Tidak Masuk Akal

257 21 8
                                    


Hello, apa kabar semua?? 
{Sok akrab banget Swego} 😂😂

Yeay! 100  Viewers 😂😂 (Pemula seperti Swego sangat senang)

❤Jan lupa Vote dan komen❤

Enjoy for reading gaes

~•~•~

Wanita itu menatapku tajam. Tangannya terulur kedepan, siap-siap melakukan sesuatu. Tidak siaga, aku terlambat.

Ia sudah mencekik leherku kencang.
Aku ingin berteriak, tapi tertahan.

"AAARRGGH!!"

Tubuhku seketika terduduk diranjang. Dengan napas tidak beraturan dan keringat yang membasahi tubuh.

Apa ini?

Apakah ini... Hanya mimpi?

"Qe, kau baik-baik saja?" ada sebuah suara.

Pandanganku masih buram. Suara yang terdengar pun masih samar-samar.

Beberapa detik berlalu, mataku kembali berfungsi normal.

Dia lagi. Dimana pun aku bernapas ataupun membuka mata, selalu dirinya yang terlihat. Rao.

Wajahnya terlihat khawatir.

"Kau baik-baik saja??"

Mendengar pertanyaannya membuatku melihat kesana kemari. Memeriksa keadaan.

Aku dan Rao duduk ditengah-tengah ruangan, yang kutebak sebuah kamar tidur. Cat dindingnya berwarna merah muda, dengan satu ranjang dan satu lemari. Terdapat meja belajar berukuran sedang disudut kamar.

Di dekat meja belajar terdapat sebuah pintu, bertuliskan kamar mandi. Dan ranjang yang sedang kududuki berukuran sedang untuk satu orang, dengan seprai berwarna biru muda.

"Kau di kamar asrama, Qe"

Oh! Aku lupa ada seseorang disini. Maaf Rao, aku melupakanmu.

"Ini kunci kamarmu. Seragam sekolah dan pakaian biasa ada dilemari, kamar mandi ada di sebelah meja belajar, buku pelajaran ada dimeja.
Dan, selamat, karena telah menjadi siswa P. A. S. school" penjelasan Rao membuatku mengerutkan kening.

Telah menjadi siswa disini?? What?? Apakah ini tidak aneh?? Aku bahkan belum mengikuti tes.

Rao tertawa tiba-tiba, membuatku tersentak.

"Apakah aneh? Abaikan saja keanehannya. Mrs. Xilla memang sulit ditebak"

Ia bisa membaca pikiranku, kah?

"Tapi, bisakah seseorang yang belum diketahui identitasnya tiba-tiba diterima masuk kedalam sekolah? Lengkap dengan fasilitas yang mewah?" pertanyaan itu dengan mulus keluar dari mulutku.

Rao mengangkat bahunya pelan.

"Mungkin.... Ada sesuatu yang dilihat Mrs. Xilla dari dirimu"

Ok. Ini mulai tidak masuk akal. Anggap saja aku siswa legal, INGAT! bukan siswa ilegal.

Rao bangkit dari duduknya. Berjalan menuju pintu keluar. Sebelum benar-benar menghilang dari pintu, Rao berbalik.

"Sekali lagi, SELAMAT, karena telah menjadi siswa P. A. S. school, Qe Cevinna" tekannya dikata 'selamat', aku tidak tahu apa artinya.

Pintu kamar tertutup, tubuh tinggi Rao menghilang dari pandanganku.

"Apakah sekolah ini tidak punya peraturan tentang siswa laki-laki tidak diperbolehkan memasuki asrama perempuan atau bahkan kamarnya??!" gumamku.

Aku kembali membaringkan tubuh. Niat untuk mandi terlintas, tapi hilang saat aku kembali teringat sesuatu.

Wanita itu. Wanita yang mirip denganku maupun ibuku. Siapa ia? Bahkan bekas cekikannya masih terasa sampai saat ini.

Apakah yakin, itu hanya mimpi?

~•~•~

BRAAK!!!

Seseorang memukul meja makan.

"Heh! Minggir dari meja ini. Aku mau duduk!" bentakan itu membuatku tersedak makanan, suara perempuan tadi melengking memenuhi ruang makan.

Aku sedang diruang makan, duduk bersebelahan dengan Rao yang tenang melihat kejadian tadi.

Ini masih pagi, dan hari pertama aku masuk sekolah disini. Tapi, sudah disambut hal yang tidak menyenangkan.

Ruang makan ini sangat luas, memiliki lima meja makan berukuran besar untuk siswa. Satu meja makan berukuran sedang tempat para guru.

Setelah mengamati ruang makan ini, aku kembali melihat gadis bersuara melengking tadi. Ia memukul meja kedua dari kiri, yang berjarak dua meja dari mejaku.

Padahal masih banyak kursi kosong, kenapa ia harus membentak seorang siswa perempuan berkaca mata, dengan rambutnya dikepang dua, yang terus menunduk.

Dan, respon guru?? Mereka terlihat tidak peduli. Bahkan siswanya pun seakan buta melihat adegan menyebalkan ini.

"Gadis yang membentak itu namanya Laila, dan yang dibentak itu namanya Ina" bisik Rao disela makannya.

Aku membuang napas kasar, informasi tidak bermutu.

Aku masih sibuk melihat Laila dan Ina yang sedari tadi terdiam. Ina seperti tidak rela kursinya diambil Laila, dan Laila tidak mau mencari kursi lain yang masih kosong.

Tiba-tiba, Laila menarik rambut Ina dengan kuat. Sehingga gadis berkepang itu terbanting kebelakang. Suara teriakan nya terdengar jelas.

Aku menutup mata takut. Yang lainnya, tidak memberi respon sama sekali, termasuk Rao.

Belum sampai disitu, Laila mengambil piring Ina yang ada diatas meja, kemudian menjatuhkan isi nya diatas tubuh Ina yang tergeletak kesakitan.

PRAANG!!

Dengan mudahnya gadis itu melempar piring yang sudah kosong kesamping tubuh Ina. Serpihan kacanya terlihat mengenai mata dan bibir gadis malang itu.

Gelas berisi air putih pun ditumpahkan keatas tubuhnya. Padahal gadis itu sudah menangis dengan keras, kenapa yang lain tidak ada yang mau membantu?

Sekolah apa ini? Apa-apaan gurunya? Siswanya pun tidak memiliki empati? Mrs. Xilla?? Aku rasa ia lebih parah dari semuanya.

"Begitulah peraturan sekolah disini. Yang kuat, yang berkuasa" kata-kata Rao membuatku merinding.

Peraturan apa itu? Bagaimana caranya aku hidup bebas dari trauma ini?

PRAAANGG!!

Suara pecahan gelas memenuhi ruang makan. Laila mengambil pecahan berukuran besar, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.

Aku tidak tau apa yang dipikirkannya. Yang pasti, ia mengayunkan pecahan itu dengan cepat.

CRAASH!!

Tepat diatas tubuh Ina.

~•~•~

Belum terpikirkan alur ceritanya manteman??

Ikuti terus ya.

Oh ya! Saran dari Swego, adegan diatas jangan ditiru ya 😂😂, bahaya kalau satu sekolah isinya anak-anak menyeramkan.

Next??

Jangan lupa Voment, saran, dan kritik.

Dukungan dari kalian membuat Swego bersemangat melanjutkan cerita.

Terimakasih~~
By Sweetghost

Qe [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang