AGATHA NARADHIPTA

164 59 68
                                    

SENIN.

Hari yang dibenci oleh sebagian besar orang termasuk Agatha, gadis berambut panjang dengan sifat juteknya yang merupakan murid baru di SMA Danabrata sejak satu minggu yang lalu. Sialnya di hari Senin ini juga untuk pertama kalinya ia datang terlambat ke sekolah barunya.

Agatha terus berlari  menuju gerbang sekolah yang jelas-jelas sudah ditutup rapat. Tiga puluh menit sudah berlalu. Agatha masih setia berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu guru BK membukakan gerbangnya. Ini semua karena Bang Ezra sialan. Tak lama terdengar deru motor yang semakin mendekat dan berhenti tepat di samping tubuh gadis tersebut.

Dikira sekolah punya bokap moyangnya jam segini baru dateng?

“Pak tolong bukain dong gerbangnya,” ucap cowo tersebut dengan santai sambil membuka kaca helm full face nya.

“Gue yang datengnya duluan daripada lo aja gak dibukain, apalagi lo yang jam segini baru dateng.” celetuk Agatha yang mulai membuka suara. Cowok itu hanya melirik sekilas ke arah Agatha. Tak mempedulikan komentar dari gadis di sampingnya.

“Siap, Lang!” seru Pak Atung, Satpam di SMA Danabrata seraya mengacungkan ibu jarinya dan beralih untuk membukakan gerbang tersebut.

Agatha jelas terkejut melihat yang dilakukan oleh satpam sekolahnya barusan. Padahal sudah jelas dirinya yang lebih dahulu datang daripada cowo itu. Cewek dengan rambut sebahu lebih sedikit itu menoleh ke arah satpam sekolahnya dengan satu alis terangkat, “Bapak dikasih apa sama dia? Duit? Atau rokok? Sampe-sampe langsung ngebukain gerbangnya buat dia.” ucap Agatha dengan sedikit melirik kearah cowok yang masih terduduk di motor ninjanya.

“Kenapa? Nggak suka?” tanya cowo itu mengangkat satu alisnya.

“Gue nanya Pak Atung, bukan lo.”

Cowok itu hanya acuh dan memilih untuk bergegas melajukan motornya. Setelah motornya masuk ke dalam, cowo tersebut berhenti sejenak di depan gerbang dan memundurkan motornya untuk menyamakan posisi dirinya dengan Agatha.

“Lo mau tau kenapa gue bisa dibukain?” tanya nya dengan satu alis terangkat.

Agatha diam. Menunggu lanjutan kalimat yang keluar dari mulut cowok berjaket bomber navy yang menutupi kemeja putih berlogo OSIS pada bagian sakunya.

“Karena..., gue ganteng,” jawabnya dengan nada sedikit tinggi dan kemudian berubah menjadi datar. Setelah mengatakan beberapa kata kepada Agatha, cowok itu memutuskan untuk bergegas pergi. Tak ingin kedatangannya terlihat oleh guru-guru.

“Ayam tetangga gue kepedean, besokannya langsung sariawan semulut.” datar Agatha.

“Beneran itu ayam tetangga eneng bisa sariawan gitu?! Semulut lagi. Perih tuh pasti, apalagi pas lagi makan.” ucap Pak Atung membuat Agatha memutar bola matanya malas.

Agatha tidak menyianyiakan kesempatan ini. Ia langsung memasuki gerbang tersebut dengan langkah setengah berlari.

“Kamu murid baru, kan?” tanya wanita paruh baya yang baru saja datang menghampiri Agatha sambil melirik name tag dikemeja putih miliknya. "Kenapa bisa-bisanya telat?"

“Tadi ban motor abang saya bocor, bu,”

“Terus?” tanya Bu Kinta, guru yang memiliki mood seperti ABG, tidak menentu.

“Terus berubah jadi besar— kaya balon, tapi banyak bulunya.”

“Kamu ini, ditanya jawabannya malah kemana tau!” omel guru berumur hampir setengah abad itu membuat Agatha tersenyum cengengesan.

“Yasudah, karena kamu baru pertama kalinya telat, jadi saya bebaskan kamu dari hukuman. Jangan diulangi lagi, sekarang kamu boleh pergi ke kelas.”

“Makasih Bu Kinta yang paling syantik tapi bukan so syantiiiikkk!” pekik Agatha semangat sembari menyalimi tangan guru BK itu yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan muridnya.


———

Gimana part ini? Makasih banyak pokonya yang udah nyempetin waktunya buat baca part kedua! Semoga sukaaaaa💖

Keep Reading👾

EL(A)NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang