Hari sabtu sore adalah hari yang paling indah bagi zizi. Bagaimana tidak, nanti malam ia bisa tidur sedikit lebih larut untuk menonton drakor kesukaannya. Ia tidak harus bangun terlalu pagi di hari minggu. Hari yang sangat berarti bagi zizi.
Sepanjang jalan zizi selalu tersenyum, ia tidak peduli dengan tatapan aneh semua orang yang melewatinya. Kini zizi pulang kerumahnya dengan berjalan kaki. Jarak rumah zizi dan rumah sakit cukup jauh namun karena sore ini indah jadi zizi memutuskan untuk menikmati suasana sabtu sore.
Zizi melewati pasangan yang tengah bercumbu di tepi jalan.
“Dasar pasangan ngak tahu tempat, ini tempat umum, kalau mau bercinta di hotel saja”, umpat zizi. Karena melihat ke arah pasangan di tepi jalan, zizi jadi tidak memperhatikan jalan di depannya. Secara tidak sengaja zizi menabrak seseorang pejalan kaki lainnya.
“Eh maaf, aku tidak seng…, kau. Hei kau ini memang rabun senja ya?”
“Kau yang salah, kalau berjalan lihat lah lurus kedepan. Jangan sibuk mengintip orang pacaran”.
“Siapa yang mengintip orang pacaran?”
“Kau lah, siapa lagi. Jangan terlalu sibuk dengan urusan orang lain. Urus saja dirimu sendiri”.
“Harus nya aku yang mengatakan kalimat itu pada mu, tuan wajah datar”.
“Ck, buang waktu saja berbicara dengan mu, dokter gila”. Jinyoung berlalu begitu saja.
“Hei apa kau bilang?, aku gila? berani nya kau bilang begitu. Kau harus minta maaf”. Zizi mengejar pria wajah datar itu. Namun dengan langkah panjang, jinyoung meninggalkan zizi jauh di belakangnya.
“Hei kau harus minta maaf dulu”, teriak zizi. Dengan keras kepala, ia mengikuti pria wajah datar itu. Sampai jinyoung memasuki sebuah rumah sakit jiwa.
“Kenapa dia kerumah sakit jiwa? Huh tapi dia cocok sekali ke sini. Dia kan memang pria wajah datar yang gila. Aku harus mengikuti nya”.
Jangan tanya mengapa zizi mengikuti pria itu sekarang. Ia hanya mendengar kan suara hatinya sekarang. Zizi tertegun melihat pria yang dia anggap menyebalkan sekarang dengan telaten menyuapi seorang wanita paruh baya.
“Apa mungkin itu ibunya?. Wah dia manis sekali jika bersama ibunya”.
“Dokter zizi? “
“Eh dokter lee, selamat sore”.
“Mengapa kau disini dokter zi?”
“Hmm, aku.. aku hanya… ah siapa nama pasien yang disana itu dokter lee? “Tanya zizi pada dokter lee. Dokter lee adalah rekan sekaligus senior zizi. Dokter lee adalah dokter ahli syaraf. Jadi wajar selain berkerja di rumah sakit nasional seoul, dokter lee juga berkerja di rumah sakit jiwa.
“Ah, dia adalah nyonya park. Kenapa? Kau kenal dengan nya?”
“Ah tidak dokter lee. Lelaki itu, apakah dia putra nya?”
“Tidak. Jinyoung adalah teman putra nyonya park. Nyonya park seperti itu karena putra dan suaminya di bunuh geng mafia”.
“Geng mafia? Lalu kenapa si jinyoung itu yang mengurusnya?”
“Aku tidak tahu banyak tentang mereka dokter zi. Jinyoung anak yang dingin pada semua orang kecuali pada nyonya park”.
Zizi tidak heran jika dokter lee tidak tahu banyak tentang pasien nya yang satu itu. Mengingat jinyoung si pria wajah datar itu memang irit sekali kalau bicara. Tapi, jika di perhatikan sekarang jinyoung sangat berbeda dengan yang dia jumpai tadi sore.
Kini jinyoung tengah tersenyum hangat kepada nyonya park. Dengan sabar dan telaten, jinyoung menyuapi nyonya park. Sesekali jinyoung juga tersenyum manis dan terlihat tengah berbicara dengan nyonya park. Walau pun nyonya park hanya melamun dan mengabaikan jinyoung, tapi dia tetap sabar dan tersenyum dengan tulus.
Deg,” jinyoung benar benar tampan jika seperti ini. Mengapa dia tidak seperti ini saja kepada semua orang?”, zizi benar benar terpesona dengan keindahan ciptaan tuhan dihadapannya. Ia bahkan sudah lupa jika dokter lee menatapnya dengan heran.
“Dokter zi?, dokter zi?”
“Eh, iya ada apa dokter lee?”
“Kau menyukai jinyoung?”
Blush, wajah zizi memerah. Dia begitu malu dengan kelakuan bodohnya yang diam diam mengagumi jinyoung.
“Tidak dokter lee”.
“Wajah mu tidak bisa berbohong dokter zi. Aku akui jinyoung adalah pria yang tampan, ia juga sukses dia usia yang masih muda. Siapa yang tidak akan jatuh hati pada presdir OH CORP itu?. Tapi kau harus berhati hati juga dengan nya zi. Dia orang yang sulit di teba”k.
“Apa maksud mu dokter lee?”
“Jinyoung begitu manis saat dilihat bersama nyonya park. Namun nyata nya, jinyoung sangatlah dingin dan juga kejam. Ia bahkan pernah menuntut seorang suster disini gara gara suster itu terlambat memandikan nyonya park”.
“Benarkah? Tega sekali dia”.
“Dia memang seperti itu. Dia tidak akan peduli dengan nasib orang lain yang hanya dia pikirkan hanya bagaimana supaya nyonya park cepat sembuh”.
“Hah dasar manusia triplek tak punya hati”. Batin zizi
“Sudah lah dokter zi, aku pergi dulu. Ada urusan yang harus ku selesaikan”.
“Baiklah dokter lee. Selamat berkerja”
“Ya dokter zi”.
Zizi kembali focus melihat kearah jinyoung dan nyonya park.
“Kemana perginya si jinyoung itu? Kok tiba tiba hilang”.
“Siapa yang kau cari?”. Zizi terkejut saat menemukan jinyoung berdiri tepat di belakangnya.
“Emm.. anu,..”
“Selain cerewet, kau juga seorang peguntit ternyata. Cih dokter kurang kerjaan”.
“Hei aku kesini mengikuti mu karena aku ingin kau meminta maaf pada ku. Enak saja pergi setelah menghina orang lain”.
“Maaf, sudah puas?. Sekarang pergilah”.
“Hei jinyoung tunggu dulu”.
“Dari mana kau tahu nama ku?”
“Aku tadi bertanya tentang dirimu dan juga nyonya park”.
“Kau kenapa selalu ingin ikut campur urusan orang? Apa kau tidak sibuk sebagai dokter?”
“Aku bukan ingin ikut campur, hanya saja aku peduli pada orang sekitar ku”.
“Aku tidak butuh kepedulian mu”. Jinyoung berlalu meninggalkan zizi
“Dasar manusia triplek. Lagian kenapa sih peduli sama dia. Hah lebih baik aku pulang saja”.
Zizi berjalan keluar dari rumah sakit jiwa. Zizi benar benar kesal dengan si triplek itu. Kenapa pula dia begitu kasar, zizi kan hanya menunjukan kepeduliannya. Zizi segera pulang kerumah nya. Dia segera tidur setelah sampai dirumah. Modd nya benar benar hancur karena pria triplek itu.
Di lain sisi, jinyoung merasa kesal dengan zizi.
“Dokter itu benar benar bikin pusing. Kenapa dia peduli dengan ku. Memangnya dia siapa?”.
Jinyoung tidak mau ambil pusing dengan tindakan si dokter cerewet itu. Dia segera pulang menuju mansionnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo [END]
Teen Fictionhallo readers, ini cerita pertama aku. aku ngak pandai bikin deskripsi jadi kalau penasaran langsung baca aja ya😊 jangan lupa vote dan komen.