Jingga senja mulai mewarnai langit kelabu bekas hujan tadi siang, matahari tenggelam dengan malu-malu dibalik awan. Lampu jalan mulai bergantian menyinari sudut jalanan menggantikan sinar terang si mentari.
Guan masih asik dengan memandangi wajah lelap gadis yang sudah menjatuhkan hatinya. Hayalnya masih enggan beranjak membayangkan bagaimana dulu mereka hanya mampu berlari saling mengejar tanpa mau tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Pikirannya kembali mencerna ucapan mamahnya tadi sore, "mantu"? iya mamah emang tau Guan menyukai Nara, tapi apa mamah merencanakan hal lain? Ayolah Guan jangan berhayal terlalu jauh, ditambah besok dirinya harus meninggalkan Nara.
"lah, ko gue disini?" ujar Nara tiba-tiba
"kamu udah bangun?" Tanya Guan yang masih menggunakan kosa kata 'Kamu'
"ehh, emmm... maaf ya aku ketiduran"
Deg. Nara menanggapi perubahan kosa kata Guan dan sempat membuatnya membelalak.
"aku belum puas ngabisin waktu sama kamu, Ra." Sahut Guan sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"i-iya, maaf ya aku ketiduran."
"kamu mau pulang sekarang?" Tanya Guan bingung, padahal hatinya masih ingin menahan Nara di kamarnya.
Nara hanya mengangguk, kemudian jalan beriringan dengan Guan.
"eh Nara udah bangun? Makan dulu sini!" ujar mamah ineke
"mm iya mah maaf ya Nara jadi tidur disini, gausah deh mah takut dicariin bunda"
"udah gapapa sini makan bareng dulu, mamah udah telepon bunda ko tadi"
Akhirnya Nara menuruti kemauan mamah ineke.
"Ra, maafin mamah ya harus bawa Guan ke luar negri"
"ehh gapapa ko mah, Guan juga kan harus sukses buat masa depannya." Sahut Nara
"iya masa depan buat bahagiain kamu, Ra." Celetuk Mamah yang membuat Guan dan Nara tersedak bersamaan.
Pikiran Nara kembali berkelana mencoba memahami maksud ucapan mamah ineke. Bukan kan selama ini Guan juga sudah begitu membuat hidupnya bahagia? Apalagi yang kurang dari Guan untuk memenuhi segalanya untuk Nara? Di dekat Guan saja sudah membuat Nara tertawa riang.
**
Nara dan Guan menyusuri jalanan malam, langkah keduanya sedikit berbelok untuk menikmati suasana malam lebih lama. Keduanya hanya terdiam sesekali saling pandang.
"makasih ya!" ujar Guan ketika sampai di depan rumah Nara
"aku yang makasih kamu udah ajak aku jalan hari ini"
"aku ga bisa kasih yang terbaik buat kamu selama ini, jadi aku cuma bisa bikin kamu ketawa tiap sama aku" ujar Guan dan tersenyum manis
"dih apasih Guan, kamu udah jadi yang sahabat terbaik aku selama ini. Kamu udah lindungin aku juga dari kecil" ujar Nara
"sahabat aja, Ra?" Tanya Guan canggung
"hmm? Iya kan?"
"akuu... mmm,"
"ehh, cabe darimana aja? Sampe malem gini?" celetuk Jinyoung dari arah pagar
"woyy, Lin! Abis bawa ade gue kemana lu?" Tanyanya sambil menepuk pundak Guan
"ehh anu bang, ga kemana-mana ko.. tadi Nara ketiduran dirumah gue" sahut Guan gelagapan
"ko lu gagap Lin? Wah Nara lu ketiduran dirumah Guan? Diapain aja ade gue wey!" suara Jinyoung sedikit tinggi
YOU ARE READING
First Feel
Fanfictionapasih jatuh cinta? apa semua manusia pasti merasakannya? kenapa harus ada cinta kalo kita ga bisa nentuin mau jatuh kesiapa dan hidup dengan siapa. kalo bisa milih mau cinta dan hidup sama siapa, fangirl jadi manusia paling beruntung karena bisa ne...