delapan

222 55 6
                                    

















"Hari ini aku anter kamu pulang aja ya?"

Kei yang baru saja menyandarkan punggungnya di jok mobil, tentu terkejut dengan pertanyaan Seongwoo. Bukannya kemarin sudah janji mau jalan berdua setelah Kei pulang?

"Kok pulang?"

"Kamu kelihatannya cape banget, lebih baik kamu istirahat aja. Belum lagi nanti sore kamu masuk lagi."

Kei meraih tangan Seongwoo yang sedari tadi merapikan rambutnya. Kei heran, perasaan dia sudah merapikan rambutnya sebelum bertemu Seongwoo, tapi Seongwoo tidak berhenti menyisir rambut Kei. Mata Seongwoo juga terus menerus terarah pada rambutnya, tidak sekali pun menatap wajah Kei.

"Kamu kenapa?"

Lagi-lagi Kei terkejut saat Seongwoo mengalihkan pandangannya, dan menyalakan mesin mobilnya.

"Gapapa."

Seongwoo mulai melajukan mobilnya keluar dari area rumah sakit.

"Kamu tuh aneh banget hari ini. Dari tadi ketemu, kamu sama sekali ga natap aku. Sekarang malah mau nganter aku pulang. Kan kemarin janji kita mau jalan bareng."

"Gapapa. Serius."

"Kamu kesel ya sama aku? Gara-gara aku kelihatan cape?"

"Engga Kei, aku sama sekali ga kesel, seriusan."

"Ya udah, berarti kita tetep jalan-jalan!"

"Tapi aku maunya kamu istirahat Kei. Kalau nanti kamu sakit gimana?"

Kei memberengut kesal.

"Minggu depan kita jadi liburan, yuk?!"

Kei semakin kesal saat mengingat Seongwoo yang mengajak liburan beberapa hari yang lalu. Janji kemarin malam saja Seongwoo membatalkannya, apa Seongwoo berniat menggoda Kei lagi seperti waktu itu?

"Ga! Taunya kamu cuma bercanda doang!"

"Kali ini serius Kei, aku beneran pengen ngajak kamu liburan minggu depan."

"Jalan-jalan hari ini aja ga jadi, apalagi minggu depan. Ong, kamu tuh maunya apa sih? Hubungan kita udah jelas begini pun kamu masih aja bercanda."

Seongwoo menepikan mobilnya tepat di depan rumah Kei. Setelah itu dia membalas ucapan Kei masih tidak menolehkan pandangannya pada Kei.

"Aku serius. Aku serius ngajak kamu liburan minggu depan. Dan buat jalan-jalan hari ini juga aku serius kalau aku maunya kamu istirahat. Aku ga mau kamu malah sakit karena waktu istirahat kamu habis cuma buat jalan-jalan aja!"

Rasa kesalnya belum hilang, akhirnya Kei memberanikan diri untuk menangkup wajah Seongwoo dan menariknya, agar Seongwoo menatapnya. Padahal hatinya sudah berdebar tidak jelas.

"Apa susahnya natap aku waktu lagi ngobrol? Menoleh sebentar aja apa ga bisa?"

Seongwoo mengedipkan matanya berulang kali, terkejut dengan apa yang sedang Kei lakukan padanya. Sedari tadi Seongwoo sudah menahan keinginannya untuk tidak menatap Kei. Tapi sekarang, Seongwoo dipaksa untuk menatap Kei dalam jarak yang begitu dekat.

"Apa ada masalah?"

Seongwoo menggeleng.

"Kamu beneran ga kesel karena aku kelihatan cape?"

Seongwoo mengangguk.

"Terus kenapa?"

Seongwoo menunduk, menghela napasnya seraya meraih kedua tangan Kei. Kali ini pertahanannya hancur begitu saja.

"Karena hari ini kamu terlalu cantik."

Kei yang masih bingung, belum mengerti ucapan Seongwoo itu dikejutkan oleh aksi Seongwoo yang tiba-tiba mencium bibirnya sekilas.

Kali ini giliran Kei yang mengedipkan matanya berulang kali, menatap Seongwoo. Terlebih saat tangan Kei diarahkan untuk merasakan degup jantung Seongwoo.

"Pas lihat kamu keluar dari rumah sakit, temponya terus-terusan begini. Ga natap wajah kamu aja udah gini. Apalagi kalau aku natap kamu."

Kei menunduk dan tersenyum tipis.

"Maaf," ucap Seongwoo sebelum kembali menempatkan bibirnya di bibir Kei. Kali ini lebih lama. Seongwoo juga merasakan tangan Kei yang meremas kemejanya, menikmati ciumannya.


















Just Say It
heavenable | 2018

Just Say It ; osw-k.keiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang