Mingyu menatap penuh kemarahan akan keberadaan Wonwoo, lalu pandangan nyalangnya beralih pada gadis bergaun merah itu.
"JALANG SIALAN! LEPASKAN WONWOO!" Bentak Mingyu murka, kali ini ia kembali memberontak dan membuat pria-pria yang memegangi nya itu kewalahan.
Sampai kemudian, salah satu pria itu menghantam rahang Mingyu dengan kepalan tangannya.
BUAGH!
Hanya sekali, tapi Mingyu bisa merasa rahangnya bergetar dan mungkin nyaris retak. Kepalan tangan pria itu tidak main-main. Mau tak mau, Mingyu berhenti berontak. Meski tatapan nyalangnya tetap mengarah pada gadis itu.
Wonwoo yang melihat kejadian itu, berseru "Jangan pukul dia!" Dan tanpa sadar air mata nya bercucuran.
Gadis itu menyeringai remeh. "Oh, lihatlah aktor kita menangis." Ia berjongkok, mengusap air mata Wonwoo dengan sikap kelewat menyebalkan.
Wonwoo menunduk, berusaha menghentikan tangisnya. Rasanya ada sesuatu yang berdenyut di dadanya saat melihat Mingyu di pukul begitu.
Gadis itu mengalihkan atensi dengan isyarat kepada para bawahannya, pria-pria kekar dengan wajah kelewat sangar seperti algojo itu. Memerintahkan agar mendudukkan Mingyu dan sandera lainnya yang baru datang.
Setelah semuanya terduduk di lantai, gadis itu kembali berucap.
"Baiklah, karena kalian sudah lengkap, aku akan mengenalkan diriku. Namaku Cherry. Tapi semua orang memanggilku Queen." Ucapnya, memperkenalkan dirinya dengan gaya angkuh dan kalimat-kalimat sombong nya yang di bumbui logat aneh.
Mingyu mendecih. Membuang muka dan menatap Wonwoo yang masih menunduk. Berada di seberangnya.
Mingyu meringis. Wonwoo pasti benar-benar tertekan. Ini bukan pertama kalinya ia jadi sandera begitu. Diam-diam Mingyu merasa bersalah, begitu ceroboh dan tidak bisa menjaga Wonwoo.
"Okay, sekarang aku akan biarkan kalian istirahat. Karena besok kalian akan mengalami hari yang berat." Gadis itu kembali berucap, mematri seringai iblis yang benar-benar tampak mengerikan.
Kemudian setelah nya, Cherry keluar dari ruang itu, bersama pasukannya. Pintu tertutup dan orang-orang dalam ruangan itu saling berpandangan.
Mingyu cepat-cepat memanggil Wonwoo, "Pssts, Wonwoo!"
Wonwoo mengangkat kepalanya, menatap Mingyu dengan pandangan nanar. Membuat Mingyu merasa hatinya teriris. Sakit sekali rasanya melihat orang tercinta dalam keadaan begitu, lebih menyakitkan lagi, karena Mingyu ada di sana namun tidak bisa melakukan apa-apa.
"Mingyu, aku takut."
Dan Mingyu, merasa dunianya runtuh.
🌸🌸🌸
Setelah memastikan semua urusan nya di bandara selesai, Hyuna buru-buru pergi ke parkiran, dan di sana sudah menunggu taksi yang di pesankan pihak mitra bisnisnya.
Hyuna tersenyum, dengan wajah lelah dia naik kedalam taksi itu, yang membawa nya menuju hotel.
Tidak perlu waktu lama, karena hotel yang akan di tempati Hyuna memang tidak begitu jauh dari bandara. Ia menyeret tas nya dan menunjukkan struk pemesanan nya lewat ponselnya, membuat resepsionis hotel yang berdiri di balik meja itu buru-buru memberinya kunci kamar. Lalu menyuruh seorang bell boy untuk membawakan barang-barang nya.
Hyuna memesan kamar di lantai dua, tadinya dia ingin lantai satu, agar mudah baginya untuk keluar masuk hotel tanpa perlu naik lift. Tapi yang tersisa hanya di lantai dua, jadilah dia memesan kamar bernomor 57 itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy and the Gang of Cherry (MEANIE FANFICTION)
De Todo. . . . Mingyu dikenal sebagai 'playboy' menggeluti dunia peran dewasa sejak usianya menginjak angka dua puluh. Awalnya, dia hanya mengikuti obsesi gila kakak nya yang seorang produser film. Dan berakhir bertemu dengan Wonwoo, sebagai lawan mainnya...