Plak!
Tangan mulus gadis itu melayang tiba-tiba, dan menghantam tepat pipi kiri Wonwoo. Meninggalkan jejak kemerahan yang kontras dengan pipi putih pemuda itu.
Mingyu melotot. "Yak!" Protesnya. Tapi tidak ada yang peduli dengan protesnya.
Lalu Yerim berjongkok, meraih dagu Wonwoo dan mempertemukan pandangan mereka, menatap nyalang penuh kebencian terhadap pemuda itu.
"Seperti yang pertama kalinya, kau layak mendapatkannya." ujar gadis itu, dengan angkuh dan nada yang menusuk ulu hati.
"Hei, hei, jangan macam-macam dengan nya, Yerim, aku memaafkan tamparan mu barusan karena kau yang membantu ku membawanya kesini. Tapi kau tak boleh sembarangan main tangan." Ucap Cherry.
Kening Wonwoo berkerut, sama sekali tak menyangka kalau gadis di depannya itu ikut andil dalam penculikan nya.
Salah satu teman Cherry yang bergaun hijau memberi aba-aba, dibalas anggukan oleh gadis bergaun merah itu.
Dan hasilnya, Mingyu dan Wonwoo di naikkan ke atas panggung. Sementara Cherry dan teman-temannya duduk manis di bangku penonton paling depan.
Tiba-tiba lampu ruangan dimatikan, lalu terdengar suara tirai panggung di naikkan, dan lampu sorot sepenuhnya fokus pada dua orang yang duduk berhadapan. Itu adalah Wonwoo dan Mingyu.
Borgol di tangan Mingyu sudah dilepas, tapi Wonwoo masih terborgol.
"Kalian sudah tahu apa yang akan kalian lakukan, jadi lakukanlah dengan baik, buat aku terkesan!" Seru Cherry dari bangku penonton.
Mingyu menoleh, menatap tajam gadis bergaun merah itu, yang dibalas dengan tatap penghinaan.
Ketika Mingyu mengalihkan pandangannya, yang masuk dalam pandangannya adalah dua orang pria bertubuh besar yang menodongkan pistol kearahnya. Dia bahkan dapat merasakan sebuah sinar laser menyorot tepat di dahinya.
Mingyu meringis, kemudian menatap Wonwoo yang gemeteran di depannya. Pemuda itu nampak panik dan tak di saat bersamaan.
Well, siapa yang tidak ketakutan bila dipaksa bercinta dengan laser menodong kepala?
"Wonwoo, tidak apa-apa, percaya padaku. Anggap saja kita sedang syuting seperti tempo hari. Kau mengerti maksudku kan?" Mingyu berusaha meraih Wonwoo kedalam pelukannya.
Samar-samar, Wonwoo mengangguk, lalu memejamkan matanya.
Dengan jantung berdenyut nyeri dan hati yang hancur berkeping, perlahan Mingyu mengecup bibir tipis itu, melumat nya perlahan mencoba menyalurkan ketenangan meski dirinya sendiri panik luar biasa.
Tapi Mingyu harus kuat, agar Wonwoo bisa bersandar padanya.
🌸🌸🌸
Bruk!
"Sudah cukup!"
Cherry bertepuk tangan, dan kemudian beberapa bodyguardnya menghampiri panggung kecil tadi, dua orang membawa Wonwoo dan Mingyu pergi dari sana, sedangkan dua orang lainnya membereskan panggung.
Wonwoo yang kelelahan dan hampir terkapar pingsan, di bawa dalam gendongan, sedangkan Mingyu yang masih bisa berjalan setengah di seret.
Wonwoo menatap penuh kebencian pada gerombolan gadis yang tengah cekikikan itu, masih di tempat duduk mereka yang tadi. Wonwoo merasa dihina. Dia masih bisa sabar untuk menerima semua tuduhan keji dan tamparan Yerim yang kedua kalinya, tapi dia tidak bisa terima saat dirinya diperlakukan seperti binatang yang dipaksa kawin. Benar-benar tidak manusiawi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy and the Gang of Cherry (MEANIE FANFICTION)
Sonstiges. . . . Mingyu dikenal sebagai 'playboy' menggeluti dunia peran dewasa sejak usianya menginjak angka dua puluh. Awalnya, dia hanya mengikuti obsesi gila kakak nya yang seorang produser film. Dan berakhir bertemu dengan Wonwoo, sebagai lawan mainnya...