12

619 96 10
                                    

Bel istirahat pun berbunyi,aku ingin ke kantin untuk sarapan. Tadi pagi aku bangun kesiangan dan lupa sarapan. Di Kantin,banyak siswa yang makan dan ada juga yang sedang mengerjakan Pr.

"Mba,mau pesen sandwich sm milkshake nya dong" kata ku ke penjaga kantin tersebut.

"Di tunggu ya dek" kata penjaga kantin dan langsung bergegas ke tempat masak.

"Ini dek,eh kok mirip banget sama Calum?" Kata penjaga kantin ini. Seperti nya dulu ia kenal dengan dad

"Aku anaknya Dad Calum,kok masih inget sama dad?" Kata ku yang penasaran dengannya. Ku rasa dulu dad sering berhutang disini,makannya ibu kantin ini hafal dengan dad

"Wah anaknya cantik banget,terus alis nya sama banget. Dulu dad kamu sering pesen milkshake sama sandwich juga" kata penjaga kantin yang kurasa umurnya sudah berkepala 5.

"Hehe,terimakasih" kata ku sambil mengembangkan senyumanku lalu pergi mencari tempat duduk kosong. Hanya satu tempat yang kosong,dekat dengan taman.

"Huh ternyata disini panas sekali" gumam ku sambil duduk.

"Hey Kim,boleh duduk disini gak?" Kata Justin yang tiba-tiba menghampiri ku. Oh tuhan apakah ada kejadian memalukan selanjutnya?

"Emm,bo-boleh deh" kata ku yang ragu-ragu. Karena menurut penelitian ku,Justin membawa sial. Maafkan aku Justin. Tapi ini benar HAHA

"Sendirian aja lu,untung gue baik. ditemenin nih" kata Justin. Sebenarnya ia ngomong apasih? Aku tidak mengerti.

"Sebenarnya sih gausah ditemenin juga gakpapa" kata ku sambil menyeruput milkshake ku.Aku melihat Justin yang sok ngambek,menggelikan sekali. Untung ganteng,eh gak kok.

"Hey babe" kata seorang perempuan yang langsung memeluk Justin dari belakang dan menatap ku sinis,ku rasa dia pacar Justin. Selera fashion perempuan ini terlalu rendah,ia norak. Mengapa? ia terlalu banyak memakai gelang dan juga rambut ombre yang tidak jelas warna nya.

"apaansih madd?" kata Justin menghindarkan dari perempuan tersebut. Sepertinya nama perempuan tersebut adalah Maddi. Tapi aku tidak mau tahu.

"kamu ngapain disini sih? mending sama aku makan di taman biar romantis" kata ia,aku semakin jijik dengan tingkahnya. Ternyata tipe pacar Justin seperti ini. NORAK HAHA. Eits tapi bukan cemburu loh.

"Maddi,udah gue bilangin gausah deket-deket gue lagi. Geli banget tau gak sih,dasar cabe" kata Justin dan langsung meninggalkan kantin. Ku rasa Justin benar-benar risih dengan perempuan satu ini.

"heh lo anak baru,ngapain ngedeketin Justin sih?" kata Perempuan ini. Ia memukul meja dan kuah bakso yang Justin pesan tadi tumpah ke rok nya yang super pendek. Aku tertawa terbahak-bahak,muka ia memerah dan meninggalkan ku.

"Kim,lo jangan berurusan sama Maddi deh. Dia anak famous disini,tukang bully" kata Mali yang tiba-tiba sudah ada di samping ku.

"Who care? kalo gue salah baru gue takut sama dia. Cuma cewek centil yang manja banget gitu mah kecil mal" kata ku,aku memang tidak takut dengannya walaupun Mali sudah memberitahu ku. Karena ia bukan tuhan ku,buat apa aku takut?

"ya gue tau sih lo jagoan,tapi temen satu geng dia itu ada yang cucu pemilik sekolah ini" kata Mali yang menyantap Burger yang baru saja datang.

