Chapter 11

674 56 21
                                    

Gambar diatas salah lapak hehe
Biarin aja biar seneng



Apa cinta selalu membuat seorang menjadi egois? Iya, itu benar. Kadang kita akan merelakan dia yang kita cintai untuk memilih pilihannya sendiri. Namun, karena ego yang kita punya, membuat kita ingin memilikinya lebih dalam, bukan sekedar teman namun lebih dari sahabat.

Dan ini dialami oleh Jimin.

Jimin merasa Jennie akan menjauhinya setelah kejadian waktu itu. Jimin berpikir Jennie akan pergi darinya— maksudnya bukan pergi menjauh, namun hatinya yang akan berpindah tempat. Berpindah kehati yang lebih baik.

Jimin tahu kalau dia adalah lelaki yang tak pantas untuk hati yang tulus seperti Jennie. Gadis itu bisa kuat, masih bisa tegar saat tahu mantannya itu berselingkuh dengan yang lain. Namun dari balik semua itu, dia gadis yang sangat menyedihkan. Dia sering menangis.

Berbeda dengan Jennie, ia berpikir mungkin ia tak pantas— astaga mereka berdua berpikir yang tidak tidak. Baginya, Jennielah yang tidak pantas dengan Jimin yang populer— bisa dibilang sangat sangat populer. Tak mungkin Jimin itu menyukainya dengan kata 'Cinta'.

Rasanya Jennie ingin menjauh dari Jimin seperti sekarang ini, Jimin memanggil manggil Jennie dikoridor kantor Kejaksaan. Namun Jennie tetap pada pendiriannya, ia harus perlahan menjauhi Jimin demi kebaikan mereka bersama.

"Jennie-ah! Kamu kenapa? Kenapa kau menjauhiku?" Tangan kekar Jimin menarik Jennie untuk melihat kearahnya, kearah Jimin. "Kau kenapa? Kenapa kau selalu seperti ini sih? Aku tidak menjauhimu, bodoh!"

Ya seperti inilah, Jennie harus berbohong pada Jimin yang selalu bertingkah kekanak kanakan padanya. Salahkah jika Jennie bertindak seperti ini?

"A-aku.. aku tak mau kau menjauhiku" lirihnya. Jenniepun menahan air matanya yang akan jatuh tepat pada pipi empuknya. Apa Jimin tahu apa yang akan Jennie lakukan setelah ini? Dia akan melakukan hal yang membuat Jimin benar benar heran.

Jennie langsung menghempaskan tangan Jimin, "jangan bertingkah kekanak kanakan Jimin, aku tak suka, jika kau seperti ini terus, aku akan menjauhimu, beneran!" Jennie langsung pergi dari situ dan meninggalkan Jimin sendiri dengan pikirannya yang bercabang.

Jimin benar benar tak mengerti dengan semua tingkah Jennie. Apa benar dia akan menjauh? Jimin selalu berpikir seperti itu.

Apa kalian tahu? Belakangan ini Jennie selalu bersama Yoongi. Mengantar jemput Jennie tanpa minta imbalan. Jennie selalu berterima kasih pada Yoongi yang setia menemaninya.

Dan saat ini, Jimin melihat Jennie pergi darinya dan beralih keYoongi yang sedang ada dibelakang Jennie saat itu, agak berjauhan dari tempat Jimin tadi.

"Jennie-ah, kita jadi pulang kan?" Yoongi mengelus kepala Jennie sambil tersenyum. "Iya, ayo kita pulang, oppa" Jennie membalas senyum gula milik Yoongi tersebut. Tanpa mereka lihat, Jimin benar benar membenci hyungnya sekarang.

***

Sinar matahari tak mulai masuk lagi kecaffe paling banyak dikunjungi oleh pasangan pasangan yang masih hangat— atau bisa dibilang baru beberapa bulan berpacaran.

Dan sekarang Jimin datang kesini untuk bertemu dengan orang yang mungkin akan merenggut sumber kebahagiaannya.

"Ada perlu apa kau mengajakku kesini?" Tanya Yoongi berupaya menyruput teh hangat tanpa gula miliknya. Beda dengan Jimin yang menyukai minuman manis, dan dingin, Jimin langsung meminum milkshakenya.

"Tolong to the point" sahut Yoongi. Jimin mengangguk. "Tolong jauhi Jennie, ia milikku" dan dia akan terus keras kepala jika Yoongi menolak ini. Dan benar dugaan Jimin, "aku tidak bisa"

Forever ; pjm x kjnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang