di perpustakaan ternyata tidak orang. untung,jadi aku tidak malu karena keluar-keluar kelas. perpustakaan hanya ada penjaga nya yang bukan guru,setahu ku. penjaga perpustakaan disini sangatlah ramah. jadi aku memutuskan untuk mengambil buku lalu duduk dekat dengan si penjaga perpustakaan tersebut.
"Halo,apa aku boleh mengajak mu berbicara?" kata ku sopan. Dan ia berbalik badan,ternyata ia masih muda. aku langsung melihat name tag di baju nya. nama dia adalah 'Hayes Grier'
"Hallo. boleh,mengapa kau tidak masuk kelas dan malah pergi kesini?" tanya nya sambil mengembangkan senyumannya. Ia memiliki rambut blonde dan memiliki jambul,ia juga masih terlihat sangat muda.
"Aku diusir guru ku,karena teman ku. Ohiya kau terlihat sangat muda,berapa umurmu?" tanya ku halus. Sebenarnya ini pertanyaan yang tidak sopan. tapi aku harus menanyakannya,kalau tidak nanti aku susah untuk memanggilnya
"umurku masih 17 tahun. Aku putus sekolah,karena orang tua ku tidak mampu membiayai ku" kata nya lalu menduduk. Umurnya hanya beda satu tahun dengan ku tapi muka Hayes masih seperti remaja berumur 14 tahun.
"lalu sekarang kau tinggal dimana?" kata ku yang makin penasaran dengannya. setelah ku lihat muka nya,ternyata ia memiliki wajah yang tampan.
"aku tinggal di apartemen di dekat sekolah ini" ia masih tertuju pada buku dan aku masih menatapnya,ternyata ia sadar kalau aku melihatnya. "Kau mengapa melihat ku seperti itu? apa ada yang aneh denganku?" tanya hayes dan melihatku
"eh maaf,kau terlihat sangat sibuk. maaf aku menganggu. aku mau balik ke kelas" kata ku yang tak tau ingin berbicara apa
"hey ini belum ada bel istirahat,kau disini saja. daripada kau dimarahi guru lain" kata hayes dengan senyum nya. Ternyata ia memiliki senyuman yang sangat indah.
"e...tapi" belum sempat aku selesai berbicara. ia langsung menarik tangan ku dan mengajakku ke tempat asing. aku mulai takut dan menunjukkan muka panik
"kau tak usah panik,kau pasti akan semang" kata hayes dam tersenyum. Ternyata yang hayes bilang beberapa menit yang lalu itu benar. Aku dibawa ke sebuah tempat yang sepertinya home theater,hanya ada 6 kursi disini. Aku tak menyngka di sekolah ku ada tempat seperti ini
"hayes,kau mengajak ku menonton?" kata ku yang masih tercengang. Seperti nya aku baru teringat kalau aku memanggil namanya. Padahal kami belum berkenalan sama sekali.
"Ya,omong-omong kau tau darimana nama ku?" kata nya. Aku pun terdiam. "Ya sudah ayok kita menonton saja,daripada kau suntuk menunggu bel istirahat" katanya dam tersenyum tulus. Dan film pun di mulai
"Btw,nama ku Kimberly Hoodne" kata ku sambil mengalihkan pandanganku ke arahnya. Tapi ia malah tersenyum saja. Mungkin aku terlalu ekstrim HAHA
***
1 Jam pun berlalu. Aku memutuskan untuk kembali ke kelas dam tak lupa aku pamit ke Hayes,ternyata Hayes memiliki sifat yang sama denganku. Mungkin karena kami baru kenal ia masih malu-malu denganku.
"Hey kim,kau kemana saja selama di hukum?" kata Justin yang tiba-tiba ada di hadapanku. Hoam Justin lagi justin lagi.
"Tadi ke perpustakaan" jawab ku singkat. Ekspresi muka nya pun kini berbeda dari sebelumnya. Seperti orang kebingungan
"Tumben demen baca buku" kata Justin.
"Ih bawel banget sih lu,gue aja ga nanyain kan lu kemana sama Maddi" kata ku dan langsung meninggalkan Justin.
Eh apa yang ku lakukan? Aku bertingkah seperti orang cemburu. Tapi ssejujurnya aku tidak cemburu,hanya bete dengan Justin karena pergi meninggalkan ku sendiri dan ia pergi dengan Maddi. Eh sepertinya sama ajaa,tapi yasudahlah luoakan.
"Hey kim,kau sendiri saja? Boleh aku temani?" kata Averill yang tiba-tiba datang. Tuhan cobaan apa lagi,di datangi cowok genit sepertinya. Mungkin dulu aku salah pernah menyukai nya.
"Gak boleh,udah sana ah. Lagi bete jugaa" kata ku dan lanjut berjalan tanpa memerdulikan Averill. Tapi ternyata ia mengikuti dari belakang. Ah menganggu sekali dia.
"sana kek,ngapain ngikutin sih" kata ku dengan jutek. Tak terduga,Hayes sekarang datang dan mengajak ku. Aku langsung ikut dengannya.
****
Averill POV's
"Justin" teriak Averill dari kejauhan. Untung saja di ruang loker ini tidak terlalu ramai,jadi suara ku masih terdengar.
"kenapa sih teriak-teriak? Kayak ada yang penting aja.paling lu pengen pinjem pulpen doang kan?" kata Justin yang melihat Averill dengan mimik menyepelekan
"bukan. Ini tentang Kim" kata ku yang masih kelelahan karena lari-lari tadi. Aku masih sibuk mengumpulkan oksigen.
"HAH KIM? Kenapaa? dia kenapa? cepetan kek ngomong" kata Justin yang langsung membulatkan dua bola mata nya itu. Aku tertawa,muka Justin kalau seperti itu sangat lah jelek
"Elah muka lo jelek banget kalau begitu. Ini si Kim tadi pergi sama cowo lain. Itu si penjaga perpustakaan yang masih muda" kata ku yang sebenernya masih membutuhkan banyak oksigen. Letak loker Justin sangat jauh dari pintu ruangan Loker
"Oh itu alasannya tadi dia ke Perpustakaan. Ah tapi penjaga perpustakaan itu jelek. Gak se-ganteng gue,mana mau kim sama dia. Udahlah biarin aja. Dia mau nambah temennya kali" kata Justin yang masih terlihat santai.
"yaudah terserah lu deh,capek gue denger lu ngoceh. Udah panjang banget terus gak berguna lagi. BYE" kata ku dan langsung pergi dari ruangan loker.
***
Kimberly POV's
Aku di ajak mengelilingi sekolah ini lagi oleh Hayes,padahal sebenarnya aku sudah hafal tempat-tempat di sekolah ini. Tapi apa salahnya jalan bersama Hayes. Tapi aku di bawa ke tempat yang tak aku tahu. Ternyata di sekolah ini ada hall yang tidak terpakai,disana juga banyak alat-alat untuk berpesta. Tetapi banyak debu. Padahal jika ini terpakai,pasti sekolah ini akan makin tenar
"Hayes,darimana kau tau tempat-tempat tersembunyi seperti ini?" tanya ku yang masih mengelilingi hall ini.
"Sebenarnya orang tua ku dulu bekerja disini dan aku sering dibawa kesini oleh ayah ku. Tapi sekarang Hall ini sudah tidak terpakai. Kalau kata ayah,disini terlalu kecil untuk melakukan perayaan" kata Hayes panjang lebar. Aku pun memperhatikan nya ia berbicara
"Ternyata begitu,aku akan mengusulkan ke OSIS untuk memakai hall ini lagi,tempat ini bagus untuk perayaan Valentine yang akan terlaksana sebentar lagi dan belum ada tempatnya. Sepertinya disini cocok" kata ku dan terus berpanjang lebar.
"boleh,nanti kau bisa meminta persetujuan ke kepala sekolah. Ayok kita keluar,sepertinya jam istirahat sudah habis" kata Hayes dan kami pun keluar.
Benar saja,saat kami keluar semuanya sudah masuk ke kelasnya. Aku pun pamit ke kelas dan berpisah dengan Hayes. ku rasa aku beruntung kenal dengan Hayes. Selain ia baik dan memiliki wajah tampan ternyata ia tau tempat-tempat tersembunyi di sekolah ini.
----
Hello!
Pertama-tama maafkan aku yang jarang update cerita. Aku sudah kelas akhir dan sangat sibuk,ditambah lagi masih mengurus LDKS. Jadi maaf banget yaa,terus maaf kalo part ini aneh.
Selamat membaca xx
-FourHemmings
KAMU SEDANG MEMBACA
You [Sequel To:Junior]
FanfictionBerawal dari reuni orang tua nya,Kimberly Hoodne bertemu seorang laki-laki bernama Justin Irwin. Apakah yang terjadi selanjutnya? Copyright ©2014 // FourHemmings