[ Chapter 2 of 3 | Part 3 of 3 ] " Wedding Dress / 신부 의상 "

494 5 0
                                    

#The Groom’s Section.

Tik. Tik. Tik. Tik. Tik. Tik. Titik demi titik air yang jatuh dari langit kelam menetes diatas mobil noona yang kian dalam ku cinta. Aku dsini. Sendiri. Seorang diri. Sepi dan meratapi diri. Sungguh sesali nasib diri. Meredam debaran pahit di ulu hati yang kian menjadi. Hari demi hari. Sakit sekali. Masih tak terobati. Bodoh. Bodoh. Bodoh. Lemah. Lemah. Lemah. Pecundang!

Aku bahkan tak sanggup katakan satu kata terhadap semua rencana – rencana noona yang walau ku tahu adalah mengalihfungsikan aku sebagai seekor kambing hitam demi Lee Sung Min. Noona, semakin hari aku merasa bahwa noona semakin  jahat. Semakin tak berhati pada aku yang kian cinta dia. Noona, kian tega iris hati ku dengan riang. Aku tertunduk lemas di jok kemudi.

BMW hitam metalik ini terparkir di parkiran Love Pursouer Restourant. Menatap lurus mata ku dalam remang. Rintik-rintik hujan hadiakan ku hawa dingin yang menusuk hingga tulang. Merasuk lebih dalam menelusuri tuxedo hitam yang membalut raga mungil ku malam ini. Menghela napas pendek. Kepulan asap tipis mengepul di depan wajahku. Aku tertunduk lebih dalam. Leherku terkulai lesu. Kembali terpatri raut menyedihkan di paras ku yang mungil. Noona, aku sedih.Noona , aku kecewa. Noona, terasa sakit kembali. Noona, terasa perih kembali. Noona, ini karena kau. Karena aku cinta kau. Cintai dirimu. Saranghae, Lee Sun Kyu noona~

From       : Gayoon

To            : Yoseob

Message : Seobie-ah! Annyeong. ^^

From       : Yoseob

To            : Gayoon 

Message : :)

From       : Gayoon 

To            : Yo Seob

Message : Waeyo, Seobi-ah? Gwaenchanaseyo?

 From      : Yoseob

To            : Gayoon

Message : Boleh ku telepon?

From       : Gayoon

To            : Yoseob

Message : Ne.

Heo Ga Yoon, sahabat karibku. Terdekat kedua denganku setelah Nenek. Gayoon miliki feeling yang kuat. Entah mengapa ia selalu ada saat aku tengah lemah dan terpuruk. Ketika aku tengha ber sedih. Aku kecewa. Aku galau. Aku kalut.  Heo Ga Yoon. Aku butuh dia.

Aku butuh Gayoon saat ini. Gayoon, aku merindukan mu. Aku rindukan masa ketika kita berbagi cerita dalam aroma akrab dan hangat.  Gayoon, aku rindu kamu. Ku masukkan nomor demi nomor dari rangkaian nomor ponsel Gayoon. Aku tak mungkin mengadu pada Nenek tentang perasaan ku. Nenek pasti akan membenci noona. Aku tak mau hal itu terjadi. Ya. Aku hanya mengadu pada Ga Yoon ku.

Walau haya dapat dengar suaranya yang beri aku ketenangan. Aku juga rindu suaranya ketika bernyanyi. Aku rindu masa ketika kita menyanyikan “ What I Want to Do Once I Have a Lover “ sembari berjalan kaki di pinggir jalan sepulang sekolah. Kau dan aku senasaib. Kita tak pernah rasakan bagaimana pahit dan manis pacaran. Gayoon, aku rindu kau. Banyak hal yang hendak ku ceritakan padamu. Gayoon, aku juga rindu menangis kembali dalam rangkulan dan tepukan kecil di pundakku. Gayoon, aku ingin bertemu. Gayoon, aku rindu padamu!