"Hahaha manja banget sih,biarin aja lah" kata ku yang menyepelekan perkataan Mali.

**

Di kelas,aku sangat suntuk karena pelajaran Fisika. Guru nya sudah tua dan terus-terusan bercerita. Aku ngantuk sekali. Tiba-tiba Averill menepuk bahu ku pelan. Mau apa lagi sih dia? Ia sudah membuat malu pada pelajaran pertama tadi.

"Kim ngantuk ya? tidur di bahu gue aja sini" Kata Averill sambil menepuk-nepuk pundak nya. Ugh Averill tersenyum,senyumannya sangat indah ditambah dengan wink nya. OH NO

EH KIM

ITU MENJIJIKAN OKE.

"Apaan sih Rill? inget tuh Gabriel." kata ku singkat dan langsung membuang muka. Sungguh aku ingin pindah kelas ke kelas Mali. Siapa sih yang atur kelasnya? menyebalkan sekali

"Ih gue sama Gabriel gak pacaran kali,cuma hts-an" kata Averill. WOW berarti Gabriel selama ini di gantungin kayak jemuran,kasian ya Gabriel:( enakan aku Jomblo gak ada galau.

 "Jadian gih,gue support kok. Terus juga pasti boleh sama Uncle Luke dan Uncle Mike" kata ku semangat. Hahah tapi mereka cocok sekali kok.

"Kalo cemburu bilang aja kali Kim" kata Averill sambil terkekeh dan tak memperdulikan guru di depan. Sementara aku hanya diam karena kesal dengannya.

"Averill kau bisa diam tidak? Coba jelaskan yang barusan saya jelaskan. Kalau tidak bisa silahkan tunggu diluar sampai pulang" kata perempuan tua itu dan menunjuk ke pintu

"Yaudah saya jelaskan aja ulang bu" kata Averill dan maju ke depan dengan lesu. Semoga saja ia tidak bisa agar ia dikeluarkan dari kelas.

"Bagus Averill,kembali ke tempat duduk" kata guru dan menyuruh averill duduk. Apa maksudnya? Anak jenius darimana dia?

"rill kok lo bisa sih? kan daritadi ngobrol bareng gue" kata ku yang penasaran dengan otak anak ini.

"kan gue udah belajar semalem,jadi walaupun gak dengerin gue udah tau" kata Averill yang panjang lebar menjelaskannya.

"ohh" kata ku singkat. detik selanjutnya Averill mengelitiki ku. Aku dan Averill di hukum sampai waktu pulang. Aku dengannya pergi ke taman dan bertemu dengan Justin.

"eh kim" kata Justin yang mengembangkan senyumannya

"gue di hukum nih gara-gara Averill" kata ku seolah mengadu ke Justin. Muka ku melas,aku takut mom dan dad tau aku di hukum

"gue juga,gara-gara Maddi tadi nyium gue" kata Justin dan memegang pipi nya,kalau ku pikir-pikir Maddi tidak punya malu karena mencium lelaki yang bukan pacarnya.

"ew bitch" kata ku dan langsung pergi ke bawah pohon tinggi yang suasana nya bagus karena langsung menghadap ke arah bunga-bunga.

"jadi inget taman bunga di tempat kita camping waktu itu" kata Justin dan mengambilkan ku bunga. Setahu ku,bunga di taman ini tidak boleh di ambil.

"Ih lu nakal banget sih,disini kan gaboleh nyabut bunga sembarangan" kata ku dan memukul tangan Justin. Hasilnya tangan Justin pun merah.

"eh sakit tau! tapi ini buat lo deh" kata Justin yang memberi ku bunga Merah dan satu nya ia letakkan di kuping ku.

HOW SWEET!

"Justin! kamu ngapain sih sama dia? Udah tau dia di hukum sama Averill!" kata Maddi yang teriak-teriak. 

UGH PENGANGGU.

Aku pun pergi dari pohon itu dan memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.

To Be Continue

You [Sequel To:Junior]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang