Yerim menatap terkejut ke arah Yunho yang saat ini berdiri sambil melipat tangannya, menatap gadis itu dengan pandangan penuh intimidasi.Tapi tiba-tiba saja gadis itu tersenyum, lalu tertawa hambar. "Siapa lagi? Tentu saja jalang sialan yang merebut Ayah dari ku!" Serunya sambil mengibaskan tangannya.
Yunho memejamkan matanya, rahang nya mengeras dan ingin sekali rasanya menjenggut rambut gadis itu lalu menyeretnya sampai keluar rumah.
Tapi, Yunho masih punya hati. Bagaimanapun gadis di depannya itu adalah anak yang sudah di asuhnya bertahun-tahun.
"Bagus, sekarang kau boleh pergi dari rumah ini." Ucap Yunho, setengah menggeram. Suara nya dalam dan terdengar mengerikan.
Yerim terbelalak. "Ayah mengusir ku demi jalang itu?" Pekiknya histeris.
Yunho mengangguk cepat. "Ya, jadi pergi dari hadapan ku sekarang juga! Aku sudah jengkel padamu sejak lama sebenarnya!"
Yerim menangis. Matanya memerah dengan emosi dia menunjuk-nunjuk wajah ayahnya sambil berteriak serak sampai tenggorokan nya kering,
"Lihat! Ayah jadi begini gara-gara makhluk sialan itu! Ayah sudah tak menyayangi ku! Aku benci Ayah!"
Yunho terdiam. Dia bahkan tak bergeming barang sesenti pun saat gadis itu berbalik arah dan pergi meninggalkan rumah dengan air mata meleleh dan hanya membawa tas tangannya.
Debuman pintu di banting terdengar keras dan Yunho menjamin kalau mungkin pintu eboni nya retak karena bantingan anak gadisnya.
"Percayalah aku juga membenci mu, Jung Yerim." Rutuk Yunho kemudian.
🌸🌸🌸
Keadaan ruang penyekapan itu benar-benar canggung. Mereka berdelapan duduk saling berjauhan.
Wonwoo melirik Mingyu yang terlelap di bahunya, kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia meringis saat mengingat kejadian tadi, antara Taeyong dan Ten.
Wonwoo memejamkan matanya, mencoba terlelap. Berharap saat esok terbangun, semua kesialan ini sudah berakhir.
🌸🌸🌸
Ruangan rapat itu terlihat suram, wajah-wajah lelah dan kerutan gelisah nampak jelas mendominasi. Sekitar lima belas orang yang tergabung dalam tim produksi, berkumpul untuk merundingkan masalah yang terjadi.
Perkara hilangnya aktor mereka. Ditambah, tadi salah satu agensi juga menelfon menyampaikan kabar, bahwa aktor mereka juga tak ada kabarnya.
Untuk saat ini, Hyuna tak bisa berbuat sembarangan, ia hanya mencoba menutupi masalah ini agar tidak sampai ketelinga penggemar, mengingat mereka sudah tahu biang keladinya.
"Baiklah, selain lima ceri utama, kalian boleh bubar." Ucap Hyuna akhirnya, setelah selama hampir sepuluh menit hening.
Orang-orang yang dimaksud Hyuna bangkit, dan meninggalkan kursi-kursi mereka, menyisakan Hyuna dengan lima orang staff yang tersisa.
Lima orang itu adalah tim inti pendiri 'The Gang of Cherry' termasuk Hyuna sendiri.
"Jadi kita harus bagaimana?" Hyo-rin yang merupakan penulis naskah bertanya, menarik nafas panjang dan menyandarkan punggungnya.
Hyuna bergeming, memijit pelipisnya.
"Sudah jelas kita harus menemui gadis sinting itu, kan?" Kali ini Soyeon yang bicara.
Dua orang yang tersisa saling menatap, lalu mengiyakan pertanyaan Soyeon.
"Kurasa itu benar." Sahut Jina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy and the Gang of Cherry (MEANIE FANFICTION)
Random. . . . Mingyu dikenal sebagai 'playboy' menggeluti dunia peran dewasa sejak usianya menginjak angka dua puluh. Awalnya, dia hanya mengikuti obsesi gila kakak nya yang seorang produser film. Dan berakhir bertemu dengan Wonwoo, sebagai lawan mainnya...