“ Ya!~ Sun Kyu-ah! Jeongmal mianhaeyo! Aku,  aku hanya miliki ibu ku didunia ini. Aku amat sayang padanya. Kau pun bukankah sama. Bukankah kau amat sayang pada Kakekmu. Maaf kan aku. Aku lebih memilih ibu ku. “

“ Oppa, bukankah kau telah berjanji akan melamar ku? Bukankah kita akan menikah ketika usia ku tepat 23 tahun?  Oppa, bukankah hanya 5 bulan lagi? Mengapa kau sejahat ini? Mengapa kau harus hancurkan aku seperti ini? Oppa, aku benci pada mu! “

“ Ya~ Sun Kyu-ah! Bersikaplah dewasa. Bukankah kau telah miliki seorang tunangan. Dia pria baik. Dia pasti bisa gantikan aku untukmu. Menikahlah dengannya. Lupakan Lee Sung Min. Menikahlah dengan Yang Yo Seob, Lee Sun Kyu. “

PLAKK!!~ Sebuah tamparan penuh emosi mendarat di pipi kiri sang mantan kekasih dengan amat keras. Bergetar telapak tangan noona sesaat setelah menampar Lee Sung Min. Bibir noona masih bergetar menahan tangis. Bulir-bulir air hangat itu meleleh kian deras membasahi pipi lembut noona. Noona, ia menangis. Noona, ia tersakiti. Noona, ia amat terluka. Noona, ia sanagt terpukul. Noona, ia sangat sedih. Noona , ia amat kecewa dan panik. Noona, ia pasti sangat sakit karena putus cinta. Aku, aku gagal menjaga noona kah? Aku, aku tak dapat lindungi noona kah? Annio. Annio. Annio. Noona, maafkan aku. Jeongmal mianhamnida.

Aku tak lagi hanya diam dalam mobil. Keberanian ku seolah terisi penuh hingga aku pun berani keluar dari BMW hitam metalik ini. Noona dan hyung tengah bertengkar hebat. Mereka terdiam saling tatap. Jarak 2 meter membatasi mereka. Noona tampak begitu terpuruk dalam kesenduan cinta dan mulai kehilangan keseimbangan tubuh. Ia menagis. Tanp pikir panjang aku menghampiri mereka. Noona, berlari tanpa mengacuhkan ku. Menuju mobil. Masuk dan membenamkan wajahnya . Menangis. Aku masih diluar.

Ada aku dan mantan kekasih noona yang ternyata jauh lebih bodoh dari aku. Melepaskan noona yang nyaris sempurna. Aku kesal amat kesal. Hati ku terasa berkali lipat lebih perih melihat noona yang menangis dan disakiti hatinya oleh seorang pria bodoh.Ku layangkan sebuah bogem mentah pada pipi kirinya. Ia tersungkur. Memegangi ujung bibirnya yang berdarah dan mulai sembab. Meringis lah ia. Aku kesal sekali pada Sung Min hyung. Aku hendak tendang , pukul, dan hajar habis-habisan. Sepuas hatiku aniaya ia. Aku bahkan tak keberatan bergumul kasar dengannya hingga kami penuh luka. Atau hingga petugas security melerai kami. Namun, lekas ku redam emosi yang berkobar panas.

Walau bagaimana pun, dia adalah seorang yang pernah beri noona kebahagian yang tak pernah sanggup ku hadiahkan pada noona walau aku adalah tunangannya. Aku masih dapat pandang ia dengan posisi yang lebih baik. Dia adalah mantan kekasih noona yang kucinta diam-diam. Dengan geram ku tinggalkan dirinya yang meringis perih. Aku masuk mobil. Menyalakan mesin. Ku kemudikan mobil itu menuju pinggir danau yang sepi. Mobil kuparkir dipinggir jalan. Hening. Sepi. Senyap.  

“ Menangislah. Buang seluruh air mata terhadap pria itu. Jangan menahannya karena kau tak akan pernah bisa melepasnya jika terus menahan tangis. Biarkan ia pergi. Kau akan betambah sakit jika menahannya. Lepaskanlah. Mungkin akan terasa lebih tenang. “

Aku keluar. Kubiarkan noona sendiri dalam mobil. Aku berbelok menuju sisi kiri dari mobil. Bersandar. Menghadap hamparan danau kelam. Menyilangkan kaki kiri di depan kaki kanan. Menyembunyikan tangan kanan dan kiri di saku. Malam ini begitu pilu. Bagai teriris sembilu. Perih teramat sangat menggerogoti sukma.  

Noona yang ku cinta tengah dilanda pahitnya putus cinta dengan tiba-tiba setelah lama tak jumpa. Berduka cinta. Gundah gulana. Akibat cinta yang menyiksa.  Cinta. Sungguh cinta adalah sesuatu yang tak ada logika. Jahat dan durjana. Cinta yang pahit dirasa. Cinta dan cinta. Cinta.

[ FF Project ] " Wedding Dress / 신부 의상 "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang