Waktu itu, sore itu, aku benar-benar bahagia. Sangat. Kalau ada alat ukur kebahagiaan, mungkin bahagiaku melebihi nilai di alat ukur itu.
Sungguh, rasanya sangat berbeda, aku yang biasanya biasa biasa saja saat pertama jadian, dulu, dengannya, dengan Senja, untuk pertama kalinya aku benar-benar bahagia. Duniaku penuh bunga waktu itu, penuh warna.
Senja sayangku?apa kau ingat semua itu?
Apa kau dulu merasakan bahagia yang sama besarnya seperti ku?Kembali ke cerita, waktu itu, malamnya setelah kita jadian, Senja tidak lagi menelfon, dia mengirimi ku pesan, nomornya juga berbeda, kartu yang sama sepertiku, tri.
Begini isi SMS nya.Del, ini gua
Hah?siapa?
Senja
Nomor baru?
Iya, yang kemaren jangan di hapus tapi
SMS itu terus berlanjut, sampai aku ketiduran, dia juga sempat bilang, besok balik sama gua ya.
Hatiku berdebar saat terbangun, ingat isi SMS-nya semalam, berarti, hari itu adalah hari pertama aku dan dia pulang bareng, pertama kali duduk satu motor, pertama kali berdekatan. Gugup sudah datang sedari pagi.
Aku memang berangkat ke sekolah bersama Mira, tapi kalau di motor tidak pernah sambil berbincang, lagipula, kan ada ayahnya Mira. Nanti kalau beliau dengar dan tau apa yang di bicarakan bagaimana?
Sampai di kelas, aku duduk di samping Mira, kebetulan kakak kelas yang duduk bersamanya selama ulangan belum datang, jadi, bangku itu masih kosong.
"Pj ah Del!" Ucapnya langsung. Ternyata, dia sudah tau aku dan Senja sudah jadian.
"Cepet juga lu tau nya ya!"
"Glen ya?" Tebak ku."Iyalah, pj guamah ah."
"Gada duit anjay, minta aja Sono sama Senja."
"Ih gamau lah!"
Terus saja berdebat tentang harus kesiapa Mira meminta pj alias pajak jadian. Sampai tiba tiba, Mira bilang, "Del, tapi lu jangan kaya ke yang Laen."
Ya, kalian pasti tau, sikap ku yang cuek, dingin, dan tidak perhatian sama sekali ke pacar. Kan sudah ku bilang, entah kenapa, setiap pacaran, sikapku ya begitu.
"Kayanya sama Senja engga bakal deh Mir, gue juga ngerasanya beda aja gitu pas baru jadian, aneh aneh gimana gitu."
"Ya iya, kali aja kan?pokonya jangan, kayanya dia beneran sayang sama lu."
"Iya Mir iya, tapi nih ya, gue takut."
"Takut ngapa lu?"
"Takutnya gini, giliran gue ga dingin, gak cuek, eh malah dia yang kaya gitu, gue takut gitu doang."
"Jangan takut bego, kadang rasa takut malah jadi nyata."
"Ih amit amit!ya tapi takut."
"Percaya aja. Pikiran jelek buang."
Aku ngangguk-angguk. Tak lama, Glen datang, dan sama, meminta pajak jadian. Dikira aku gudang duit apa ya?jajan aja cuma sepuluh ribu kalau sekolah. Itu juga sudah termasuk ongkos pulang. Hem.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJAKU
أدب المراهقينRank #401-senja Minggu, 7 April 2019 Rank #233-senja Kamis, 11 April 2019 Rank #175-senja Senin, 15 April 2019 Rank #101-senja Jumat, 03 Mei 2019 Untukmu, yang ku sebut Senja. Yang pernah hadir membuatku bahagia kemudian menorehkan luka. Mulai malam...