"JIMIN!!!"

-bersambung

Aku baper sendiri wkwk

Forever ; pjm x kjnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang