Prolog

841 18 0
                                    

NOEL DAN LEONY (Prolog)
27-7-2018

Sebuah pertemuan yang tak terduga telah mengantarkan  mereka pada sebuah kisah yang penuh warna.
Noel pria metropolis dengan tampilan fisik yang sedikit sangar namun kadang jenaka.
Dan Leony,   perempuan sederhana yang selalu tampil bersahaja dan penuh canda serta senyum yang tak pernah lepas dari wajah pucatnya.

Noel yang kaya wawasan telah menarik perhatian Leony saat pertama kali berinteraksi.
"Ia berbeda." Itu yang Leony sering ucapkan.
Noel di mata Leony,  adalah pribadi yang menyimpan banyak misteri.

"Hm,  Noel adalah bongkahan magnet dengan daya tarik yang luar biasa." Bisik Leony pada hatinya.

"Gedung ini telah menjadi saksi bisu pertemuan kita Noel." Kata Leony pada dirinya sendiri saat mobil yang dikendarainya melintas di depan bangunan gedung perkantoran di sebuah sudut jalan di kota ini. Sebuah gedung tua yang cukup dikenal dan tempatnya para pengabdi bangsa dan negara sering berkumpul.

Noel, adalah kisah panjang dari sebuah sejarah pencarian identitas dari sebuah generasi prodak zaman.
"Kamu terlalu unik Noel." Batin Leony mulai menorehkan kalimat di otaknya.

"Tapi keunikan kamu tak dapat dibaca oleh sebuah penalaran logika soasial yang dangkal. Sebabnya adalah karena kamu adalah manusia pelit." Leony sedikit konyol memandang Noel.

"Tapi tidak.  Itu hanya persepsi dari interaksi  yang tidak pada tempatnya saja." Leony buru-buru merekonstruksi kalimatnya.

"Maaf ya Leony,  pending dulu. Aku lagi sibuk nih." Ini kalimat yang sudah Leony hafal di luar kertas.

"Emang kamu pelit Noel. Banget." Leony sedikit menggerutu.
"Buat memencet tombol-tombol di smartphon kamu saja, kamu gak mau berbagi waktu." Kilah Leony suatu saat.

Noel sepintas tak nampak berbeda dengan laki-laki metropolis lainnya. Akan tetapi Leony dengan ketajaman intuitifnya menangkap sebuah jaringan signal,  bahwa Noel memiliki konsep diri yang tidak dimiliki oleh kebanyakan laki-laki metropolis.

Ada sisi yang tak tersentuh sebuah garis proyeksi pada diri Noel. Dan itu terbaca oleh Leony.
"Noel,  aku telah masuk ke dalam sudut-sudut yang tak terjamah itu. Dan kehidupanlah yang mengantarkan aku berada di dalamnya." Lagi, keluh Leony.

Leony adalah gambaran nyata dari sebuah kehidupan yang sarat dengan penghayatan. Saat kakinya terayun hendak melangkah, maka akan selalu ada makna yang berbias pada kehidupannya.

"Noel,  kamu angkuh. Dan terlalu angkuh. Jubir seorang presiden saja jika aku yang telepon pasti ia segera menjawab. Lha kamu,  manusia batu seperti yang kakek aku dulu biasa dongengkan." Leony mungkin kecewa.

"Ya ampun, itu tidak mungkin." Leony segera  mereposisi kembali alur berfikirnya yang sungguh sangat tidak bijak pada Noel.

"Bukankah justru di sini letak istimewanya seorang Noel?!" Berhasil. Leony berhasil menuntun nalarnya ke sebuah alur kesemestian.

"Tapi, bukankah Noel membangun komunikasi hanya berdasar pada prinsip simbiosis mutualisme yang amat
dangkal?!" Lagi-lagi pikiran Leony terjajah oleh nalar yang di luar kewajaran sebuah interaksi positif.

Noel adalah miniatur  utuh dari sebuah kisah panjang  yang panjangnya dapat melebihi kisah mahabrata. Meski untuk menguraikannya  butuh intusi dan penalaran yang apik.

Tanyalah pada Noel tentang peradaban di mana ia ada di dalamnya.  Maka dengan lugas Noel akan memaparkannya. Tanyalah Noel tentang konstalasi politik,  maka ia siap menjelaskannya sambil menghabiskan berbatang-batang rokok.

Lalu tanyalah pula pada Noel tentang legenda, mithe, fabel atau fakta tentang perempuan, maka ia pun pakarnya. Dan jika anda menanyakan kepada Noel soal dunia yang di luar dari semestinya,  maka pasti akan keluar dari lisannya untaian kalimat yang mirip kitab suci. Dia ada dalam petualangan itu.

"Ah Noel. Sebuah konklusi dari silogisme positip tak cukup untuk menjelaskan tentang kamu."  Keluh Leony

"Dan seperti apa kamu memandang dan menempatkan Leony dalam interaksi kita, aku tidak butuh penjelasan itu." Batin Leony sedikit bergetar

Nalar Leony terus bergerilya dalam jangkauan yang tak konstan. Sebuah keyakinan telah membawanya jauh melangkah tanpa batas.

"Noel adalah sosok seribu satu sisi"

***Sahabat pembaca...
      NOEL... dibalik jadi LEON..
      Diubah menjadi LEONY... manis kan?!
      Noel dan Leony dua sosok dalam "JIWA
      YANG TERTUKAR"
      Seperti apa kelanjutan kisah mereka.
      Di tunggu ya...









JIWA YANG TERTUKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang