-Mark-
Pak Xander adalah senior juga sekaligus orang yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri.Saat keadaannya sedang kacau seperti malam ini, rasanya aku hanya ingin menemaninya.
Ayahku sudah meninggal sejak aku berumur 19 tahun dan aku bertemu Pak Xander di kampus tempat aku kuliah. Aku sangat senang dengan cara pengajaran dia. Pak Xander adalah orang yang cukup tegas, apa yang iya katakan itulah yang dia lakukan.
Malam ini pertama kalinya aku lihat beliau begitu menahan amarahnya, mungkin karna kemarahan ini dibuat oleh anak satu-satunya. Pak Xaner sangat membanggakan anak satu-satunya, dia selalu berharap anaknya mau memegang usahanya seperti aku meneruskan usaha ayahku.
Selama ini aku belum punya kesempatan untuk bertemu Ryan, anak Pak Xander. Ryan sepertinya anak yang suka berhura-hura. Saat dijakarta Ryan hanya ada disaat siang, itupun disaat dia tidur, saat bangun Ryan pasti sudah tidak ada dirumah.
“ aku sangat takut kalau anak perempuan itu muncul lagi……….”ucap Pak Xander.
“ anak perempuan……………….??” Tanyaku penasaran
“ Dulu Ryan pernah dekat dengan seorang anak Panti asuhan,,,,,,”
“ aku akui semenjak ada anak perempuan itu, Ryan berubah menjadi anak yang bersemangat….”
“ Sangat sulit membuat Ryan bersemangat seperti itu…….”
“ aku memanfaatkan keberadaan anak itu,,,,hingga kutemui kesalahan Ryan….”
“ Demi anak perempuan itu,,,Ryan jarang masuk sekolah……….”
“ aku rasa itulah kesempatan ku untuk memanfaatkannya…..”
“ aku pisahkan mereka dengan janji aku akan memantau anak perempuan itu….”
“ tapi aku sama sekali tidak mencari tahu kabar anak perempuan itu…..”
“terakhir yang aku tau,,,,,anak itu diadopsi sebuah keluarga,,,dan anak itu dibawa keluar dari Indonesia,,,,entah kemana……”
“ tapi sekarang aku sama sekali tidak habis pikir……apa mungkin anak perempuan yang sama…” lanjut cerita Pak Xander
“apa alasan Bapak tidak menyukai anak perempuan itu………….?” Tanyaku.
“ tidak mungkin aku membiarkan anakku bergaul dengan anak dari Panti asuhan….!!l “
"sekarang aku harus berpikir….bagaimana lagi aku bisa memisahkan mereka,,,,jika memang benar yang dimaksud Ryan adalah anak perempuan itu…..” Pak Xander mengelus-elus rambutnya.
“lebih baik bapak istirahat dahulu……”
“ Bapak bisa pikirkan nanti,,,,yang penting sekarang bapak harus mengistirahatkan pikiran dan badan bapak….” Bujukku
“ya…..lebih baik aku beranjak tidur……aku lelah dengan semua tingkah Ryan…” gerutu Pak Xander
Pak Xander pun berjalan menuju tempat tidur dan langsung memejamkan matanya.
Aku masih terduduk di sofa tidak tahu harus bagaimana, karna aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuat Pak Xander tenang. Mungkin dengan mendengarkan ceritanya tadi,cukup membuat pak Xander merasa lega.
Aku teringat dengan Erika, Erika pun berasal dari Panti asuhan, tetapi itu sekian tahun yang lalu. Erika sangat tidak ingin mengingat tentang panti asuhan yang pernah merawatnya. Bahkan dia tidak mau ingat masa-masa dia dipanti asuhan, bukan karna malu pernah tinggal dipanti asuhan, melainkan ada hal yang membuat dia tidak mau mengingat panti asuhan dan sampai saat ini akupun tidak ingin mengetahuinya dan menanyakannya pada Erika
Aku tahu siapa Erika setelah 2 tahun kami berpacaran, Erika mengatakan kalau dia bukanlah anak kandung dari keluarga chandler. Erika di asuh oleh keluarga chandler saat berumur 14 tahun dan Erika sangat beruntung memiliki orang tua asuh yang tidak membedakan dia dengan kakak-kakaknya.
Keluarga Chandler adalah salah satu kerluarga terkaya di Singapore, tetapi keberuntungan keluarga chandler tidak sebagus keinginan istri dari tuan Chandler yaitu memiliki anak perempuan.
Orang tua Erika adalah teman dekat dari nyonya chandler, nyonya chandler pun mengetahui kecelakaan yang terjadi oleh orangtua Erika.
sekian lama keluarga chandler mencari dimana Erika setelah kecelakaan itu hingga akhirnya keluarga itu menemukan Erika disebuah panti asuhan. Erika sangat tahu kalau dia bukanlah anak kandung dari keluarga chandler, tetapi tidak sedikitpun Erika mencoreng nama keluarga chandler.
Saat aku mengahadap keluarga chandler dan mengatakan sedang dalam hubungan dekat dengan Erika, keluarga chandler sangat senang. Mereka pun langsung menyetujui hubungan kami dan berharap kami segera menikah,
tapi Erika selalu menolak kemauanku juga orangtuanya. Sejak menjalani hubungan dengan Erika, aku tidak tertarik untuk mencoba melihat ke wanita lain. Erika menerimaku tanpa mempermasalahkanku dengan kekuranganku. Dia selalu ada dimana pun aku membutuhkannya.
Erika cukup menyempurnakan hidupku, dalam hidupku sekarang hanya untuk membahagiakan Erika.
Aku terbangun saat seseorang memperbaiki selimutku, aku tertidur di sofa tempat Pak xander bercerita tentang Ryan.
“ maaf…. Membangunkanmu….” Ucap Pak Xander
Akupun segera beranjak dari sofa dan mencuci mukaku. Lalu kami pun jalan ke restaurant yang ada di lantai dasar hotel. Kami berdua hanya meminum kopi dan saling diam.
Mungkin Pak Xander masih terus kepikiran tentang Ryan dan aku tidak ingin menggangu pikirannya itu.
“ kau pulanglah…..kasian Erika sendiri….” Ucap pak Xander
“ya…..setelah kopi ini habis,,,,aku akan segera pulang Pak” sahutku.
Aku menaiki taksi untuk pulang ke apartemenku. Sesampai di apartemen kulihat Erika masih tertidur pulas di tempat tidur. Aku mendekatinya dan berbaring disampingnya. Aku tatap wajahnya, ku belai rambutnya.
“ andai anak perempuan itu seberuntung kau, hun…………..” ucapku pelan
Erika bergerak dan mulai membuka matanya
“ pagi hun…………….” Sappa ku
“ Darl……..kau sudah kembali,,,,, bagaiamana dengan pak Xander???”
“ kau meninggalkannya…………….?? “ Tanya Erika
Aku segera memeluknya, mengingat omongan Erika tadi malam yang meminta untuk mempersiapkan pernikahan kami. Aku memeluknya sangat erat, aku menciumi jidatnya. Aku rubah posisiku menjadi di atas Erika, kuciumi sekitar wajah Erika. Sudah lama sekali aku tidak berduaan dengannya di atas tempat tidur.
Aku membuka baju tidur Erika dengan tanganku, tetapi tetap kuciumi bibir tipisnya yang selalu membuatku nyaman. aku pandangi dirinya lebih dekat dari biasanya. Erika pun membalas membuka kancing kemeja ku satu per satu.
Dalam tubuh yang tidak menggunakan kain sehelai pun, kupeluk Erika, kami pun melakukan hubungan intim dan mendesah tanpa kata.
Kusudahi permainanku dengan Erika, kulihat kelelahan di raut wajah Erika, aku memeluknya dan
ku cium keningnya selama mungkin“ love you hun……………” ucapku
“ love you too darl…………….” Balas Erika
"kau bersungguh-sungguh saat kau bilang untuk menyusun pernikahan kita hun??"? Tanyaku menyakinkan
“ ya…………..aku sudah berpikir,,,,, dan aku sudah mau menikah denganmu…..”
“ aku mencintaimu,,,,begitu juga kau……”
“aku bahagia bersamamu………….jadi aku tidak mau kehilanganmu selamanya…………….” Jawab Erika menyakinkanku
Aku kembali menciumi bibir kecilnya dan betapa bahagianya aku. Segera kubangun dari tempat tidur tanpa sehelai baju, kugendong Erika dengan kedua tanganku, kuputar satu putaran melingkar dan kembali kupeluk saat kuturunkan kembali Erika di tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC OF THE JOURNEY (THE LOVE)
Roman d'amourCinta itu dapat dirasakan saat kamu sudah kehilangan dia, tapi saat Cinta ada disampingmu,,,, kamu tidak akan pernah menyadari kalau itu adalah CINTA