Bab 1

36.1K 846 12
                                    

Malam yang sunyi membuat Dara kesepian. Kakak angkat perempuanya yang bernama Dalea pergi karena urusan bisnisnya selama seminggu. Sebelum tragedi kecelakaan yang menewaskan ibu dan ayahnya, ayahnya sempat wasiatkan untuk mengurus bisnis rotinya sampai Dara berusia dua puluh tahun.

Dan malam ini karena Dara tidak bisa tidur, jadi ia akan bergadang untuk menonton Drakor. Di mana itu adalah kebiasaanya saat tidak bisa tidur. Setelah ia menghabiskan semua episodenya dalam waktu semalam saja Dara ingin masuk ke kamarnya. Baru beberapa langkah menuju kamar, Dara mendengar suara ketokan pintu.

Tokkk..

Tanpa mau berlama-lama Dara langsung membuka pintu lalu memunculkan sedikit kepalanya untuk melihat siapa yang hendak bertamu ke rumahnya.

Dara terkejutnya saat lihat wajah Nattan sangat sedih dan penampilannya yang sangat berantakan membuat Dara ibah melihat penampilanya yang kacau balau.

"Mari silahkan masuk, mas." Dara membuka pintu dengan lebar dan mempersilahkan Nattan untuk masuk ke dalam dan berjalan mengekorinya. Sedangkan Nattan berjalan lungai seperti orang yang sedang mabuk berat, bahkan ia tak sangup untuk berjalan lagi dan Dara terpaksa menuntunya dan mendudukanya di sofa.

"Apa mas Nattan baik-baik aja?" tanya Dara sambil menundudukan Nattan di sofa

"Iya, saya baik," ucapnya yang setengah sadar lalu duduk di sofa dan menyenderkan pundaknya ke sofa lalu memejamkan ke dua matanya.

"Kalo boleh tahu, ada apa datang kemari? Mau ambil barang?" Dara ingat pesan dari kakaknya jika Nattan akan datang kemari untuk mengambil barangnya.

Huek

Tiba-tiba saja Nattan memuntahkan semua isi perutnya di lantai sampai terkena baju kerjanya. Spontan Dara mendekatinya dan menepuk bahunya untuk memuntahkan semua isi perutnya.

"Ini pasti mas Nattan kebanyakan minum deh," guman Dara sambil mengeleng-gelengkan kepalanya heran denganya yang tidak bersifat dewasa saat menghadapi masalah.

"Mas ganti baju dulu yah? Biar aku yang ambilkan baju gantinya di kamar kak Lea. " ucapnya hanya di beri anggukan saja oleh Nattan.

Kini Dara sudah kembali dan membawakan baju ganti untuknya. Dengan perlahan-lahan Dara membuka jas Nattan dan membantu Nattan membersihkan pakaianya yang terkena muntahnya. Setelah selesai membantu memakaikan baju untuknya, Dara membaringkanya di sofa dan memberikan selimut. Lalu Dara pergi meninggalkan Nattan sendiri di ruang tamu dan pergi kedapur untuk mencuci gelas yang ia pakai.

Dara asik bersenandung gembira dan ia terkejut dengan tangan kekar yang tiba-tiba melingkari perutnya. Dara segera berbalik kebelakang melihat kebelakang lalu menepis tangan kekar Nattan di perutnya. Dara kembali tersentak saat Nattan tiba-tiba mencium bibirnya, Dara mendorong tubuh Nattan sekuat tenaganya dan mengusap kasar sisa salivanya.

"Kamu jangan kurang ajar yah!! mas tuh harus sadar bentar lagi kamu mau nikah, mas. sama kak Lea, seharusnya kamu tau itu." Dara menasehatinya yang sedikit membentak, Dara betul-betul sangat emosi dengan ulahnya yang tidak senonong itu kepadanya. Dara tak bisa tinggal diam begitu saja! Ia juga bisa memberontak.

"Nikah?" Ucapnya tertawa kecil membuat Dara melonggo tak percaya melihat ekspresi Nattan. Mengingat Dalea menolak lamaranya di tahun ini membuatnya kesal!

"Siapa yang mau nikah?" jawabnya bertanya tanya membuat Dara geram.

"Yah kamulah mas sama kak Lea!" Dara hampir meneriaki kebodohan dari Nattan.

"Aku sama Dalea sudah putus dan sekarang aku lagi butuh kamu," Nattan mengangkat dagu Dara keatas agar bisa melihatnya. Dara menghempaskan tangan Nattan yang berada di dagunya "Sinting kamu, mas!" maki Dara padanya hanya di balas dengan senyuman yang punya arti yang terselubung.

Second Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang