"Pagi, sayang." sapa Dalea pada Nattan yang baru saja bangun dari tidurnya. Yah! Mereka semalam tidur bersama di apartemen milik Nattan dan Dalea menginap di sini karena Nattan-lah yang menyuruhnya untuk tidur bersama dan itu sudah biasa mereka lakukan.
"Pagi, sayang." Nattan mencium pipi kanan Dalea. Lalu duduk dengan bersandar di punggung ranjang.
"Pagi-pagi begini mau ke mana?" tanya Nattan pada Dalea yang sudah rapi.
"Mau pulang, mas. Gak enak ninggalin Dara sendirian di rumah."
"Duh! Manja banget sih." gerutu Nattan masih tak terima Dalea pulang secepat ini. Ia masih ingin berlama-lama sebentar dengan kekasihnya.
"Eh. Gak boleh ngomong gitu."
"Iya-iya kakak yang pemarah." goda Nattan.
Dalea mengacak rambut Nattan. "Ya, udah aku pulang dulu ya," pamit Dalea seraya mencium pipi Nattan.
"Mau aku antar?"
"Gak usah kan aku bawa mobil sendiri."
"Ya, udah aku pulang dulu ya, bye sayang." Dalea mencium pipi Nattan sekali lagi dan diakhiri dengan pelukan hangat.
Kini Dalea sudah berada di rumahnya. Hari ini ia ingin mengajak Dara untuk lari pagi agar tubuhnya tetap bugar dan juga agar menjaga berat badanya agar tidak terlalu gendut. Mereka melakukan hal seperti ini sudah sangat lama yaitu, sejak mereka masih kecil hingga sampai saat ini.
Tanpa mau berlama-lama lagi Dalea langsung membuka pintu kamar Dara dan melihat kamar Dara sudah rapi. Tak seperti biasanya Dara bangun sepagi ini dengan keadaan kamar yang sudah rapi, apalagi tadi malam adalah malam minggu, biasanya adiknya itu begadang demi menonton Drakor di ponselnya.
Dalea melangkah masuk ke kamar Dara dan ia langsung mencari Dara di kamar mandinya. "Kok, gak ada?"
"Dara?" panggil Dalea tidak di beri jawaban oleh adiknya. Dalea berjalan menuju dapur untuk mencari keberadaan Dara tapi hasilnya nihil! Dara tidak ada di rumahnya. Entah ke mana pergi adiknya itu. Apa jangan-jangan semalam Dara tidak pulang? Gak! Gak mungkin!
Dalea menyambar ponselnya dan menghubungi Dara tapi nomor gadis itu tidak aktif. "Ya, ampun. Dara! Kamu di mana sih?!" Dalea menurunkan ponselnya di telinganya lalu di banting ke sofa. Melihat Dara tidak ada di rumah membuatnya kalang kabut. Ia menggerututi atas kebodohanya tak seharusnya ia tidur bersama dengan Nattan dan membiarkan Dara tidak pulang semalam.
Nattan me keningnya saat ada panggilan dari Dalea. Nattan buru-buru mengangkat telponya.
"Iya, Lea. ada apa?"
"Mas, Dara hilang, mas."
"Apa hilang? Bagaimana bisa?"
"Aku tidak tahu, mas. Saat tadi aku buka kamarnya dia sudah tidak ada. Mas aku takut, mas."
"Apa kamu bertengkar denganya?"
"Tidak, mas."
"Lalu bagaimana mungkin dia dia bisa kabur?"
"Aku tidak tahu, mas."
"Yah sudah biar kita cari sama-sama"
"Iya, mas."
"Yah udah aku matiin dulu yah telponya," Nattan menurunkan ponselnya di telinganya. Nattan menghempaskan bokongnya di kursi. Pikiranya tentang Dara sudah hilang dan kini Dalea mengingatkan lagi pada gadis itu dan mengabarkan jika gadis itu telah menghilang.
Nattan memijit pelipisnya. Gadis itu sukses membuat hidupnya kacau dan belum lagi ia harus membaca laporan keuangan hari ini dan itu membuat otaknya ingin pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love (END)
RomanceDara tak punya pilihan lagi selain menikah dengan orang yang telah membuat masa depanya menjadi hancur dan lebih menyedihkanya lagi Dara menikah dengan calon kakak iparnya sendiri dan itu membuat Dalea harus mengikhlaskan kekasihnya hidup bersama ad...