[12]

172 18 5
                                    

Malam Minggu?
Malam Mingguku tidak lagi sekedar menemani Mira dan Glen bertemu.
Kini malam Mingguku juga sama seperti Mira dan Glen.

Senang rasanya, bertemu lagi dengan Senja, yang baru beberapa hari tidak bertemu saja rasanya sudah sangat-sangat kurindukan!

Tidak hanya aku, Senja, Mira dan Glen saja yang ada. Kini ada Sari, Riko juga ada. Sangat cocok mereka berdua menjadi bahan olok-olokan untuk dicomblangi. Padahal Sari sudah ada pacar.

Iya, kami semua ada di bawah pohon rambutan dekat jembatan daerah rumah Glen. Nyaman saja disitu, tidak sepi, tidak ramai, biasa saja. Lagipula dekat dengan jalan raya. Tidak mungkin jadinya kalau kita melakukan perzinaan, ya meskipun aku tau, pacaran dalam Islam sebenarnya tidak diperbolehkan.

Kami semua hanya bercanda, sibuk masing-masing, bercanda lagi, terus saja begitu. Aku duduk disamping motornya Sari, Senja berada di sebelahku, dengan rokok yang disematkan diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Ngerokok terus," sindirku, lagian, sudah tiga batang rokok habis, tidak ada jeda langsung bakar rokok lagi.

"Asem mulut gua."
"Ya pake jeda lah ngerokok tuh, kalo sakit gimana?"
Tidak lama ia terbatuk, "ukhuuuuk....ukhuuuuk..."
"Tuh kan!kata gue juga!"
"Iya iya." Dan rokoknya dimatikan. Aku tersenyum senang.

"Nah gitu dong,"
"He'emmm."
Tidak ada yang kita lakukan, ia sibuk membuka akun Facebooknya, aku lebih memilih bersandar di bahunya. Menghadap kebelakang.

Entah sudah berapa lama posisi kita hanya seperti ini, sampai akhirnya Senja membelai lembut rambut ku, "betah banget senderan lu?" Aku mengerjapkan mata berkali-kali, yaampun!nyaris saja aku tertidur pulas di bahunya!

"Hehe, pw(posisiweeeenak)."
"Gak pegel apa?" Ia menggeser sedikit tubuhnya, membuat ku mau tidak mau kembali pada posisi duduk tegap.
"Lu yang pegel ya?emang pala gue berat?"
"Engga, cuma pengen liat muka lu. Udah sini senderan lagi." Ia menepuk-nepuk bahunya, menyuruhku bersandar lagi.

Kalau boleh menjadi seorang Dellamellia yang sangat alay sejagat raya, aku pasti akan mengatakan, Senja, kasur ter-empuk di hotel bintang 100 sekalipun rasanya masih kalah nyaman jika dibandingkan dengan bahumu. Jika bahu mu ada duplikatnya (duplikat untukku saja), mungkin akan ku bawa kerumah, untuk ku jadikan bantal dikamarku. Jangan, jangan berfikir aku akan bilang 'andai saja bahu Senja ada yang menjual, pasti akan ku beli.' aku tidak akan bicara seperti itu. Karena kalau bahu Senja diperjualbelikan, yang membeli tentunya bukan aku saja kan?mungkin saja kalian yang membaca ini akan ikut-ikutan membelinya, oh tentu tidak akan ku izinkan!bahu Senja hak milikku! Titik!

"Adah!bocah betah bangat nyenderan Ama si Senja!" Glen!kamu itu kenapa rese sekali sih?!kan kalau ada yang manggil mau tidak mau aku harus menoleh!

"Apa sih," jawabku malas,

"Sumpah a, gua baru liat si Della pacaran sampe kaya gitu, biasanya mah, pacarnya nempel ge dianya geser-geser!"
"Wah lu nganterin si Della pacaran sama siapa aja?!" Glen malah salah paham!
"Ya Ama si Denis lah!ama siapa lagi emang!"

"Emang iya?" Senja memperhatikan ku, jarak sedekat ini, ya meskipun kalau dibandingkan dengan jarak dikolam waktu itu lebih dekat jarak dikolam sih, tapi sama saja groginya.

"Iya apanya?"
"Nyenderan?"
Aku mengangguk, "iya?"
"Kok bisa?"
"Gatau, kenapa emang?"
"Beneran?"
"Iya Senjaaaaaaa....."
Ia tersenyum, membelai rambut ku lagi, senyum yang bisa membuat ku diabetes detik itu juga!
"Sini senderan lagi."

🍁

Kenapa sih kalau lagi bersama orang yang kita sayang, waktu rasanya cepaaaaaaaaaaat sekali berjalan?menyebalkan!

Iya, sudah malam dan waktunya aku pulang!kalau boleh, rasanya ingin menginap saja dibawah pohon rambutan itu, bersandar sampai pagi di bahunya.

"Hati-hati ya," sambil mengelus rambut ku, aku masih saja berdiri disampingnya, seakan-akan, aku akan pergi jauh dan tidak akan kembali untuk bertemunya lagi esok hari.

"Senjaaa..." Aku masih tetap pada posisi ku, berdiri disampingnya, masih dalam rangkulannya, memegangi baju bawahnya, bersandar di dadanya. Untungnya aku pendek, jadi pas sekali kalau posisi berdiri aku berada di dada nya.

"Hemm?" Lembut sekali suaranya, membuatku semakin tidak mau pulang!
Aku hanya geleng-geleng kepala, persis seperti anak kecil yang akan ditinggal kerja ayahnya.

Untungnya, Glen dan Mira masih bercanda, kan jadi mengulur waktu, hehehe.

"Senja..."
"Apa, sayang?" Kupu-kupu dalam perutku rasanya ingin meledak keluar! berterbangan diantara aku dan Senja!menambah warna dalam gelap yang ku rasa memiliki banyak warna malam itu.

Rasanya saat kalimat itu keluar aku ingin loncat ke kali yang jaraknya hanya tiga meter dari tempat kita berdiri ini. Oke yang ini berlebihan. Maaf. Habisnya, Senja jarang sih panggil aku Sayang.

"Aku gamau pulang," akhirnya, keluar juga kalimat itu.
Ia menunduk, melihatku yang masih saja bersandar di dadanya, "nanti mamah marah lagi sama kamu, pulang, ya?besok kan masih bisa main." Tangannya tidak berhenti mengelus rambut ku. Aku hanya bisa mengangguk, berlebihan tidak sih?ah bodo amat deh!

Aku juga sudah tidak memperdulikan kosa kata ku, lu-gua jadi aku-kamu. Lagi lagi aku akan bilang, dulu, justru gue yang gamau ngomong aku kamu sama pacar. Nah, sekarang malah aku yang mulai duluan?

Aku berdiri tegap, tidak lagi bersandar di dadanya, Senja juga sudah tidak merangkul ku, tapi tanganku masih saja memegangi ujung bajunya.
"Mira, jadi pulang gak?" Tanyaku yang sebenarnya sangat menginginkan jawaban Mira yang seperti ini, nanti, sebentar lagi.  habisnya tidak selesai-selesai bercandanya.

"Udah emang lu?" Aku heran apa maksudnya, "hah?udah apanya?"
"Itu manja-manjaan nya?"
"Ih apaan sih," alibiku malu-malu.

Jadi, dari tadi Mira dan Glen bukan bercanda memang karena ingin bercanda sebelum pulang?tapi karena sadar aku masih ingin bersama Senja?yaampun, pohon rambutan kenapa kamu tidak beri tahu aku sih?!aku kan jadi maluuuuu.

Della yang tidak pernah manja dengan kekasih, yang tidak pernah mau di pegang tangannya oleh kekasihnya, yang tidak mau bahunya dijadikan sandaran oleh kekasihnya dulu, kini jadi seperti ini?benar-benar 180° terbalik!

***
Vote vote and komen!
Sengaja pendek, magweeeeeerh ngetik!ehehehe🤣
Tapi ngena kan?semoga deh ya🙄
Soalnya pas ngetik senyum-senyum sendiri juga gue.

SENJAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang