Kalau kalian yang punya pacar suka minum?kalian akan bagaimana?melarangnya 'kan?
Atau justru kalian tidak akan pernah mau menerima lelaki yang seperti Senja?karena Senja nakal, Senja tukang minum, Senja suka ngobat?
Kalau aku, aku akan merubah Senja perlahan, kalau Senja benar-benar menyayangi ku, Senja pasti menuruti keinginan ku, lagipula, itukan untuk kebaikan Senja juga.
Aku takut Senja kenapa-kenapa nantinya, aku tau bagaimana bahayanya minuman keras itu, aku juga tau bagaimana bahayanya obat-obatan terlarang itu.
Aku hanya tidak mau Senja terkena penyakit atau efek dari semua barang sialan itu.
Aku hanya ingin, Senja tetap hidup sehat, Senja memiliki masa depan yang cemerlang meskipun aku tau, Senja kurang pandai.
Aku hanya ingin hidup bahagia dengan Senja tanpa ada embel-embel Senja terkena penyakit karena ulahnya dimasa muda. Aku tidak salah 'kan?
🍁
Setelah semester selesai, dan classmeet selesai, SMK Garuda memang sudah ada tradisi untuk anak-anak kelas-X untuk studytour ke framhouse Bandung.
Kota yang romantis katanya, tapi sayang, Senja tidak ikut, karena hanya anak SMK saja yang dibolehkan ikut, SMA beda lagi.
Aku justru berkhayal, kalau Senja ikut, pasti akan sangat menyenangkan, pasti aku memilih untuk duduk sebangku dengannya, selalu berdua dengannya, banyak berfoto dengannya. Ah, sayang, Senja tidak bisa ikut.
Pagi ini, masih subuh, aku sudah rapih, dengan tas ku yang berisi camilan dan jaket saja. Tidak seperti anak perempuan lain yang membawa baju. Untuk apa bawa baju kalau tidak menginap?membuat tas berat saja.
Mira juga sama denganku, hanya membawa jaket dan camilan di tasnya. Mira sudah tiba dirumah nenek, ayahku juga sudah bangun, tinggal mengeluarkan motor dan siap berangkat ke jalan layang dekat sekolah.
Masih gelap, jalanan masih sepi, udara juga masih sangat segar untuk dihirup. Kami bonceng tiga, daripada harus repot dua kali balik untuk menjemput Mira, lebih baik langsung saja dirempet.
"Hati-hati Del, jangan jauh jauh dari si Mira."
Aku mengangguk, "iya,"Ayahku tidak langsung pulang, menunggu ku sampai bis berangkat, jam juga baru menunjukkan pukul 05:15 wib. Belum banyak juga yang datang.
Tapi bis sudah banyak berjejer di pinggiran jalan layang, bis pariwisata yang nantinya akan membawa kami semua ke kota romantis itu, kota Bandung.
"Ko lama bangat si?" Ayahku terus saja melihat ke setiap bis yang pintu nya mulai dibuka karena jam sudah menunjukkan pukul 05:30
Cahaya matahari juga sudah sedikit terlihat, "tuh, naik Del, di bis nomer berapa?"
Aku lupa, "kita bis berapa Mir?"
"Bis 6 kalo gak salah,"Ayahku langsung melihat kertas yang sudah menempel di depan dan belakang kaca bis, kertas yang berisi nomor bis, "nih nih yang disini, udah naik aja sana duluan, ayah pulang ya?"
"Iya, hati-hati."
"Iya, awas lu, jangan macem-macem disana."
"Iya."
Aku menyalami tangannya, dan tak lama ayahku pergi pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJAKU
Подростковая литератураRank #401-senja Minggu, 7 April 2019 Rank #233-senja Kamis, 11 April 2019 Rank #175-senja Senin, 15 April 2019 Rank #101-senja Jumat, 03 Mei 2019 Untukmu, yang ku sebut Senja. Yang pernah hadir membuatku bahagia kemudian menorehkan luka. Mulai malam...