Zizi POV
"Apan apan si datar gila itu, aku kan ngak salah apa apa. Wajar saja sih kalau bibi nya menangis, orang bibinya punya kelenjar air mata. Mungkin dia ngak pernah belajar itu makanya dia ngak tahu. Atau mungkin dia ngak punya system limbic di otaknya kali ya, makanya dia ngak punya perasaan begitu. Apa tadi katanya? Dokter kepo? Hellow, kalau dokter ngak kepo dengan penyakit pasien nya gimana dia mau ngobatin pasien nya. Gimana mau bikin diagnose penyakit. Ih dasar, triplek menyebalkan".
Zizi sedang ngomel ngomel ngak jelas di sepanjang jalan. Ia ngak peduli denga tatapan heran para pejalan kaki lainnya.
Sesampainya dirumah, zizi melihat guanlin menunggu nya didepan pintu.
"Kau sedang apa guan".
"Aduh, kaget aku zi, kamu ini kalau ngomong jangan ngegas dong, kalau aku jantungan gimana?"
"Yailah dasar hantu alay kamu, emangnya jantung kamu masih berdetak?"
"Kalau deket kamu jantung aku berdetak dengan cepet kok"
"Dasar, dah jadi hantu masih aja suka ngerdus"
"Eh sembarang ngomong kamu ya, gini gini aku itu pangerannya para hantu loh. Dah banyak yang nyatain cinta sama aku tapi aku tolak semuanya."
"Widih, sok banget. Kenapa pada di tolak sih guan?"
"Ya karena aku Cuma maunya kamu"
"Ya ampun hidup aku ngenes amat yak, di gombalin sama hantu aja baper"
"Ciah jadi kamu juga suka sama aku?"
"Ya ngak lah. Yakali aku naksir hantu alay kayak kamu? "
"Ih alay alay gini kan tampan"
"Bodo amat lah ya, oh iya kamu ngapain sih kayak gembel didepan rumahku"
"Waduh itu mulut kalo ngomong ya, ngak ada manis manisnya "
"Langsung to the point aja guan, aku capek nih ribut sama kamu terus "
"Oke deh bos ku. Kita bicaranya dalam rumah aja yok"
"Sip dah, tunggu bentar aku buka pintu dulu."
Skip
"Nah kamu mau ngomong apa? "Tanya zizi
"Jadi gini zi, aku kayak nya dah mulai inget deh dengan sedikit kematian ku"
"Iya? Serius kamu? Apa yang kamu ingat?"
"Menurut analisa guanlin yang tampan lagi pintar ini, kayaknya aku itu meninggal karena ditembak deh?"
"Kok kamu kepikiran begitu sih?"
"Iya soalnya, saat pertama kali muncul sebagai hantu. Aku melihat diri ku berlumuran darah dan ada bekas luka tembak di bagian dada ku sebelah kiri."
"Benarkah? Apa jangan jangan bayangan yang aku lihat di gedung tua itu adalah scenario pembunuhan kamu dan juga ayah mu?"
"Entah lah, kenapa kamu bilang aku dibunuh dengan ayah ku?"
"Iya karena di bayangan yang aku lihat, korban pembunuhan itu bukan Cuma 1 orang tapi ada 2 orang pria. Wajahnya tidak begitu jelas. Tapi sepertinya mereka adalah ayah dan anak karena postur tubuh mereka mirip dan sebelum di tembak mereka terlihat saling melindungi."
"Benarkah?"
"Iya guan aku ngak bohong. Hmm gini aja, gimana kalau ntar malam kita ke gedung tua itu lagi?"
"Mau ngapain kita ke situ lagi? Bukannya dari pencarian minggu kemaren kita ngak nemuin apa apa?"
"Iya sih, tapi mana tau aja saat tiba di sana. Aku bisa melihat putaran kejadian tentang kematian mu."
"Baiklah, terserah kamu aja deh zi, aku nurut aja
Oke guan, kalo gitu ntar jam 8 kamu kesini lagi ya, kita pergi bareng bareng ke gedung itu""Sip zi, aku pergi dulu kalo gitu. Jangan lupa mandi, ntar bau ketek lo"
"Enak aja, aku ngak mandi pun cantik dan wangi"
"Yakali.."
"Eh kamu mau aku bantuin ngak? "
"Iya iya , ah gitu aja ngambek. Yaudah aku pergi dulu, bye "
"Bye guan."
Setelah itu guanlin menghilang. Zizi segera menuju kamar mandi.
Disisi lain, jinyoung kini tengah menuju alamat rumah zizi dengan motor sport nya"Ini bener rumah nya si dokter cerewet itu ngak sih? Ah ketuk aja deh." Gumam jinyoung
"Tok tok tok, permisi. Apakah ada orang didalam sana?"
"Ih siapa sih yang datang? Aduh, aku belum pake baju lagi"
"Tok tok tok, permisi. "
"Aduh iya tunggu sebentar. Nyinyir amat tu orang. Mungkin tukang ngater paket kali ya?. Aku keluar pake handuk mandi aja deh"
"Permisi,,"
"Aduh iya, sabar dong. "
Klek, zizi membuka kan pintu rumahnya
"Kau? Kenapa kau kesini? Mau marah marah lagi?"
Jinyoung hanya terdiam kaku ditempat melihat zizi,"Kau tidak punya malu ya? Pakai baju dulu baru ngomel ngomel "
Blush, wajah zizi memerah. Bagaimana tidak, dia baru sadar kalau dia keluar hanya menggunakan handuk mandi saja. Blak, zizi menutup pintu dengan keras
"Kau sendiri yang salah, ku pikir ada paket. Dasar triplek mesum." Jawab zizi dari dalam rumah nya sembari berlalu kekamar dan memakai pakaian."Dasar dokter aneh," gumam jinyoung
Skip
Klek, pintu rumah zizi kembali terbuka.
"Kenapa kau kemari?"
"Aku ingin meminta maaf padamu perkara tadi sore di rumah sakit"
"Oh yang itu, aku sudah memaafkan mu."
"Oke kalau gitu aku pulang dulu"
"Eh kau ini datang kesini buat minta maaf doang ?"
"Iya, "
"Dari mana kau dapat alamat ku?"
"Dari dokter lee."
"Pantesan, yaudah kalo gitu ayo masuk dulu. Aku jadi terlihat ngak sopan nerima tamu sebatas pintu."
"Ngak usah deh, aku banyak urusan. "
Jinyoung langsung pergi dari rumah zizi.
"Dasar triplek, udah untung orang mau ngajakin mampir. Ah masa bodoh ama si triplek"
Zizi masuk dan menutup pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo [END]
أدب المراهقينhallo readers, ini cerita pertama aku. aku ngak pandai bikin deskripsi jadi kalau penasaran langsung baca aja ya😊 jangan lupa vote dan komen.