Video Game

4.9K 510 14
                                    


"Ya, Mingyu." Sahut Wonwoo pendek. Diakhiri dengan senyuman manis yang mampu membuat hormon endorfin dalam diri Mingyu meledak-ledak karena luapan euforia yang di dapat nya.

Dengan cepat Mingyu membalas senyum manis Wonwoo dengan senyum kelewat lebarnya. Tangan kanannya meraih tangan Wonwoo, lalu mengecup punggung tangan seputih porselen itu.

"Ah, Wonwoo~ aku bisa mati karena terlalu senang!" Seru Mingyu, girang bukan main. Ia merasa jantungnya berdebar-debar semakin keras dan tanpa sadar darah segar dari hidungnya meleleh, dia mimisan.

Wonwoo terbelalak. Dengan cepat ia menarik berlembar-lembar tisu dan menyusut tetesan darah Mingyu yang mengalir.

"Mingyu, kau berlebihan!" Pekik Wonwoo, panik bukan kepalang.

Tapi Mingyu justru cengengesan. "Aku sudah berusaha menahannya, Wonwoo. Tapi tubuhku bereaksi lebih." Sahut Mingyu, mendongakkan kepalanya dan membiarkan Wonwoo menyumpali salah satu lubang hidungnya dengan buntalan tisu.

Wonwoo mendengus. Diam-diam merasa malu. Baru kali ini dia melihat reaksi yang berlebihan begitu. Menandakan betapa bergejolaknya euforia yang Mingyu alami hanya karena sebuah kata setuju darinya.

"Sebaiknya kau berisitirahat, Mingyu. Mungkin kau kelelahan." Ucap Wonwoo, berusaha menutupi rona merah di pipi nya.

"Ey, aku sama sekali tidak merasa lelah. Aku hanya terlalu senang karena bisa memacari the most sweetest boy in this world." Sahut Mingyu enteng. Dia bangkit dan berjalan menuju sofa di depan tv tanpa merasa bersalah.

"Mingyu!" Wonwoo menunduk. Apa-apaan sebutan Mingyu tadi?

Mingyu terkekeh. Tangannya bergerak menekan remot tv, menyalakan layar 21 inchi itu dan menonton siaran komedi.

Sementara Wonwoo, sibuk membereskan dapur.

"Wonwoo, kau tak perlu mencuci piring nya, kita lakukan saja besok. Ini sudah mulai larut." Ucap Mingyu, ia tidak ingin Wonwoo kedinginan gara-gara mencuci piring di saat hujan deras. Meskipun penghangat ruangan sudah di nyalakan sejak tadi.

Wonwoo menghampiri Mingyu setelah mengeringkan tangannya.

"Terlambat, aku bahkan sudah selesai menyusun nya di rak." Cibir Wonwoo. Mendudukkan dirinya di antara kaki-kaki panjang Mingyu yang berselonjor di sofa.

Mingyu tersenyum. Mengusak helaian surai Wonwoo, kemudian menciumi pelipisnya. Membuat Wonwoo kegelian.

"Mingyu, ih!" Wonwoo berusaha menjauhkan wajahnya dari Mingyu, tapi pemuda jangkung itu justru meraih tubuh kurusnya kedalam pelukan. Kemudian tertawa kecil.

"Mimisan mu sudah berhenti?" Tanya Wonwoo, menghadapkan wajahnya pada Mingyu, dan memeriksa hidung mancung pemuda itu.

"Sudah, sayang~" Sahut Mingyu, berusaha menggoda Wonwoo.

Dan benar saja, rona merah samar-samar merebak di pipi Wonwoo.

Pemuda manis itu menunduk. Sementara Mingyu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Wonwoo. Menyamankan dagunya di atas bahu pemuda itu.

"Sudah mengantuk, hm?" Tanya Mingyu, tangannya mengusap-usap lengan atas Wonwoo.

Sementara yang di tanya mengangguk. Kemudian menguap sambil mengusap wajahnya perlahan.

"Kalau begitu kita tidur, yuk." Mingyu mematikan tv. Lalu tanpa sepatah kata pun, mengangkat Wonwoo, menggendong nya ala bridal.

"Mingyu!" Wonwoo memekik kaget. Dengan refleks tangannya melingkari leher Mingyu.

"Dengan kecepatan cahaya melaju menuju kasur whussshhh~~" Seru Mingyu, menirukan gaya superhero tontonan anak-anak yang sedang populer.

Wonwoo tertawa karena nya. Sementara Mingyu setengah berlari menuju  kamar nya.

Playboy and the Gang of Cherry (MEANIE FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang