14

723 28 1
                                    

Senja yang indah menemani aku dan kakak di balkon. Kakak ngajak aku lihat matahari tenggelam, ya itu kekanak kanakan sekali. Kakak bisa di bilang orang yang pelit, dia punya banyak uang tapi tidak ingin mengeluarkan uang nya untuk lihat matahari tenggelam di balik pantai, itu akan jauh lebih indah di banding di balik balkon rumah. Idol yang sangat tidak modal.
"Huh" Aku membuang nafas kasar.
"Kenapa sih?" Tanya kakak santai.
"Pakai tanya lagi, ini membosankan tau" Kataku mengeluh.
"Terus maunya gimana?" Tanya kakak sambil menatap langit.
"Aku mau nya lihat di balik pantai seperti di foto orang orang, itu kan keren!" Kataku bersemangat.
"Menyusahkan saja, lebih baik di sini lah. Untuk melihatnya kamu hanya perlu jalan beberapa langkah dan tidak perlu membuang uang untuk yang yang gratisan" Kata kakak sambil tersenyum lebar menatap langit.
"Ih, apa banget sih? Norak tau ngga. Jaman sekarang mana ada yang liat matahari terbenam hanya lewat balkon rumah. Tidak ada menariknya! Terlebih lagi kakak seorang idol, kalau di lihat wartawan bisa jadi berita yang hangat di kalangan masyarakat" Kataku panjang lebar karena teramat kesal.
"Kamu kalau gamau lihat juga gapapa. Aku bisa lihat sendiri, malah lebih baik. Suasana yang damai ini hancur karena kamu berisik, sudah sana pergi saja!" Kata kakak seperti mengusir kucing.
"Menyebalkan sekali sih" Kataku lalu beranjak berdiri.
"Oh iya, Jiwoon-ssi. Aku lupa mau ngomong ini" Kata kakak mulai serius.
"Ngomong apa?" Tanyaku dengan santainya.
"Aku akan menginap beberapa hari di dorm. Bulan depan kami akan comeback jadi pekan ini kami harus kerja keras untuk hasil yang maksimal. Untuk sementara kamu aku tinggal dulu" Kata kakak yang membuat mataku membulat sempurna.
Aku sangat terkejut, jantungku berdetak kencang. Semua rasa kesalku hilang sempurna.
"Aku tidak ingin kakak tinggalkan aku sendirian lagi. Aku minta maaf kalau aku ini adik yang nakal, kumohon jangan tinggalin aku" Kataku memohon.
"Aku minta maaf karena sudah merepotkanmu, juga tadi aku memaksakan kehendak. Aku ini adik yang tidak menurut pada kakaknya, aku bodoh. Maaf jika sudah menggangu waktu sore mu. Aku tidak jadi pergi, aku akan di sini sama kakak. Melihat matahari terbenam bersama" Kataku sekali lagi panjang lebar.
"Kamu ini apa sih. Aku kan pergi karena pekerjaan, bukan karenamu. Kenapa minta maaf sampai sebegitunya, Aneh! Sudah sana masuk, katanya tadi mau masuk. Ganggu aja. Aku kan cuma pergi seminggu. Kamu juga sudah dewasa, bisa jaga diri. Saat aku ke Jepang, aku tinggal sebulan kamu gapapa. Kenapa yang seminggu saja kamu tidak bisa? Lebay kan" Kata kakak panjang lebar dengan kata kata yang menusuk hatiku ribuan kali.
"Aku tidak jadi minta maaf. Aku tidak salah, kamu memang menyebalkan. Sana pergi! Aku harap kamu cepat pergi. Muak melihat wajahmu, rasanya ingin muntah" Kataku sambil berjalan meninggalkan kakak.
Kini kekesalanku sudah meluap hingga ujung ubun ubun. Rasanya ingin ku ledakan semua kekesalanku itu. Huh, andai meninju kakak sendiri di perbolehkan. Aku akan meninju nya hingga mati.
"MATILAH KAMU SEKARANG JUGA MR. MENYEBALKAN. PERGILAH MENJAUH DARI HIDUPKU!!" Kataku dalam hati sambil meninju bantal yang ku pegang berulang ulang.
Tak lama kemudian hpku berdering, tandanya ada notifikasi yang masuk.
"Kling.." Suara notif dari handphone ku. Aku menekan tombol on lalu melihat ada pesan yang masuk.
"Siapa ini?" Tanyaku pada diri sendiri. Karena penasaran, aku membaca pesan itu.

(From : Kakak)

Hey, Jiwoon-ssi. Kamu masih marah?

"Apa apaan ini? Bicaranya lewat chat. Dasar pecundang!" Kataku semakin kesal.

(From kakak)

Ah, Jiwoon-ssi. Jangan marah. Matahari nya mulai tenggelam lho. Ini bagus sekali.

"Argghhh, aku tambah kesal! Aku ini lagi marah, bisa bisanya masih membicarakan tentang matahari bodoh itu" Kataku dengan amarah yang meluap luap.

(From : kakak)

Ternyata Jiwoon-ssi ku masih marah. Kamu hanya read massage dari ku saja. Baiklah, kalau kamu keluar kamar dan tidak marah lagi akan aku traktir ice cream yang lezat kesukaan mu. Bagaimana? Masih mau marah?

"Ah, apa ini? Curang sekali. Dia menyogok ku dengan ice cream" Kataku.

Aku berjalan keluar kamar lalu berlari kecil menuju balkon rumah.

"Kak.." Panggilku.

"Ya, Jiwoon-ssi. Gimana penawaranku? Bagus bukan" Kata kakak menyengir culas.

"Eits, tidak semudah itu. Kakak harus belikan aku 10 ice cream dengan ukuran jumbo. Setelah itu, aku tidak marah lagi" Kataku mulai memainkan peran. Aku tersenyum licik setelah itu.

"Apa? Mana bisa begitu. Aku tidak nego seperti itu!" Kata kakak membulat kan mata sempurna, seakan tidak percaya.

"Negosiasi ya tetap lah negoisasi. Kalau kakak tidak mau, ya sudah. Aku akan tetap marah" Kataku membalas senyum culas yang sebelumnya kakak berikan.
Skakmat lah sudah wahai MR. Menyebalkan, aku sangat puas bila sudah begini.
"Ah, iya, baiklah. Ayo pergi beli sekarang" Kata kakak sedikit panik. Ia takut aku marah lagi, padahal kan aku cuma pura pura mengancam. Hahaha, bodoh. Aku akhirnya bisa membuat orang yang pelit ini mengeluarkan uangnya untuk orang lain.
"Hebat sekali Jiwoon-ssi" Kataku memuji diri sendiri dalam hati.

Halo readers, apa kabar? Gimana nih cerita kali ini, Seru atau ngga? Di part kali ini Jiwoon lagi PMS jadinya marah marah mulu :v
Kasian Jungkook...
Walaupun Jiwoon adik yang licik dan selalu memanfaatkan waktu untuk keuntungan pribadi, dia tetap Jiwoon-ssi kesayangan Jungkook. Di mata kakaknya dia tetap adik yang baik dan berprilaku yang manis. Penasaran kan sama keselanjutan cerita mereka? Stay tune terus ya readers. ADIK YANG ISENG DAN KAKAK YANG POLOS, apa judul ceritanya author ganti jadi kayak gitu aja kali ya? Wkwkwk. See you next part readers!

Waktunya bonus pict!!

Waktunya bonus pict!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Brother Is An Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang