SENJAKU

[7]

22 Agustus, 2018.

Senja, entah kenapa, suasana hatiku malam ini sangatlah tidak enak. Apa karena rindu?bukan Senja, maaf, malam ini, rindu tidak tertuju padamu.

Malam ini, rindu ku tertuju pada keutuhan keluarga ku, iya Senja, sedari dulu, keluarga ku memang tidak sehangat keluarga lain, tapi dulu utuh Senja, tidak seperti saat ini dan entah sampai kapan itu terjadi.

Senja, percaya atau tidak, saat masalah ini datang, tetap kamu yang ada difikiranku. Iya sayang, aku malah memikirkan mu, nama mu tetap mendominasi otakku.

Entah karena apa, saat masalah itu datang sejak beberapa bulan yang lalu, aku malah berfikir; kalau saja kamu masih bersama ku, mungkin aku akan menangis di bahu mu, menumpahkan seluruh keluh kesahku padamu, menangis di pelukan mu.

Senja, aku butuh kamu.
Kamu dimana sayang?
Haruskah aku berbagi dengan mu dengan cara mengenang kisah kita yang dulu?baiklah, aku akan mulai menceritakan lanjutan dari cerita yang belum sempat ku lanjutkan.

Rasanya, disaat seperti ini, aku lebih suka menulis, menuliskan lagi apa yang dulu pernah terjadi, dan satu satunya yang sangat ingin ku lanjutkan adalah menuliskan kisah ku dengan senja.

Maaf, maaf kawan atas curahan hatiku malam ini, mohon maaf sekali. Aku hanya ingin Senja tau, siapa tau dia baca.

Dua tahun lalu.....

Masih hari Selasa, dan Senja tetap menelfon ku sepulang sekolah, membahas hal yang sangat tidak penting. Aneh memang. Buang buang pulsa bukan?tidak apalah, toh aku juga senang kan?hehehe

Iya, aku lagi telefonan, bahas hal aneh. Membahas mengapa ikan mempunyai banyak jenis?, mengapa kambing di namakan kambing?😌dan mengapa saat malam hari gelap?😭Senja aneh!dan malah ku ladeni.

Sampai tiba tiba, suara Glen terdengar, "Del?renang yu?"

"Hah?kapan?"

"Kumpulin duit aja dulu, Sabtu depan aja gimana?"

"Mira ikut?"

"Iyalah gila!"

"Hehe, yaudah, kalo Mira ikut gue ikut."

"Yaudah, ntar lu bilang Mira ya."

"Iya,"

"Yaudah, nih Ja!" Ku rasa, Senja sedikit menjauh saat Glen yang berbicara denganku tadi. Hanya perasaanku, entah bagaimana kenyataan sebenarnya dulu.

"Mau?"

Eh?mau apa?

"Hah?apan?"

"Mau ikut?"

Oh berenang!hehe ku kira apa.

"Oh...iya insyaallah."

"Nanti lu sama siapa?"

"Oiya!nanti gue sama siapa?Glen mana Glen?"