Hubungan

209 21 6
                                    

Hello 👋👋

Jan lupa Vote dan komen❤

Enjoy for reading~~

~•~•~

Qe Pov's

08.00 A. M.  P. a. S. School.

Sekolah sangat tenang. Seakan tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Padahal mereka semua, termasuk diriku melihat dengan jelas kejadian mengenaskan diruang makan tadi.

Tapi, tidak ada satupun yang membahas hal tersebut, seperti ini adalah hal biasa bagi mereka.

Tubuhku masih merinding mengingat jeritan pilu Ina saat pecahan kaca menusuk urat nadi dilehernya.

Setelah itu, apa yang terjadi?? Guru-guru tetap fokus pada makanannya, begitupun dengan siswa-siswinya.

Laila?? Setelah memastikan Ina tidak bernyawa, ia dengan santai duduk dikursi tempat gadis malang itu duduk sebelumnya. Kemudian menyantap makanannya dengan lahap.

Aku yakin, mayat Ina masih tergeletak diruang makan sampai saat ini.

Terbesit rasa menyesal saat aku mengiyakan ajakan Rao untuk memasuki sekolah ini.

Tapi yang paling kusesali adalah, membuka mata disuatu tempat asing dimana ada kegelapan dan Rao yang berdiri tegap.

Bagaimana caranya aku bisa sampai disana?? Bukankah hantaman kursi dari ibu terasa sangat nyat---

"Kemana Mrs. Nina? Sudah lewat 10 menit dari jam mata pelajarannya dimulai" tanya Rao atau lebih seperti gumaman. Aku menoleh cepat kearahnya.

Aku bersyukur sekelas dengannya, karena aku belum memiliki teman sama sekali. Duduk dibangku paling belakang tanpa teman sebangku.

Rao berada didepanku, ia duduk dengan seorang siswa bertubuh tambun.

Kelas ini suram, auranya sangat mencekam. Siswa-siswinya tidak bertegur sapa, bahkan tidak saling menatap. Kelas seperti apa ini?

Aku semakin penasaran dengan isi kepala Mrs. Xilla, yang mungkin isinya lebih mengerikan dari semua yang ada disekolah ini.

Bagaimana cara ia memimpin sekolah ini, sampai tidak ada orang luar yang tahu atas pelanggaran hak asasi manusia yang mungkin sering terjadi.

Author Pov's

Tap! Tap! Tap!

Seorang perempuan dengan anggun melangkah, sepatu tingginya yang berwarna hitam menghasilkan suara.

KRIEET...

Pintu kelas 10.1 terbuka lebar, memamerkan kecantikannya yang tiada tara.

"Buka buku halaman 13" ucapnya tegas.

"Yang benar saja, aku pikir akan ada sapaan hangat. Setidaknya sekolah ini butuh keceriaan" gumam Qe pelan.

Wanita cantik itu langsung menoleh kearahnya dengan sangat cepat.

"Maaf nona, apa yang kau katakan tadi?"

Qe tercekat, dalam hatinya berusaha mencari alasan yang tepat. Namun tidak ada yang terpikirkan untuk berbohong pada wanita cantik tersebut, atau yang mereka sebut Mrs. Nina.

Yang terlintas dalam pikirannya, bagaimana caranya Mrs. Nina mendengar suaranya yang sangat kecil dari jarak yang cukup jauh.

"Jika kau tidak mau menjawabnya, keluar dari kelasku. Sekarang!!"

Oh ya tuhan... Cobaan apalagi ini?? Batin Qe.

Mata melotot Mrs. Nina membuat nyali Qe ciut. Ia dengan pasrah berdiri, lalu berjalan keluar kelas sambil menunduk. Siswa siswi yang lain tampak tidak peduli, termasuk Rao.

Qe [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang