Seongwoo yang baru saja keluar dari kamar mandi, kemudian tersenyum mendapati Kei menghubunginya.
"Halo, Kei."
"Kamu lagi apa?"
"Baru selesai mandi. Kamu belum tidur? Biasanya juga tidur sebentar kan?"
"Engga ngantuk."
"Tapi kamu harus tidur Kei. Selama dua hari kamu terus-terusan kerja, belum pulang. Tidur cuma dua tiga jam, pasti kamu capek banget."
Tepat sepulang berlibur dengan Seongwoo, Kei harus mengganti waktu cutinya itu dengan pekerjaan di rumah sakit. Akhirnya Kei harus standby di rumah sakit selama dua hari tiga malam.
"Sekarang kamu tidur, aku tutup teleponnya ya?"
Kei tidak menjawab, Seongwoo bingung. Dia ingin menutup panggilannya dan membiarkan Kei untuk istirahat, tapi di sisi lain Seongwoo juga khawatir karena sedari tadi ucapan Kei terdengar lirih.
"Kei?"
"Hm."
"Kamu baik-baik aja kan?"
"Hm."
"Apa aku harus kesana?"
"Engga usah. Kamu juga pasti capek."
"Aku khawatir sama kamu, Kei."
"Aku baik-baik aja. Tadi pas kita makan malam kamu lihat sendiri kan?"
"Justru itu, tadi aku lihat kamu baik-baik aja. Tapi sekarang dengar suara kamu, aku khawatir."
Kei kembali tidak menjawab.
"Video call ya? Aku mau memastikan kalau kamu baik-baik aja. Mau lihat senyum cantik kamu juga," ucap Seongwoo seraya membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
"Jangan. Akunya jelek. Tadi habis makan malam, aku ngurusin pasien satu keluarga yang rumahnya kebakaran. Muka aku kucel banget."
"Engga masalah, buat aku kamu tetep cantik kok."
Kei menghela napasnya. "Akunya engga mau."
"Ya udah, terserah kamu. Tapi beneran ya kamu baik-baik aja?"
"Iya, beneran."
"Mau aku nyanyiin?"
"Boleh."
"Mau lagu apa?"
"Terserah."
Kemudian Seongwoo menyanyikan lagu secara acak, dengan nada dan lirik yang dia buat sendiri.
Dan Seongwoo mendengar Kei tertawa kecil.
Namun selanjutnya Seongwoo bangun dari berbaringnya saat tawa Kei itu hilang berganti dengan isakan pelan. Seongwoo semakin khawatir.
"Kei?"
Kei tidak menjawab.
"Kei, aku mohon jangan begini. Kalau ada apa-apa bilang, Kei."
Isakan Kei semakin jelas terdengar.
"Kamu anggap aku apa, kalau kamu masih ga mau cerita apapun sama aku?"
Seongwoo menunggu jawaban dari Kei.
"Ada apa? Kamu kenapa?"
"Aku sendiri ga tau kenapa..." Akhirnya Kei menjawab dengan nada bergetar. "Rasanya capek banget. Aku pengen nyerah aja..."
"Aku tanya sekali lagi, kamu anggap aku apa kalau saat kamu capek begini kamu lebih milih nyerah, hm?"
Kali ini Seongwoo membiarkan Kei diam. Dia menunggu jawaban dari kekasihnya itu.
"Emang ga apa-apa kalau kamu ke sini lagi?"
"Kalau itu bisa buat kamu tenang, aku sama sekali ga masalah."
"Kamu kesini ya? Aku butuh kamu."
"Coba dari tadi kamu bilang."
"Aku tunggu. Aku pengen peluk kamu." ucap Kei pelan
"Iya, sayang. Aku berangkat sekarang."
"Teleponnya jangan ditutup. Kamu nyanyi yang tadi lagi."
"Siap, Tuan Putri."
Just Say It
SELESAI
Terima kasih atas dukungan dan komentarnya ^^
Salam, heavenable
2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Say It ; osw-k.kei
Fanfic"Kalau suka ya bilang. Kalau cinta ya bilang. Ribet amat pake kode-kodean." Ong Seongwoo heavenable | 2018