Pagi ini aku memutuskan untuk duduk di batu dekat air terjun. Pagi ini terasa sangat sejuk,apa mungkin ini karena hanya ada tanaman di sekitar ini. Matahari pagi ini bersinar terang,aku yang daritadi hanya menghirup udara pagi tiba-tiba melihat Averill dan Gabriel sedang bermain air di bawah batu ini. Mengapa aku tidak menyadarinya? Huh pemandangan seperti ini membuat ku muak.
"Eh neng,pagi-pagi udah ngelamun aja" sapa seorang laki-laki berambut berantakan.
"Lo pagi-pagi udah gangguin orang aja" kata ku ketus
"Sekali-sekali gapapa dong. Btw kata dad gue,deket sini ada taman bunga. Kesitu yuk?" Kata Justin dengan senyuman lebarnya dan terlihatlah gigi putih nya yang berjejer rapih.
"Wah kayaknya seru,ayok deh" kata ku sambil merubah posisi ku.
Sepanjang jalan kami hanya terdiam,tapi tiba-tiba aku bertanya ke Justin.
"Tin,lo kok orangnya berubah-berubah gini sih?" Kata ku sambil mengambil ranting patah.
"Berubah gimana? Emang gue Power Ranger pink apa?" Kata Justin sambil sedikit terkekeh
"Bukan wujud nya pintar. Maksud gue watak nya gitu,kadang lo tuh ngeselin terus kadang lo baik,kadang lo sweet gitu." Kata ku sambil berjalan dan melihat pemandangan sekitar
"Oalah itu. Itu karena gue suka sama lu Kim,ah lu mah gak peka banget jadi orang" kata Justin serius dan mulai menatap ku
"Ah jangan becanda tin,gak mungkin aja" kata ku. Justin menatap ku beda sekali,dan ku rasa sekarang pipi ku memanas dan merah seperti kepiting rebus
"Yah terserah sih kalo gak percaya. Ohiya ini udah deket" kata Justin yang tiba-tiba merangkul ku. DEG. Aku deg-degan,tak biasanya.
"Iya itu udah keliatan. Dari jauh aja udah keren banget. Eh gue mau duluan ya" kata ku dan sedikit berlari ke arah taman bunga.
"Awas jatuh kim" kata Justin. Oh tuhan kenapa dia jadi begini?
Akhirnya kami sampai di taman bunga ini,memang sangat indah. Banyak bunga berwarna-warni,aku paling suka bunga yang berwarna merah itu. Aku ingin mengambilnya,tetapi banyak duri nya.
"Kok daritadi ngeliatin doang?" Kata Justin yang membuyarkan semua.
"Itu bunganya keren banget" kata ku dan melihat Justin.
"Gue ambilin ya?" Kata Justin dan lagi-lagi ia melemparkan senyuman indahnya itu.
"Eh gausah tin,banyak duri nya" kata ku melarang Justin
"Ini udah" kata Justin sambil memberi ku bunga merah itu. Dia sangatlah romantis,tapi masa iya aku senang berada di sampingnya? Biasanya aku sangat kesal bila berada di dekatnya.
"Eh duduk disana yuk?" Kata Justin sambil menunjuk kursi panjang berwarna Putih yang letaknya berada di tengah-tengah.
"Ayok deh,gue udah capek jalan daritadi" kata ku dan langsung berjalan ke arah kursi tersebut
"Kim" panggil Justin lembut
"Iya kenapa?" Kata ku sambil menoleh ke arah Justin. Ternyata ia sudah menatap ku terlebih dahulu.
"gue boleh nanya sesuatu gak?" Kata Justin. Mengapa aku deg-degan ya? Apa iya Justin ingin menembak ku? Tapi apa mungkin
"Nanya aja kali" kata ku singkat. Padahal sebenarnya aku grogi
"Emm..." Kata Justin yang tidak berhenti dati kata Emm nya.
"Apaansih? Penasaran nih gue" kata ku. OH TUHAN.
"Foto bareng yuk?" Kata Justin. Dan yak,meleset jauh.
"Yailah foto doang pake serius segala. Kirain mau ngomong apa" kata ku dan langsung merubah muka ku yang tadi nya tegang menjadi muka sebal.
"Geer banget sih lu. Oh gue tau. Pasti lo mikirnya gue mau nembak lo ya?" Kata Justin.
"pede sekali hidup lo. Ih geli" kata ku. Aku berbohong,tapi itu lebih baik. daripada aku mengaku dan di tertawakan oleh makhluk astral seperti nya.
"eh balik yuk,udah siang nih. Nanti kita di cariin lagi. Nanti dad gue ngira kalau anak gantengnya ini di makan sama makhluk astral yang lain" kata Justin. Uh aku muak dengan kata-katanya.
"Yaudah ayok balik. Geli kata-katanya tin" Kata ku sambil berdiri dan Justin juga berdiri. Justin tiba-tiba saja merangkul ku. "Ngapain sih rangkul-rangkul gue?" kata ku dengan muka ketus
"Biar sweet sedikit Kim,ah gak sweet banget sih lo" kata Justin yang belum melepaskan rangkulannya itu
"Yaudah deh,gapapa. Sekali-sekali,baik kan gue sama lo" kata ku dan mengeluarkan senyum indah ku.
Kim's Pov
Di Jalan,aku merasa sangat tenang. Apa mungkin karena aku ada di dalam rangkulan Justin. Justin mengapa bisa membuatku se-nyaman ini? Apa mungkin kata dad itu benar? Dari benci menjadi suka seperti ini? Ah mustahil. Kalau benar-benar aku menyukai Justin,berarti sama saja aku menelan ludah ku sendiri. Huh tak apa lah,kalau suka mau bagaimana lagi? Eh kim kau mengapa jadi seperti ini? Aneh.
"Udah mau nyampe,gue lepas ya rangkulannya. Nanti kalo dad kita ngeliat,bisa abis deh" kata Justin dan langsung melepaskan rangkulannya. Aku hanya menangguk.
Hari ini sangat indah,ya walaupun aku dan Justin hanya pergi ke Taman Bunga. Tapi serius aku sangat senang. Kalau ditanya soal Averill,sejak aku bersama Justin. Aku sudah melupakannya,tapi mungkin hanya sesaat.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
You [Sequel To:Junior]
FanfictionBerawal dari reuni orang tua nya,Kimberly Hoodne bertemu seorang laki-laki bernama Justin Irwin. Apakah yang terjadi selanjutnya? Copyright ©2014 // FourHemmings