empat

236 60 1
                                    








Seongwoo memberhentikan mobilnya di kantor tempatnya bekerja, ia harus memastikan bahwa semua pekerjaan tidak ada masalah sebelum dia beristirahat di rumahnya.

"Ong!"

Baru saja membuka pintu ruangannya, Seongwoo sudah dipanggil oleh Jonghyun –salah satu rekan satu tim yang membangun agen travel bersamanya.

Iya, Seongwoo membangun bisnis travel itu bersama keempat teman kuliahnya. Dan sekarang sudah berjalan hampir empat tahun.

"Ngobrol di dalem aja!" ajak Seongwoo.

"Lo abis darimana? Dicariin dari tadi juga."

"Ada urusan bentar. Kenapa?"

Keduanya kini sudah duduk di sofa.

"Gue barusan cek, masih ada delapan slot kosong buat perjalanan lusa. Tiga slot udah diisi buat gue, istri sama anak gue. Dua slot udah diisi Taehyung sama istrinya. Taeyeong juga katanya mau ngisi dua slot, dia mau ngajak pacarnya. Tingga satu slot lagi, lo mau ikut?"

"Terus ini maksudnya lo pada mau ngebiarin gue liburan sendiri gitu? Asem emang!"

"Emang kenapa kalo lo liburan sendiri? Bukannya tiga hari yang lalu lo baru balik liburan sendiri? Maen kabur gitu aja lagi, ga bilang sama kita-kita."

Seongwoo nyengir tanpa rasa bersalah.

"Kemarin kan gue perginya bener-bener sendiri, ga ada yang gue kenal. Jadi mau orang lain mesra-mesraan juga gue bodo amat. Lah sekarang, lo pada mau pamer kemesraan di depan gue?"

"Keahlian lo kan baperin cewek, nanti lo bisa tuh baperin cewek-cewek di sana. Manfaatin aja buat mesra-mesraan sama tuh cewek, biar ga ngiri sama kita-kita."

"Sembarangan!" Seongwoo memukul kening Jonghyun dengan pensil yang dipegang Jonghyun.

"Kalian aja yang pergi, gue ga ikut! Kalau pun nanti gue berubah pikiran, gue nyusul sendiri deh."

"Yakin lo?"

"Iya! Lagian kalau semuanya pergi, yang ngurusin di sini siapa?"

"Tumben lo peduli sama kantor. Biasanya juga keluyuran ga bilang-bilang."

"Justru itu, sebagai permintaan maaf gue sama kalian bertiga, selama kalian liburan gue bakal standby di sini. Serius."

"Oke."

Jonghyun pun keluar dari ruangan Seongwoo.

Setelah obrolan bersama Jonghyun itu membuat Seongwoo kembali teringat bagaimana senangnya Kei saat Songwoo mengajak gadis itu berlibur.

Sebenarnya memang Seongwoo berniat untuk mengajak Kei liburan, sekaligus memperjelas hubungan keduanya. Karena Seongwoo merasa keduanya tidak memiliki waktu yang tepat untuk membicarakan tentang itu.

Tapi ujung-ujungnya dia menjadikannya sebagai candaan. Bukan apa-apa, Seongwoo hanya bingung sekaligus gugup jika ngobrol dengan Kei tanpa candaan.

Seongwoo kembali tersadar, saat ini dia harus fokus dengan pekerjaannya dulu. Biar urusan tentang Kei dia pikirkan setelah pekerjaannya hari itu selesai.

Tepat jam 10 malam, Seongwoo mematikan komputer dan membereskan berkas-berkas di mejanya. Seongwoo keluar dari ruangannya bersamaan dengan rekan-rekan yang lainnya keluar dari ruangan masing-masing.

Selesai mengunci ruangannya, Seongwoo terkejut saat ponselnya berdering dan nama Kei muncul di layar ponselnya. Ia pun segera mengangkatnya.

"Halo."


....


"Masih di kantor, baru mau pulang. Ada apa?"

Ketiga rekannya menoleh pada Seongwoo, penasaran dengan orang yang menelpon Seongwoo, mereka bertiga pun berjalan di belakang Seongwoo.

"Boleh. Aku jemput sekarang, kamu tunggu ya."

"Ciaaa... Ong mau ketemuan sama cewek ciaaa..."

Tepat setelah di seberang sana Kei menutup panggilannya, ketiga rekan Seongwoo ribut menggodanya.

"Ngapain lo senyum-senyum macem ABG jatuh cinta gitu?"

"Ong Seongwoo jatuh cinta, wuhuu.. bentar lagi ganti status!"

"Berisik kalian!! Pada balik sana!"





















Just Say It
heavenable | 2018

Just Say It ; osw-k.keiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang