Oh my!

5.2K 587 30
                                    

"Jadi, kau akan pergi?"

Wonwoo menoleh saat telinga nya menangkap suara bariton itu. Ia kemudian tersenyum.

"Iya, dadd." Sahutnya. Wonwoo kembali sibuk membuat sarapan. mengisi roti tangkup dengan daging asap buatannya. Juga menyeduh americano panas dalam cangkir, untuk sosok yang di anggap nya Ayah itu.

"Well, dia tampan. Sepertinya aku harus mulai merawat wajah ku karena posisi ku sedang terancam." Pria berumur awal empat puluhan tahun itu mengulas senyum, menggoda Wonwoo.

Wonwoo meliriknya, lalu mencebik kesal.

"Dadd, come on." Rengek Wonwoo, menyodorkan piring sarapan ke depan pria itu.

"Baiklah, aku kalah. Siapa yang bisa menentang mu?" Tanyanya lagi, masih berusaha meledek Wonwoo.

"Dadd, cukup!" Wonwoo menatap galak ke arah pria itu, berusaha membuat nya takut.

Alih-alih menyeramkan, Wonwoo terlihat jelas sedang merajuk.

Pria itu tertawa, lalu mulai menyesap isi cangkir nya.

Sementara Wonwoo menarik kursi, kemudian duduk dan mulai makan. Setelah beberapa menit berlalu, keheningan menerpa mereka. Membuat Wonwoo akhirnya memutuskan buka suara;

"Dadd, kau harus pulang. Sudah seminggu kau disini." Ucap Wonwoo kemudian. Menatap hati-hati pria itu.

Tapi ketika orang yang dipanggil nya 'Daddy' itu menoleh, Wonwoo justru memandangi map kerjanya yang bertuliskan nama sang ayah, Jung Yunho.

"Hm?  Kau mengusir ku? Oh, posisiku benar-benar terancam." Bukannya menjawab, Yunho justru membercandai anak angkatnya lagi.

Wonwoo menggeleng. "Dadd, aku serius. Kau harus pulang, Yerim merindukan mu, sepertinya." Ucapnya lagi.

Kali ini Yunho menghela nafas. Kemudian menyuap kan potongan terakhir rotinya.

"Dia takkan merindukan ku, Wonwoo. Gadis itu selalu sibuk dengan urusan nya sendiri. Dia mencari ku hanya ketika uang sakunya habis." Sahut Yunho, well, ia punya alasan sendiri untuk hal itu.

Wonwoo lagi-lagi menggeleng. "Tidak, dadd. Kau harus menjelaskannya. Mau sampai kapan Yerim salah paham dengan hubungan kita?" Kali ini Wonwoo dengan berani menatap Yunho.

Pria itu memejamkan matanya sejenak. Lalu dengan suara yang lebih rendah dan hampir terdengar seperti geraman, Yunho berucap.

"Itu bukan urusan mu, Wonwoo."

Membuat pemuda manis itu kehilangan kata-kata dan akhirnya membisu sambil menghabiskan sisa susu vanilla nya.

Yunho hanya bisa mendengus saat Wonwoo naik ke lantai atas tanpa mengucap apapun padanya. Rumah itu seketika terasa dingin.

🌸🌸🌸

Mingyu merapihkan rambutnya sekali lagi di kaca spion mobil nya. Setelah memastikan tampilan nya sempurna, ia turun dari Ferarri merahnya. Tubuh jangkung nya di balut kemeja denim berwarna biru langit dengan celana denim senada. Sedangkan kakinya terlihat memakai sneakers putih yang membuat tampilan nya semakin kasual. Mingyu menghampiri pintu gerbang yang ada di depannya.

Tangan-tangan yang kokoh menekan bel, membuat samar-samar bunyinya terdengar. Tak lama, Wonwoo keluar dari pintu utama. Dengan senyum yang kelewat manis.

Mingyu balas tersenyum canggung, diam-diam ia merasa gugup. Melambai ke arah Wonwoo yang menghampiri nya. Membuka gerbang itu.

"Mau mampir dulu? Atau langsung berangkat?" Tanya Wonwoo, begitu mereka berhadapan.

Playboy and the Gang of Cherry (MEANIE FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang