Part 11

21 2 0
                                    


Maaf ya hari ini aku up sedikit karena tiba-tiba ada yang ganggu jadi sebuah nya yang aku pikirin buat cerita ini ilang seketika dan bener-bener buntu.







Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Benarkah sebuah rindu menyusahkan segalanya? Bukankah rindu akan membuat waktu berjalan terasa lebih lambat dari biasanya? Karena rindu membuat hidup tersiksa maka ketika memiliki waktu bertemu manfaatkanlah sebaik-baik nya.

Suara pesawat yang satu persatu terbang saling bersahutan meninggalkan landasan yang sangat luas. Meninggalkan sebuah rindu yang entah kapan akan bertemu kembali. Nara masih berdiri didepan dinding kaca yang tepat menghadap landasan pesawat yang mulai ditinggalkan. Menatap pesawat yang dinaiki Guan yang perlahan mulai terbang menjauh ke atas awan.

Dirinya menghela napas panjang, terdengar sangat berat mengisyaratkan susahnya melepas Guan pergi meninggalkannya. Katanya hanya sementara, katanya hanya sebentar, katanya dan katanya yang terasa seperti kebohongan yang sekedar menenangkan hatinya. Baru saja 20 menit sudah terasa kehilangan.

Nara melangkah pelan meninggalkan bandara dengan hiruk pikuknya. Mencoba menerka benarkah perasaannya? Benarkah dengan kondisi hatinya? Gadis ini benar-benar belum paham apa itu cinta, benarkah cinta yang membuatnya berat ditinggalkan Guan? Cinta yang membuat jangtungnya lupa caranya berdegup dengan normal tiap kali Guan menatapnya? Bertanya pada siapa? Jinyoung hanya akan menertawainya paling keras.

**

Guan memandangi langit biru yang tertutup awan yang sedikit kelabu, sedikit membuatnya pilu karena tak lagi mampu menjga gadis yang selama ini membuat hatinya terganggu. Hati yang sulit menyatu karena membuatnya tak mampu mengungkapkan hatinya sedari dulu. Pikiran yang terus berputar menyesal mengapa baru menyampaikannya ketika harinya sudah sulit untuk bertemu? Bukankah ini hanya membuat sang waktu akan terasa begitu menyiksanya karena harus menunggu untuk bertemu.

Tangan nya sedari tadi hanya mengetuk-ngetuk kotak pemberian Nara, tak lama membuatnya tersadar belum membukanya. Perlahan tangannya bergerak pelan membukanya, sedikit mengintip takut-takut gadisnya masih jahil mengerjainya seperti biasanya.

Ada selembar kertas yang membuatnya penasaran.




"Terkadang kita tak menyadari jalannya sebuah waktu,

Saat kita terbangun, yang kita ingat hanyalah momen yang sudah terlewati

Dan tersimpan menjadi sebuah cerita.

Cerita tentang kamu, aku, dan kita.

Cerita yang kita tulis bersama

Tentang cinta, kebahagian, dan mimpi

Kadang waktu dan jarak membuat saling rindu.

Cinta kadang muncul begitu saja.

Tanpa peduli dengan siapa,

Aku tak mengerti mengapa jantungku berpacu lebih cepat

Mendengar samar suaramu saja sudah membuatnya lupa

Lupa bagaimana caranya berdetak dengan normal.

Kau begitu mengenalku, kau juga tau bodohnya aku tentang cinta

Yang ku tau hanya mengagumi pria yang sekedar lewat dilayar kaca

Mungkin saat ini aku memang tak mengerti tentang perasaanku

Tapi setidaknya saat ini hanya kau yang mampu membuatku

Merasa aman, merasa bahagia

Kembalilah dengan cepat, lalu ajari aku bagaimana mengungkapkannya

Menyampaikan sebuah resah yang terus mengganggu malamku

Memberitahuku bahwa ini sebuah jatuh cinta yang sama

Sama seperti yang kau ungkapkan tentang hatimu

Malam itu padaku.

Love Nara"





Guan tersenyum menutup surat yang baru saja dibacanya, matanya berbinar. Sedangkan hatinya tergelitik geli membaca surat yang terlihat bukan dari Nara. Isi suratnya terasa seperti gadis-gadis yang selama ini memberinya surat-surat untuk mengisyaratkan perasaan kagum mereka. Darimana Nara mampu membuat kata-kata yang sangat bertolak belakang dengan dirinya selama ini? Sungguh Guan makin rindu padahal belum terhitung jam dirinya berpisah dengan Nara.

Rasanya Guan ingin kembali pulang dan berlari kemudian memeluk gadisnya tanpa mau melepasnya lagi. Sayangnya dia harus menunggu beberapa waktu untuk masa depan yang akan membuat keduanya bahagia bukan?

***





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan sebagai gantinya aku kasih foto abang Jinyoung sama ayah Jin Erlangga yang uwuw

First FeelWhere stories live. Discover now