Saat bangun tidur, zizi tidak menemukan hantu nakal yang mengganggunya semalam. Dia bersyukur akhirnya hantu itu berhenti mengganggu nya. Dia segera mandi dan berkemas untuk pergi kerja. Saat sarapan tiba tiba..
“Selamat pagi dokter zizi”
Uhuk, zizi kaget dan tersedak sarapannya. Sedangkan hantu itu hanya tetawa melihatnya
“Kau masih disini? Kapan kau mau pergi hah?”
“Ntah lah”
“Kenapa kau bisa tahu namaku dan aku seorang dokter?”
“Aku kan hantu yang tampan lagi pintar”
“Bodo amat”
Zizi kemudian melanjutkan sarapannya dan segera berangkat berkerja. Ia tidak peduli dengan guanlin yang selalu mengikutinya. Seharian ini guanlin selalu menanggu nya. Mulai dari sarapan pagi, berangkat kerja, dirumah sakit sampai zizi pulang kerumah kembali pun guanlin masih setia mengikuti zizi dari belakang dan terus mengoceh.
“Sudah cukup! Kau ini memang benar benar cerewet ya, berhenti mengikuti ku awah cerewet. Pergilah ke akhirat, tempat kau bukan disini. Menyusahkan saja”. Emosi zizi sudah berada di puncak sekarang. Bagaimana tidak dari tadi pagi zizi selalu di ikuti guanlin terus.
Mendengar ucapan zizi, ekspresi guanlin berubah menjadi sedih. Zizi sedikit merasa bersalah dan menyesal dengan ucapannya barusan.
“Andai saja aku bisa, aku pasti akan pergi ke akhirat dari dulu. Tapi sayang nya aku tidak bisa”. Ucap guanlin dengan raut sedih.
“Apa maksudmu?”
“Kau tahu aku mengikuti mu karena kau manusia pertama yang bisa melihatku. Aku yakin kau pasti bisa membantu ku. Kau berbeda dengan manusia biasa. Kau bisa melihatku dan berkomunikasi dengan ku. Aku berharap kau mau menolongku. Tapi jika karena aku kau merasa tidak nyaman, aku minta maaf. Aku akan pergi”.
Entah kenapa, zizi merasa kasihan dengan guanlin.
“Tunggu guanlin”, arwah guanlin menoleh ke zizi
“Aku minta maaf karena telah kasar pada mu guan”.
“Tidak apa apa zi, aku memang cerewet”
“Heh ayolah, jangan cemberut lagi, aku akan membantu mu untuk bisa keakhirat dengan tenang”.
“Benarkah?”
“Ya aku serius, aku akan menolong mu dengan syarat kau tidak boleh mengganggku saat berkerja”
“Baiklah aku janji aku tidak akan mengganggu mu saat berkerja”
“Oke. Hari minggu aku libur jadi kita akan cari tahu apa penyebabnya arwah kau jadi penasaran seperti ini”.
“Baiklah zi, terima kasih”, guanlin tersenyum dengan dimple khas miliknya. Zizi terpana melihatnya, ia akui guanlin adalah hantu yang paling tampan yang pernah ia jumpai.
“Eh, iya sama sama lin”, jawab zizi dengan senyumannya yang tak kalah manis dari guanlin.
“Deg , kenapa gadis ini manis sekali saat tersenyum”, batin guanlin. Ia segera menepis perasaan aneh yang menghinggapi dirinya. Guanlin pamit pada zizi dan berjanji akan menemui zizi pada hari minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo [END]
Teen Fictionhallo readers, ini cerita pertama aku. aku ngak pandai bikin deskripsi jadi kalau penasaran langsung baca aja ya😊 jangan lupa vote dan komen.