BAGIAN 4

72 16 2
                                    

Flashback

Kini park chanyeol telah sampai ditempat yang telah dikirimkan si penelfon tadi. Sebuah bangunan kosong yang tidak terawat menambah kesan menyeramkan bagi bagunan ini. Tapi chanyeol tidak takut dengan apa yang dihadapi nya saat ini. Baginya, keluarga adalah segalanya. Apapun akan ia hadapi demi menyelamatkan istri dan putra tunggalnya. Tanpa ragu, chanyeol melangkahkan kaki nya kedalam bangunan tua tersebut.

“Selamat datang CEO Park, sapa seseorang yang suaranya sangat asing bagi chanyeol”. Ia segera menoleh kearah datang nya suara tersebut.

“Apa yang kau ingin kan hah?”

“Ho jangan terburu buru dulu tuan park, apakah kau tidak mengenali ku?”

“Tidak, jangan membuang waktu ku, cepat katakan apa yang kau ingin kan?”

“Apa yang aku inginkan?, hahaha. Aku ingin kehancuran kau”.

“Brengsek”. Satu pukulan keras dilayangkan chanyeol ke wajah pria gila tersebut. Diluar dugaan, pria itu malah tertawa semakin nyaring.

“Kau boleh memukuli ku selagi kau mampu bodoh”.

“Siapa kau ini sebenarnya hah, mengapa kau ingin menghancurkan ku?. Apa salah ku sehingga kau membenci ku?”

“Salah mu? Kau bertanya tentang salah mu?. Biar ku beritahu, jika bukan karena perusahaan sial mu itu, aku tidak akan menjadi liar begini, jika bukan karena perusahaan sial mu itu aku mungkin tidak akan semenderita ini, dan jika bukan karena kecerobohan kau dan karyawan mu, mungkin appa dan eomma ku masih hidup sampai sekarang ini.”

Mendengar penjelasan dari si pria, chanyeol mulai menangkap apa maksud pria ini. Memang sekitar 2 tahun yang lalu pesawat perusahaan nya mengalami kecelakaan saat hendak mengantar para konsumen ke cina. Tapi itu semua bukan lah kesalahan chanyeol sepihak.

“Oh jadi kau adalah keluarga dari korban kecelakaan 2 tahun silam?”

“Akhirnya kau mengingat kejadian itu”

“Aku benar benar meminta maaf pada mu. Itu bukan lah kesengajaan, itu adalah kecelakaan. Aku akan membayar ganti rugi untuk itu”

“Kau pikir semua urusan di dunia ini selesai dengan uang mu hah?”

“Lalu apa yang harus kulakukan? Aku pun tidak menyangka kecelakaan itu akan terjadi.”

“Kau harus membayar nyawa orang tua ku dengan nyawa anak mu bagaimana?. Kau harus merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang amat berarti dalam hidupmu.”

“Jangan, ku mohon jangan lukai putra ku, aku akan membayar dengan nyawa ku saja kalau begitu.”

“Bagus juga, jika anak dan ayah mati bersama. Bagaimana menerutmu? Bukan kah itu kisah yang dramatis?”

“Kurang ajar kau”. Baru saja chanyeol akan melayangkan tinju nya pada pria tadi, dia harus meringis lebih dulu karena lengan kirinya tertembak. Ternyata pria ini tidak sendirian. Ada beberapa pria lain yang bersenjata lengkap bersama nya saat ini. Chanyeol hanya bisa tertunduk pasrah dengan keadaan nya saat ini.

“Jangan bodoh park chanyeol, kau tidak bisa berbuat apa apa sekarang. Lihat dan nikmati saja saat terakhir mu”. Pria licik itu mulai memencet nomor di hp nya. Tak lama terdengar suara yang sangat di kenali chanyeol dari seberang.

“Halo, ini dengan siapa ya?”

“Halo tuan muda park, bagaimana kabar mu hah?”

“Aku baik, mengapa kau menelfon ku?”.

“Jangan ganggu keluarga ku, jika kau mau, bunuh saja aku. Anak ku tidak tau apa apa tentang masalah ini”.Ucapan chnayeol membuat seringaian tipis muncul di wajah si pria jahat itu.

“Oh ayolah, aku sedang bersama dengan appa tercinta mu sekarang”

“Apakah kau ini teman appa?”

“Tidak, kami bahkan lebih dari sekedar teman, kau mau menemui kami sekarang?”

“Untuk apa ?. aku  sedang di sekolah, aku tidak bisa membolos paman”

“Begitu kah? Baiklah berarti kau lebih memilih sekolah di banding appa mu”.

“Sialan kau”, umpat chanyeol tertahan

“Apa maksud paman?”.

“Datanglah guan sayang, selamatkan appa mu. Kau harus datang jika kau masih ingin melihat appa mu hidup”.

“Jangan nak, kau tidak boleh kemari. Susul ibu mu dan kabur lah sejauh yang kau bisa. Selamat kan dirimu dan jangan hiraukan appa”.

“Appa? Appa dimana? Apa yang terjadi appa?”

“Guan sayang kau anak yang berbakti bukan? Datang lah, aku akan mengirim alamat tempat ini kepada mu. Jangan coba coba lapor polisi. Kau anak pintar kan?, kau pasti mengerti maksud ku”

“Baiklah cepat kirim lokasinya pada ku. Akan datang, tunggulah appa”.

“Sungguh anak yang baik. Kau memiliki putra yang sangat menyayangi mu tuan park”.

Hallo readers, hari ini aku update chapter karena kemaren ngak bisa update.

Sebentar lagi bakal mulai kuliah jadi nya jarang update. Tapi akan di usahain kok. Mohon doa nya ya.

Jangan lupa vote dan komen 😁

Indigo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang