NINE

3.8K 183 5
                                    

Music: Rockabye





Elfira sangat kaget, siapa yang memeluknya dari belakang? Atau ada orang gila yang sedari tadi menunggunya di depan rumah. Tapi, suara itu dirinya kenal hanya saja sedikit serak. Elfira memajukan langkahnya melepaskan diri, membuat seseorang yang memeluknya ambruk seketika.

"Ya Alloh, Rama." Rama tertidur di lantai yang dingin. Hujan masih membasahi tanah, beberapa kodok juga terdengar bahagia dengan datangnya hujan.

"Fira, aku dingin." Bibir Rama membiru dengan tangan yang memeluk dirinya sendiri.

Elfira menutup pintu agar udara dingin tak masuk. Dengan membawa belanjaan ke dapur dan memasukkannya di lemari es, bisa basi semua ayamnya jika tidak mendapatkan pertolongan. Elfira datang dengan baskom berisi air hangat, dia letakkan dulu dan kembali mencari sesuatu. Kasur lantai untuk Rama berbaring, tak lupa bantal dan selimut berwarna peach.

"Kamu suka warna peach?"

"Suka warna soft aja, Ram." Kata Fira sambil menempelkan kompres di kening Rama.

"Fir, aku minta maaf." Kata Rama dengan suara lirik. Matanya sedikit tertutup karena kepalanya pusing.

"Udah, Ram tidur aja. Baju kamu ganti aja ya?"

"Aku gak bawa baju. Begitu tahu kamu disini aku langsung kesini aja, tanpa mandi."

"Jam segini belum mandi? Ini udah maghrib."

"Udah tadi pagi mampir di pom bensin."

"Ada-ada aja kamu Ram." Elfira bangkit dari duduknya. Cukup sulit berdiri dari kasur lantai dengan kondisi perut yang sedikit buncit. Langkah Elfira terhenti, ketika Rama menggenggam tangannya.

"Kamu mau kemana?"

"Ambil makanan buat kamu."

Rama berfikir kalau Fira akan meninggalkannya lagi. Ternyata hanya mengambil makanan. Ibu hamil itu berjalan ke arah dapur dengan kaki yang berbalut kaos kaki hitam, udara dingin mengharuskan Elfira untuk memakai kaos kaki. Jika orang normal saja sering pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil maka Elfira ekstra lebih bersahabat dengan kamar mandi.

"Cuma ada sop dan tahu sebagai pengganti nasi."

"Gak apa-apa. Makasih." Kata Rama menyingkirkan kompres, duduk untuk menerima mangkok berisi sop beraneka sayuran serta tahu berbentuk persegi panjang.

"Maaf ya, aku gak ada nasi."

"Aku kali yang minta maaf sama kamu." Kata Rama.

"Hmm, maaf untuk apa? Harusnya aku, kamu mau ngasih surat cerai ya, Ram?"

Oh no! Sekarang gantian Elfira yang tidak peka dengan keadaan. Bukankah tadi dia sempat bilang kalau kangen dengan istrinya ini?

"Siapa yang mau cerai? Justru aku mau jadi Arjuna pencari cinta atau pejuang cinta gitu deh."

"Kok kesini? Gak ke Malang ketemu Sandra." Elfira mencoba membatasi diri dengan Rama.

"Ih, ya buat istriku dong."

"Rama, aku..." Fira terdiam.

"Kamu sudah punya kekasih atau calon suami lain ya? Mas Elang udah bilang sih kalau kamu mau dinikahkan sama temannya?"

"Nikah? Mana ada yang mau sama janda anak satu." Jawab Elfira enteng. Dirinya tertawa renyah. "Kamu dibohongin mas Elang, Ram."

"Ih beneran?"

"Iya. Udah ya Ram aku sholat dulu. Kamu mau ikut sholat sekalian?"

"Boleh. Tapi gak ada sarung."

ElfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang