Zizi kini sedang berada di toko bunga. Ia membeli 1 buket bunga lili putih yang cantik. Ia sengaja singgah ketoko bunga sebelum mengunjungi bibi park.
Aku yakin pasti bibi park menyukai ini. Senyum zizi merekahZizi melangkah menuju rumah sakit jiwa dengan cepat. Setibanya zizi di ruangan nyonya park, ia segera membuka pintu kamar. Melihat kedatangan zizi, senyum nyonya park langsung merekah.
Selamat sore bibi park
Selamat sore, dokter zi.
Bibi sedang apa?
Aku sedang merajut baju hangat untuk jinyoung. Anak itu mudah sekali flu jika malam hari tidak memakai pakaian hangat. Apalagi sekarang akan memasuki musim dingin. Udara saat malam hari benar benar terasa dingin.
Wah bibi benar benar menyayangi jinyoung, aku jadi iri hehe.Kau mau juga bibi buat kan baju hangat dokter zi
Hm, kalau tidak merepotkan bibi, aku mau hehe.
Baiklah buk dokter, bibi ngak merasa kerepotan kok. Apa lagi yang bisa bibi lakukan selain merajut.
Wah makasih banyak ya bi, oh iya jangan panggil aku dokter bi, panggil aku zizi saja.
Baiklah kalau begitu,
Oh iya ini aku bawakan bibi bunga lili putih. Aku tidak tahu bibi suka bunga apa, makanya aku membelikan bibi bunga lili putih saja. Bunga ini cantik sama seperti bibi.
Wah terima kasih sayang, bibi suka kok dengan lili putih.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, nyonya park menerima bunga lili yang dibelikan zizi. Ia menatap Bunga lili tersebut dengan sendu dan mata yang berkaca kaca.
Bibi kenapa? Apakah bibi tidak suka bunganya? Tanya zizi yang heran melihat mimic wajah nyonya park yang tiba tiba berubah menjadi sedih
Ah tidak zi, bunga ini mengingatkan bibi kepada mendiang suami bibi. Dulu saat kami berpacaran, ia sering membelikan bibi Bunga lili putih. Katanya bunga ini melambangkan kecantikan dan ketulusan hati. Bibi benar benar rindu dengan suami bibi.
Maaf kan aku bi, aku tidak bermaksud membuat bibi sedihTak apa apa zi,
Kalau seandainya bibi butuh teman curhat, aku siap kok bi untuk mendengarkan curhat bibi
Masalah bibi rumit zi, anak muda seperti kamu tidak akan paham.
Tidak apa apa bi, setidaknya kalau bibi bercerita, beban bibi bisa berkurang dan bibi bisa merasa sedikit lega.
Iya zi, sebenarnya bibi dulu hidup bahagia dengan keluarga kecil bibi. Suami bibi adalah seorang CEO perusahaan tour. Dan bibi memiki seorang putra yang seumuran dengan jinyoung. Kami bertiga hidup bahagia, sampai tiba saat dimana semuanya berubah. siang itu jinyoung datang ke rumah bibi. Tidak biasa nya jinyoung datang kerumah saat jam pelajaran sekolah. Dan juga guratan cemas di wajah jinyoung membuat bibi semakin gelisa. Jinyoung membujuk bibi untuk ikut dengannya. Alasan jinyoung saat itu adalah karena nyawa bibi dalam bahaya. Dalam pelarian bibi bersama jinyoung, kami di kejar beberapa orang asing dengan motor sport. Jinyoung semakin melajukan motor nya seperti orang kesetanan. Sampai akhirnya, si penjahat menembakan pelurunya ke ban motor bibi dan jinyoung. Kami terhempas ketepi jembatan dan terjatuh ke danau di bawahnya. Entah bagaimana caranya jinyoung menyelamatkan bibi, yang bibi tahu, bibi telah terbangun di rumah sakit. Dan esoknya jinyoung mengajak bibi ke pemakaman suami dan putra bibi.
Zizi tertegun mendengar semua cerita nyonya park. Hatinya sungguh pilu mendengar semua cerita dari nyonya park. Pantas saja keadaan nyonya park saat ini begitu menyedihkan. Trauma masa lalu adalah penyebab nya.
Bibi yang sabar ya, zizi yakin allah memberikan semua cobaan ini karena ia tahu bibi pasti mampu melaluinya. Ucap zizi seraya mengusap punggung nyonya park
Terima kasih nak, bibi sekarang hanya mencemaskan satu hal
Apa itu bi?
Jinyoung, dia terlalu mengkhawatirkan bibi, dia sudah banyak berkorban demi bibi. Bahkan ia merelakan masa muda nya hanya untuk memikirkan cara balas dendam kepada orang yang sudah menghancurkan keluarga bibi. Bibi benar benar khawatir dengan keselamatannya. Hanya ia satu satunya keluarga yang bibi miliki saat ini.
Bibi tenang saja. Jinyoung adalah laki laki yang hebat. Dia tidak akan terluka.
Bisakah kau menolong bibi? Mau kah kau merubah jinyoung yang dingin dan kejam seperti sekarang menjadi jinyoung yang hangat dan lembut seperti dulu.
Zizi melihat mata nyonya park memohon padanya. Terlihat disana bahwa nyonya park sangat menyanyangi jinyoung. Zizi tidak tega untuk menolaknya. Jujur, zizi kurang suka berurusan dengan jinyoung. Dia sangat dingin dan datar. Tapi yah apa boleh buat. Ini semua demi nyonya park. Yah hanya demi nyonya park tidak lebih.
Baiklah bibi, aku akan berusaha
Terima kasih zi
Bibi park memeluk zizi dengan penuh kasih sayang. Tanpa mereka sadari, jinyoung sudah memerhatikan interaksi keduanya dari tadi. Jinyoung juga sudah mendengar semua curahan hati bibi tersayang nya itu. ia benar benar akan berterima kasih kepada dokter zi. Berkat dokter itu, bibi nya sekarang dalam kondisi yang bisa dibilang lebih stabil dari biasanya.
Ehm, selamat sore bi, ucapan jinyoung membuat zizi dan nyonya park melepas kan pelukan mereka.
Jinyoung?, kau sudah pulang nak?
Iya bi, hari ini aku ingin menemui bibi lebih cepat.
Kau merindukan ku eoh?,
Aku sangat merindukan bibi, rengek jinyoung manja.
Hal ini membuat zizi terkejut. Apa ini benar sidatar yang kejam itu? kenapa ia menjijikan sekali kalau sedang manja? Batin zizi
Kenapa kau bengong dokter kepo? Segera menyingkir dari sisi bibi ku. Aku ingin memeluk nya, suara jinyoung membuat zizi tersontak dan segera bangkit untuk sedikit memberi ruang antara jinyoung dan nyonya park.
Tanpa ragu jinyoung langsung memeluk nyonya park dengan erat. Zizi yakin, hanya ia yang beruntung bisa melihat sifat jinyoung yang manja seperti ini.
Setelah acara pelukan jinyoung selesai.
Hei dokter kepo, aku ingin berbicara berdua dengan mu ditaman
Aku? Untuk apa? Oh sepertinya zizi lupa dengan tujuannya datang kemari. Bukankah zizi juga ingin berbicara berdua dengan jinyoung?. Wajah jinyoung yang tampan ditambah lagi sikap manisnya tadi membuat zizi terlena.
Pokok nya ikut saja, bibi aku tinggal sebentar ya, setelah minta izin kepada bibi nya, jinyoung segera menarik tangan zizi keluar dari ruangan nyonya park.
Dasar anak anak muda, nyonya park tersenyum melihat tingkah jinyoung dan zizi
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo [END]
Teen Fictionhallo readers, ini cerita pertama aku. aku ngak pandai bikin deskripsi jadi kalau penasaran langsung baca aja ya😊 jangan lupa vote dan komen.