satu

362 69 3
                                    





Baru saja Kei membaringkan tubuhnya di ranjang di ruang istirahat para dokter magang, handphone-nya bergetar, seseorang memanggilnya.

"Halo," jawab Kei dengan malas setelah mengetahui siapa yang menelponnya.

"Kamu kebagian shift malam lagi, Kei?"

"Hm. Ada apa?"

"Ga ada apa-apa sih. Aku cuma kangen. Kamu ga kangen gitu sama aku?"

"Engga."

"Kok gitu sih?"

"Aku tutup ya teleponnya? Aku ngantuk seriusan."

"Oh, gitu ya. Ya udah aku pulang lagi deh. Selamat istirahat Kei."

"Hah? Kamu dimana emang?"

"Ini diparkiran rumah sakit."

"Kok ga bilang mau ke sini sih? Tungguin, aku kesana sekarang."

"Surprise dong. Ga usah, kamu istirahat aja udah."

"Serius nih?"

"Iya serius. Aku tau waktu tidur kamu ga banyak. Aku tutup ya teleponnya."

"Tunggu! Kamu ga marah kan?"

"Ciee yang ga mau aku marah ciee.."

"Apaan sih."

"Engga Kei, aku ga marah. Serius. Udah ya, aku tutup teleponnya ya. Selamat istirahat sayangkuu.."

"Jijik."

"Jijik juga baper pasti."

"Engga ya! Udah sana pulang! Jangan lupa makan malem!"

"Ciee yang perhatian ciee.."

"Nyebelin ih!"

"Nyebelin juga kamu suka kan."

"Engga!"

"Ya udah, kamu tutup duluan teleponnya."

"Kok aku duluan? Kamu yang tutup lah."

"Ciee yang masih pengen ngobrol sama aku ciee.."

"Bodo ah!" Kei menutup panggilannya kemudian meletakkan handphone-nya sembarangan.

Ah, kantuk Kei tiba-tiba menghilang begitu saja setelah laki-laki yang menelponnya tadi menggodanya terus.

Akhirnya sekarang Kei guling-guling tidak jelas. Ada rasa menyesal sudah membiarkan laki-laki itu kembali pulang, menyesal sudah menutup panggilan dari laki-laki itu. Aaarrgghh.. laki-laki itu memang selalu berhasil membuat Kei beserta hatinya kalang kabut.

.


Besok aku jemput.

Setelah mengirimkan pesan singkat pada Kei, Seongwoo menyalakan mesin mobilnya, bersiap untuk kembali pulang.

Seongwoo tersenyum senang di dalam mobilnya setelah berhasil menggoda Kei. Ia bahkan gemas sendiri dengan hanya membayangkan wajah Kei yang menggemaskan dengan rona merah di pipi tembam gadis itu.

Tapi sayang, momen itu tidak bisa ia lihat malam itu. Seongwoo salah memilih waktu datang ke rumah sakit untuk memberi Kei kejutan dan mengajaknya makan malam bersama.

Akhirnya ia pun kembali pulang dan memilih untuk datang kembali besok sekaligus mengantar Kei pulang.

.


Tanpa perlu Seongwoo tanyakan kapan jam pulang Kei, tepat di waktu Kei selesai dengan shift malamnya, dia sudah menunggu Kei di area parkir rumah sakit.

Aku udah di depan.

Bebeberapa menit setelah mengirimkan pesannya, Seongwoo sudah bisa melihat Kei yang setengah berlari menghampirinya.

"Udah lama nunggunya?" tanya Kei seraya merapikan rambutnya yang berantakan.

Tangan Seongwoo pun bergerak ikut merapikan rambut Kei. "Engga kok, baru nyampe."

"Ya udah, yuk pulang!"

Kei berjalan melewati Seongwoo. Jujur saja, Kei tidak bisa tahan diperlakukan seperti itu oleh Seongwoo.

Kei masuk mobil Seongwoo lebih dulu.

"Kamu udah makan siang?" tanya Seongwoo sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Belum," balas Kei seraya memainkan ponselnya.

"Mau makan dulu?"

"Pulang aja, aku pengen mandi. Makannya di rumah aja."

"Kamu beneran ga kangen sama aku?"

Kei mengalihkan pandangannya dari ponsel. Sambil berusaha menormalkan detak jantungnya, Kei menatap Seongwoo yang fokus menyetir.

"Kita udah lama ga ketemu, udah lama ga ngobrol juga. Sekarang waktunya kita ketemu kamu malah main hp."

Kei menghela napasnya, memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. "Kamu selama ini kemana aja? Ga ada kabar juga."

"Kamu nunggu kabar dari aku? Berarti kangen kan sama aku? Iya kan kan?" Seongwoo kembali menggoda Kei.

"Emang susah ya ngajak kamu ngobrol serius."

"Yakin nih mau aku seriusin?"

"Tau ah!"






Just Say It
heavenable | 2018

Just Say It ; osw-k.keiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang